footer social

Pages

Wednesday, June 26, 2019

Minggu ke empat, Hanya Dugaan

Salam walking guys
Kemaren, gue memperoleh pelajaran yang menarik untuk dijadikan bahan untuk mawas diri. Peristiwa tak terlupakan gue peroleh saat berjalanan-jalan dari gerbang Cileunyi menuju kampus di Jatinangor. Seorang bocah kelas 1 SMA yang mengingatkan gue pentingnya perhatian orang tua untuk anaknya.
Saat perjalanan yang menempuh jarak 3,7 km, tepatnya di pertigaan jalan antara arah menuju Jatinangor ke kanan dan Cibiru ke kiri, Gue mendapati seorang remaja yang juga berjalan kaki dengan baju yang kusam.
Lagi jalan santai, gue bertemu lagi dengan remaja tersebut didepan SPBU Jatinangor. Seolah-olah kami berjalan beriringan menuju arah yang sama. Saat melewati jalan raya depan IPDN Jatinangor, gue mempercepat langkah agar bisa mendahului dia yang masih sibuk melihat ke belakang, mencari mobil yang bisa ditumpangi.

Sedang asik mendengar lagu,

“a’ mau kemana?“, tanya bocah SMA yang tersenyum melihat gue tersenyum.

Giu berhenti, “oh, saya mau ke kampus mas”,
“mas, mau kemana emang”,
“mau ke Sumedang sih”, ujar mengangguk.

“ooohhh”, Gue terus berjalan beriringan.

Saat perjalanan menuju kampus, gue terlalu melihat pakaian remaja berkulit coklat yang sudah terlalu kusut.

Gue berfikir, apa yang terjadi dengannya?

Kenapa dia bisa berjalan ke Sumedang?

Dan, apakah dia benar orang yang sedang berjalan kaki atau sedang iseng-iseng mencari korban untuk dipalak?

“a’,kenapa jalan juga ya”, sambil melihat gue yang terlihat lelah berjalan.

Dia yang saat itu membawa tas kecil masih terasa segar, namun gue melihat raut wajah yang terlihat lelah dan lungkai, seperti ada sebuah masalah yang hinggap pada dirinya.

"Tadi soalnya turun di depan rumah sakit AMC, mau naik angkot juga malas, dan pengen jalan juga sih ke nangor," jelas gue.

Sekitar 50 meter sebelum sampai di gerbang kampus,
“mas, kok bisa jalan ke Sumedang?, tanya gue penarasan,

”ya, nggk punya uang a”,

“kok bisa?” tanya gue bingung.

“saya habis main ke rumah teman”
Gue semakin penasaran, langkah gue perlambat sambil memegang pundak remaja tersebut.
“emang bawa uang awalnya dari Sumedang berapa ya mas”,
“25.000 rupiah a”,
“nekat juga”, sanggah gue pada remaja yang terlihat semakin lelah.
Gue mengeluarkan uang sebanyak 12.000 rupiah, kemudian memberikannya kepada remaja tersebut,

“eh, nggk usah mas”, gue menahan tangannya agar tidak mengembalikan lagi uang yang telah diberikan.

“Ambil, ambil, saya ikhlas kok”
“tapi mas mahasiswa, perlu duit”,

“aman kok” tegas gue.

Uang gue akhirnya diterima. Beberapa saat sampai di gerbang, gue memberikan pertanyaan yang tiak bisa dia jawab,

“orang tuanya nggk tau kalau masnya pergi”, dia langsung menunduk saat pertanyaan terakhir gue berikan.

“tau kok”, muka rada cemas, seperti ada yang disembunyikan. Nggak tau itu apa, yang jelas gue nggak mau menduga-duga.

Pernyataan gue sembari melihat matanya, “tapi, orang tuanya tau nggk kalau mas nya kesini jalan kaki terus nebeng sama orang lain ke Bandung”,

“nggk mas”, pungkas remaja yang semakin menghindari pertanyaan gue.
Dia kemudian langsung melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Sari, kemudian naik angkot menuju Sumedang. Percakapan kami masih gantung, gue masih bingung, kenapa mukanya langsung terlihat pudar dan gue merasa dia punya masalah yang berat.

