Hal itulah yang terlintas dibenak Gus saat malam minggu, bersantai sejenek melepas lelah selepas kerja seharian.
Dalam tulisan kali ini, Gue mau share buat pembaca sekalian perihal keunikan, baik buruknya, kondisi lingkungan serta bagaimana kehidupan sosial di tempat Gue bertualang di Kota Serui, Pulau Yapen.
1. Pinang
Ya, buah yang satu ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat terutama yang asli Papua. Selain pinang, warga juga mengucah sirih yang dicampur dengan tepung putih. Warga asli menyebutnya sirih dicocol dengan kapur (warna putih).
Setiap orang juga sering berbagi pinang kepada sesama, terutama saat ngobrol-ngobrol santai. Gue melihat, rokok menjadi kebutuhan nomor dua setelah pinang.
Pinang tidak hanya menjadi kebutuhan bagi warga asli, pendatang juga mulai banyak menyukai buah tersebut, "mengurangi rasa lapar," ucap salah seorang warga yang ditanya.
1 pinang, satu 1 sirih, dan segenggam kapur, semua dihargai 1.000 rupiah saja. Pinang memang dikenal sebagai salah satu ciri khas orang Papua. Tidak lengkap rasanya jika ke Papua kalau tidak menocoba pinang.
2. Seluruh kegiatan ditiadakan mulai pukul 6 pagi sampai jam 1 atau setelah Zuhur di hari minggu.
Peraturan seperti ini baru pertama kali Gue rasakan.
Mengapa ? "Untuk menghormati warga umat kritiani yang sembayang," jawab salah seorang pemilik toko kaca mata.
Jika ada toko yang buka atau melanggar peraturan, maka akan dikenakan sangsi berupa denda mulai dari 500.000 sampai 1.000.000 rupiah, nominal tersebut tergantung seberapa besar toko yang melanggar.
3. Jual beli mahal
Jelas, maklum saja, biaya setiap pengiriman barang tentu saja mahal, karena rata-rata kebutuhan sekunder banyak dipesan dari Jakarta, atau yang paling dekat itu Surabaya. Walaupun sudah memakai jasa ekspedisi sekalipun, biaya tetap mahal.
Banyak yang berfikir, harga barang-barang di Papua itu mahal. Untung yang didapat oleh penjual memang besar. Hal tersebut sesuai dengan resiko barang yang dibawa. Terkadang, barang2 yang sudah dipacking oleh distributor bisa rusak saat pengiriman sedang berlangsung. Selain rusak, kadang ada juga barang yang hilang dalam dus yang sudah dibungkus oleh distributor. Entah siapa pelakunya, biar tuhan saja yang tahu.
4. Wisata belum terpublikasi.
Serui yang bertempat di Pulau Yapen memiliki berbagai macam wisata bahari yang memanjakan mata. Pantai indah dengan berbagai biota laut mudah sekali ditemui jika pelancong pergi ke Pantai Sarawandori, Pasir Putih Menawi, Almarea, Serui Laut, Mareday, dan masih banyak lagi lokasi yang belum dijangkau.
Selain pantai yang disebutkan tadi, berbagai budaya dan tradisi wakamsi (warga kampung sini) juga dapat disaksikan. Kegiatan tersebut beberapa kali Gue lihat saat pergi ke kampung-kampung terdekat kota. Salah satunya saat akhir bulan November 2017, anak-anak tengah asik menari mengiri musik. Tarian tersebut diadakan untuk menyambut datangnya bulan Desember dan tentunya hari natal.
5. Sampah
Ya, sampah selalu menjadi problema disetiap kota di Indonesia. Budaya membuang sampah sembarangan masih menjadi hal yang biasa di Serui. Walau setiap hari K3L bekerja, sampah masih terlihat.
Tempat pembuangan sampah sangat mudah ditemui. Bagi yang berkunjung ke Serui dengan menggunakan pesawat, pastinya akan menemui tempat sampah yang berada di tepi jalan. Setelah sampah diletakkan di tempat pembuangan akhir, solusi agar sampah benar-benar hilang adalah dengan cara dibakar.