Sampai malam menjelang, gue menceritakan kejadian yang dialami tadi kepada teman di kampus bernama Sulaiman, panggilannya Man.

Man berkata,
" Hal tersebut memang sudah banyak terjadi pada beberapa remaja, mungkin mereka sedang mengalami masalah dalam keluarganya sehingga bisa melakukan tindakan sesuka hati dan mengikuti nafsu jahat yang mendekati. Semua kembali kepada masing-masing diri, jika kamunya sudah terbiasa berbuat baik kepada sesama, maka perbuatan memberi uang seperti yang kamu lakukan tadi tidak akan terlalu kamu fikirkan baik buruknya. Entah saat itu kamu sedang ditipu atau memang sedang berhadapan dengan orang yang sedang membutuhkan pertolonganmu”.

Gue beranggapan, pernyataan teman gue tadi memberikan isyarat. Jika ingin berbuat baik, maka lakukanlah !, jangan menunggu dan jangan berdebat dalam hati.

Yang jadi pertanyaannya,"Apa yang telah terjadi ?"

Monday, June 24, 2019

3 Kunjungan Sebelum ke Pantai, Menawi, Papua

Berlibur ke tempat yang jauh dengan pesona alam yang masih asri membuat jiwa menjadi lebih tenang dan santai. Salah satu tempat wisata yang bisa dicapai dengan jalur yang terbilang sangat sepi ada di pantai pasir putih Manawi, Kepulauan Yapen, Papua.

Lokasi yang berada di jalur lintas menuju Dawai ini pastinya memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung, Ane yakin 80%.

3 Kunjungan yang ane peroleh sebelum sampai di Pantai Pasir Putih, Menawi

1. Berkendara dengan sepinya jalan.
Maklum saja, didaerah yang masih jauh dari kata maju, atau berkembang, ane sering sekali merasakan situasi seperti itu. Jika ada kendaraan yang lewat, itu hanya mobil travel Serui - Dawai, kalau ada motorpun, kebanyakan yang bawa adalah orang asli Papua. Jalur yang memang jauh dari kota, dan sebagai penghubung daerah yang satu ke daerah yang lain memang menyimpan pesona yang bisa dilihat sekilas mata saja. Jika berhenti sebelum sampai tujuan, ane sendiri juga ragu.

2. Hutan di Kiri Kanan
Selain sepi, kadang bulu kuduk merinding dikala sore menjelang. Keadaan yang juga pernah ane rasakan ketika melewati jalur dari Batu, Malang menuju Surabaya setelah melewati Gunung Arjuna. Mungkin kalau lebih malam lagi ane melewati jalur tersebut, yang kelihatan mungkin hanya cahaya lampu motor.
Hutan yang lebat selalu dihiasi oleh binatang-binatang nan eksosis, manis, dan kadang bisa eksis jika ditelusuri lebih dalam lagi.

3. Pastinya, pemandangan indah
Hal seperti ini biasa terjadi ketika ane mulai keluar dari jalir hutan nan menanjak. Biasanya di ujung pendakian, ane memperoleh view yang bagus. Lumayan untuk nambah koleksi foto. Pulau-pulau kecil dengan tepian pasir putih serta birunya air seakan membuat rasa penat hilang, "Sungguh nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan."

Ane berkesempatan datang ke pantai yang memiliki biota laut cantik ini mengagumi indahnya wisata bahari yang masih sepi pengunjung. Selain dari jaraknya yang jauh dari ibu kota, belum ramainya promosi wisata di pulau menjadikan tempat wisata patut di kelola dengan baik. Selain itu, jalur lintas menuju pantai memang tidak ada ojeg yang bisa mengantar, kebanyakan orang-orang pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi, dan itupun motor

Saat berangkat dengan menggunakan motor, jalan yang mendaki dan menurun dari Serui menyebabkan bahan bakar motor cepat habis. Sangat disarankan untuk mengisi penuh tangki motor atau membawa bahan bakar cadangan agar sewaktu-waktu bisa bermanfaat saat Spidometer sudah menunjukkan E (empty).

Jangan lupa bertanya kepada penduduk sekitar jika ragu dengan lokasi pantai yang minim petunjuk arah. Ane yang sebenarnya yakin dengan jalur yang ditempuh, terkadang masih bertanya kepada penduduk yang tengah lewat di tepi jalan agar tidak ada lagi keraguan saat menuju pantai.

Mari Bangun Usaha

Coba Berwirausaha
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi orang sukses dalam berwirausaha. Anda tidak harus mengawalinya dengan modal yang besar. Namun, memanfaatkan lingkungan sekitarpun juga bisa. Selain doa dan usaha, kreatifitas harus dimiliki oleh masing-masing individu.

Dalam sebuah seminar yang ane ikuti, ada beberapa hal yang bisa dijadikan ladang usaha pribadi ataupun kelompok.

Kamis, tanggal 24 Maret 2016. Seminar yang berjudul "Strategi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)" yang disponsori oleh Bank BNI di gedung Unpad Training Center sebagai wadah pelatihan menjadi seorang pengusaha, serta adanya dukungan penuh dari pemerintah Kota Bandung untuk Jawa Barat yang lebih baik.

Bank BNI yang menjadi salah satu instansi yang ikut mendukung program pemerintah ini, memberikan cara bagaimana masyarakat bisa ikut program KUR. Calon pengusaha tidak butuh waktu lama untuk pencairan dana, cukup datang ke Bank BNI dan mengikuti segala prosedur yang telah ditetapkan. Sasaran KUR yaitu usaha yang menghasilkan nilai tambah dan mampu meningkatkan pendapatan. KUR juga telah diatur dalam Permenko No.8 tahun 2015 tanggal 19 Oktober 2015 (Penyempurnaan dari Permenko No. 6 tahun 2015 tangga l5 Agustus 2015).

Dalam hal ini, Kredit Usaha Rakyat memberikan dana pinjaman bagi tiga jenis KUR yaitu, KUR Mikro dengan dana yang di pinjamkan mencapai 25 juta Rupiah, KUR Ritel dengan dana pinjaman mencapai 500 juta rupah serta KUR TKI dengan dana yang mencapai 25 juta rupiah untuk Tenaga Kerja Indonesia yang ingin mencoba peruntungan menjadi seorang pengusaha di negeri orang. Semua telah diatur dalam undang-undang  sehingga dalam ketetapannya bunga yang diberikan untuk pengembalian modal tersebut sebesar 9%.

Dalam KUR ini, beberapa sektor usaha yang dapat dimodali yakni Pertanian, Perikanan, Perdagangan, Pengolahan, Jasa dan Industri Kreatif. Sektor Industri Kreatif berasal dari pemanfaatkan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya cipta individu tersebut. Sektor industri kreatif meliputi periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, music, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan serta kuliner yang tidak pernah ada habisnnya.

Proses untuk mendapatkan KUR terbilang mudah dan cepat, calon debitur yang ingin meminjam modal diwajibkan membuat sebuah proposal untuk usaha yang akan dijalani. Kemudian, berkas proposal tersebut dapat di rekomendasikan oleh kampus yang bekerja sama dengan Bank yang mensponsori kegiatan KUR. Kemudian, proses kredit dan keputusan kredit dari pihak pemberi modal dan akad kredit. Selesai akad kredit, maka dana langsung bisa diproses dan dapat digunakan sebagai modal usaha yang nantinya akan di kembangkan oleh masing-masing pelaku usaha.

Dalam hal ini, KUR juga memiliki syarat yang harus di penuhi oleh calon penerima modal dengan  kriteria, usaha yang dijalankan minimal 6 bulan dengan usia pelaku usaha minimal 21 tahun atau sudah menikah, tidak tercantum dalam daftar DHN dan permasalahan SID Bank Indonesia serta menyerahkan dokumen berupa tanda pengenal secara keseluruhan.

Pada tahun 2016 target yang dicapai oleh KUR nasional sebesar 100 triliun atau 3,3 kali kipat dari target tahun 2015 dengan target debitur lebih kurang 4,48 juta debitur, untuk wilayah Bandung sebesar 1,1 triliun dengan realisasi per posisi 22 maret 2016 sebesar 222,81 Milyar dengan 832 debitur. Untuk mendapatkan modal yang besar memang di perlukan usaha yang besar pula untuk mewujudkannya. Kemudian usaha yang dilakukan dengan dana pinjaman tersebut akan tetap dipantau dan dibina sampai usaha tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target KUR terlebih untuk pelaku usaha tersebut.