Entah sampai kapan sampah akan dibuang disana, Gue juga tidak tahu. Harapan terbesar dari Gue sendiri adalah tempat pembuangan akhir dipindah ke wilayah yang jauh dari jalan raya. Jika berada ditepi jalan, aroma sampah yang menyengat akan mengganggu perjalanan.
6. Banyak libur sekolah
Hal ini yang menjadi perhatian besar bagi Gue. Bagaimana tidak, hari libur begitu banyak diberikan kepada anak sekolah. Selain tanggal merah, liburan juga diberikan saat memperingati hari jadi kota.
Selain itu, liburan juga bertambah dihari raya besar agama. Biasanya, sekolah akan aktif kegiatan belajar mengajar sebulan setelah tanggal merah dihari raya. Hal tersebut terjadi karena tenaga tenaga pengajar juga menambah jadwal liburan berhari-hari lamanya.
"kenapa tidak sekolah?"
"gurunya masih di kampung halaman," ujar sepupu yang sedang bersekolah di Sekolah Menengah Atas.
Selain dia, masih banyak murid yang merasakan hal yang sama. Mungkin, beberapa guru ada yang tepat waktu datang, namun sebagian besar guru yang berasal dari luar wilayah banyak yang mengambil jadwal lebih untuk berlibur lebih lama, miris.
7. Susahnya ngucapin "terimakasih"
"Terimakasih", kata yang akan jarang ditemui, apalagi setelah lo memberi petunjuk arah buat yang bertanya. Ntah itu budaya, atau kebiasaan, Gue juga tidak tahu.
Hanya kesabaran yang dapat memaklumi kebiasaan seperti itu. Mungkin, di sini tidak terlalu berarti, namun Gue yakin jika kebiasaan songong tersebut dibawa ke kawasan yang memiliki tingkat sopan santun yang tinggi, tentunya kebiasaan itu akan membawa dampak buruk bagi si pelakunya.
8. Ojek 5ribuan
Yap, ongkos ojek di Kota Serui, jauh dekat 5 ribu saja. Namun harga bertambah jika penumpang diantar keluar kota. Kadang, ojeker yang merupakan pendatang tidak mau mengantarkan sampai keluar kota. Kebanyakan ojeker dari warga aslilah yang mengantarkan keluar kota.
Jalanan yang masih rawan tindak kriminal menjadi faktor tidak maunya ojeker mengartakan penumpang keluar kota. Jalan yang harus dilewati cukup jauh dan ojeker harus melintasi jalur yang sepi dan selingi dengan hutan yang rimbun.
9. Gila, Tidak. Strees, Iya.
Banyak yang menyebut orang stres disini gila. Tapi aslinya mereka memang stress. Berjalan, berbicara sendiri dengan pakaian yang tergolong rapi.
"coba saja ko kasih rokok atau uang, dia pasti terima dan berbelanja makanan sesuai yang dibutuhkan," ujar salah seorang penjual di pasar.
Penyebab stres dikarena kebutuhan yang tidak terpenuhi. Tidak mau bekerja walau sudah diberikan lapangan pekerjaan.
10. Perseru di hati.
" Sa Papua, Sa Perseru," salah satu baju yang dipakai oleh warga asli saat menyaksikan tim kesayangan bertanding di kandang sendiri melawan tim tamu asal Sumatera.
Kecintaan warga terdahap tim orange hitam ini terlihat jelas saat banyaknya warga asli yang berbondong-bondong datang ke Stadiun Marora, menghentikan kegiatan dan mengajak saudara-saudaranya menonton pertandingan.
H-4 hari sebelun pertandingan akan ada pengumunan langsung yang diinformasikan melalui toa besar yang terpasang diatas atap mobil pick up milik pemda.
Yosss...
Sekian dulu guys, masih banyak hal-hal unik, peristiwa serta apapun tentang Kota Serui. Banyak yang belum bisa diungkapkan, namun hanya itu yang baru Gue sematkan dalam bentuk tulisan. Beberapa fakta akan menjelaskan bagaimana indahnya negeri di timur Indonesia ini. 10 hal diatas hanya pandangan dari Gue saja. Semoga bermanfaat, dan pantengin terus e ...