Bandung merupakan kota dengan kreatifitas yang tidak ada habis-habisnya. Kita sebagai warga Bandung atau mahasiswa yang berkuliah di Bandung seharusnya bisa memanfaatkan momen ini sebelum nantinya kita balik ke kampung halaman. Banyak hal yang bisa diperoleh dari kota ini, baik itu kreatifitas, pendidikan, fashion atau wisata. Untuk usaha yang ada di Bandung ini, yang mendominasi dan paling banyak di cari oleh para pengunjung yaitu kuliner, fesyen dan kerajinan. Tiga usaha tersebut sampai sekarang masih banyak berdiri dan menjadi sasaran bagi para wisatawan yang mengunjungi Bandung. Tidak salah jika kita bisa memanfaatkan peluang tersebut menjadi sebuah usaha yang nantinya bisa membuat hidup kita lebih baik.

Wisausaha yang ditargetkan di Bandung untuk tahun 2016 ini sebanyak 100.000 pelaku usaha. Jumlah yang sangat banyak untuk mengurangi angka pengangguran di kota ini. Adanya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kota serta kampus yang ikut berpatisipasi menfasilitasi pelatihan ini, maka peluang untuk menjadi seorang pengusaha tersebut terbuka lebar bagi kita.

Banyak hal yang telah diberikan oleh pemerintah Kota Bandung dalam membantu warganya untuk mencapai kesejahteraan salah satunya dengan aplikasi yang di buat oleh pemerintah kota Bandung untuk warga yang ingin melakukan usaha serta dengan aplikasi GAMPIL Bandung merupakan nama aplikasi ini juga berfungsi sebagai penyedia layanan untuk mendaftarkan izin usaha yang mereka miliki.

Dalam mensejahterakan penduduknya. Selain pemerintah, lembaga perguruan tinggi seperti kampus juga berperan aktif dalam menyediakan layanan untuk melakukan beberapa pelatihan baru-baru ini. Salah satu kampus yang telah melakukan kegiatan ini yaitu Unpad, kampus yang telah berdiri dari tahun 1957 ini, ikut andil bagian membantu warga Jawa Barat terutama Bandung untuk menjadi pengusaha, Unpad Training Center menjadi tempat untuk pelatihan bagi para calon pengusaha agar tercipta para pengusaha yang nantinya juga mengurangi tingkat pengangguran di Jawa Barat.

Begitu banyak dukungan yang diberikan kepada kita untuk menjadi sukses dalam bidang usaha. Setiap hal yang ingin dilakukan sebaiknya diiringi dengan niat yang kuat tidak hanya keinginan semata. Kita sama-sama belajar dalam hal ini, tidak ada kata terlambat dalam usaha dan belajar. Setiap yang dilakukan adalah pelajaran dan evaluasi dalam kehidupan, yakinkan diri untuk bisa bahagia dikemudian hari karena kita makluk tuhan yang memiliki kreatifitas tinggi.

Sunday, June 23, 2019

Dermaga Bintang, Bukit Moko

Jalan-jalan ke kota Bandung memang mengasyikan dan banyak tempat-tempat wisata yang seru dinikmati. Salah satu wisata seru tersebut ada di bagian ujung kota Bandung. Puncak Moko atau sekarang sering disebut Dermaga Bintang. Lumayan, waktu ane kesana cukup sepi, karena datang pagi-pagi, jadi bisa sepuas-sepuasnya tu ngambil gambar, plus cuci mata.
Sebelum sampai di puncak moko, ane cukup banyak lihat pemandangan hijau dengan area perasawahan yang tertata rapi pada bagian kanan jalan. Maklum aja, ketika melewati jalur moko, ane fikir udah jalan di atas gunung sih. Sekitar 30 menit perjalanan ditempuh dari bawah, alias dari persimpangan jalan raya. Anggap aja ane berangkat dari Saung Angklung Ujo, soalnya jalur masuknya sama saja.
Sampai di area Dermaga Bintang, ane kala itu bawa motor dikenakan biaya parkir seharga 2.000 dan mobil seharga 5.000 rupiah saja. Di area parkiran, ada cafe yang menyediakan tempat duduk santai untuk melihat pemandangan Kota Bandung. Namun, pengunjung diharuskan membeli makanan, kemudian baru bisa masuk area untuk melihat pemandangan. Harga masing-masing makanan mahal juga sih, tapi kalau pengen melihat pemandangan indah lagi, pemandangan itu ada di depan cafe.
Jika ingin memasuki Dermaga Bintang, ane dikenakan biaya sebesar 10.000 rupiah sepuasnya. Setelah bayar tiket, ane melanjutkan perjalanan ke dermaga bintang, menanjak dengan kemiringan yang cukup bikin kaki lelah.
Sampai di atas dermaga bintang, ane musti hati-hati lagi, tingginya dermaga bintang seakan membuat ane melayang karena angin dipagi cukup kencang. Saat itu, mendung juga menyertai kunjungan walau hanya sebentar saja. Beberapa kali ane coba buat naik pagar pembatas, tapi gagal. Ane coba lagi, tapi angin semakin kencang, dan ane putuskan untuk kembali ke kosan. Selain berkunjung ke dermaga bintang, di puncak moko juga terdapat wisata hutan pinus yang menyenangkan. Pengunjung nantinya akan dimanjakan dengan susunan pohon pinus yang tertata rapi.
Nikmati terus wisata indonesia dengan segala fasilitas yang tersedia dan berikanlah info yang selengkapnya untuk bersama.
Menuju Dermaga Bintang


Tangga ke Atas Dermaga Bintang

Keliling Area Dermaga Bintang, Moko


Friday, June 21, 2019

4 Hikmah dari Lapas

Kehidupan terasa lebih indah jika bisa berbagi satu sama lain. Saling memberi dalam hal apapun selagi tujuannya baik, tentunya akan memperoleh hasil yang baik pula. Tidak pandang status sosial, semua orang pantas diberi apresiasi tinggi jika dia mampu memberi motivasi kepada siapapun yang merasakan dampak positif atas apa yang dia sampaikan. Ane merangkum kembali kisah lama yang baru teringat kembali, perihal anak lapas yang telah memberi ane banyak pelajaran berharga dalam hidup. 

Tahun 2014-2015, Ane diberi kesempatan bergabung dengan Komunitas Lapas Anak Berbagi. Ttahun itu juga ane pertama kalinya memasuki kawasan Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas 3A di Sukamiskin, Bandung.

Begitu banyak pembelajaran yang ane peroleh dari berbagai sumber, untuk itu ane menyusun dalam 4 poin penting ketika ane berkegiatan di Lapas Anak.

1. Bersyukur

          Kata pertama yang terlintas dipikiran adalah syukur. Saat seumuran mereka, ane kadang juga ikut kegiatan seperti itu. Ya, balap liar. Mereka yang disana, ada yang tertangkap ketika balapan liar. Kegiatan seperti seakan mengingatkan ane pada kejadian kelam dulu, hanya saja ane sedikit beruntung ketika ane tidak mengalami kejadian sama seperti yang mereka dapati.

         Ketika mereka yang berumur 12-19 tahun sudah mendekam dibalik jeruji karena berbagai persoalan yang mereka perbuat, ane merasa beruntung ketika umur segitu tidak mengalami kejadian pahit seperti itu. Peranan orang tua selalu ane dapati 24 jam, sedangkan mereka, ada yang tidak dapat perhatian seperti itu. Karena itulah, lingkungan yang tidak pantas mereka ikuti akhirnya menjerumuskan mereka pada kekhilafan.

2. Berbagi

          Kegiatan yang berlangsung hampir dua tahun juga mengingatkan ane betapa pentingnya berbagi kebaikan kepada sesama. Tidak hanya kami di komunitas, mendengar cerita mereka yang mempunyai berbagai cita-cita besar pembalap, polisi, tentara, cheff, bahkan ada yang ingin menjadi gubernur di masa depan turut memberikan pelajaran berharga bagi kami yang seharusnya bisa melakukan sesuatu yang lebih besar lagi bagi negeri.

          Pengalaman buruk yang mereka katakan sebenarnya bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk dapat berbagi dengan yang lain. Ketika kepercayaan diri kendur karena bully-an dari orang luar, disaat itulah kami, volounteer datang memberi motivasi, materi, pengalaman yang semoga disuatu saat nanti bisa digunakan.

          Seorang bocah pernah berkata,"lebih baik saya kembali ke lapas, daripada harus dibuli di kampung halaman sendiri," kerjadian tersebut dialami oleh hampir seluruh anak lapas yang telah bebas.

3. Bersama

          Dalam berbagai kegiatan, seperti pemberian materi futsal oleh pelatih yang kami minta langsung dari mantan pemain PERSIB, anak-anak lapas sangat antusias saat mendengar materi yang diajarkan, beberapa dari mereka ada yang sampai mengajak kami bermain futsal. Walau nafas nggak sekuat mereka, setidaknya dengan bermain bersama, kegiatan kami menjadi lebih bermanfaat bagi mereka.

          Tempat tinggal mereka dilapas bulanlah dibalik sel jeruji, melainkan semacam asrama layaknya pesantren. Kebersaaman mereka terbentuk oleh kegiatan posifit seperti sholat berjamaah, mengaji, sampai mendengarkan ceramah di masjid lapas. Suka duka dijalani, hingga yang memisahkan mereka hanya kebebasan dari lapas.

4. Berkreatifitas

         Dalam hal ini, merekalah yang banyak memberi kami berbagai macam ilmu, terutama saat ane melihat sendiri karya seni yang mereka selesaikan dari berbagai macam barang-barang yang tidak terpakai. Satu hal yang nggak bisa ane lupa, ketika seorang anak lapas mengajarkan ane membuat lampion dari benang. Materinya memang dari volounteer, tapi ide agar ane membuat usaha tersebut terinspirasi dari satu bocah yang saat itu tiba-tiba saja berteriak,
"ieu' usaha aing," atau
"ini usaha saya,".

          Beberapa hari berlalu, ane coba membuat, dan akhirnya terjual. Namun, usaha tersebut tidak dilanjut, karena ane udah kerja ditempat lain, sehingga waktu terasa sempit untuk menambah kegiatan usaha tersebut.

           Pelajaran yang berharga tentunya diperoleh dari hal yang tak terduga, setiap orang yang dikira biasa, terkadang mereka menjadi seorang yang luar biasa, apalagi selalu memberi inspirasi buat kita. Siapapun mempunyai pribadi yang menginspirasi, tinggal bagaimana sikap tersebut menjadi tanda jati diri.

Kegiatan Senam di Aula, Lapas

Thursday, June 20, 2019

Pergi ke Lapas, Yuk

Ane teringat kisah lama ketika menjadi volounteer di Lapas Anak Sukamiskin Bandung. Tempat yang mengajarkan banyak hal, salah satunya peduli terhadap ketidakpercayaan diri anak. Banyak pengalaman yang ane dapati selama berada dikomunitas yang berdiri sejak pertengahan 2014 yang lalu. Berbagi, bersyukur, kebersamaan menjadi hal yang tidak akan hilang dari identitas komunitas Lapas Anak Berbagi.

Lapas Kelas 3A merupakan tempat yang dihuni oleh orang-orang yang melakukan kesalahan, baik itu kecil atau kesalahan yang lebih besar. Lapas anak Bandung memang dikhususkan untuk anak-anak yang melakukan tindakan pidana, seperti mencuri, balapan liar, prostitusi dan yang lebih parah yaitu pembunuhan. Setiap anak yang melakukan tindakan tersebut sebenarnya bukanlah dari hati mereka sendiri, melaikan faktor lingkungan dan emosi yang masih labil yang dimiliki. Anak-anak lebih cendrung khilaf dalam melakukan perbuatan mereka, terkadang hanya karena masalah sepele mereka bisa melakukan tindakan yang anarkis dan brutal terhadap orang lain.

Setiap anak yang melakukan tindakan yang salah sebenarnya belum berhak di renggut kebebasannya, terlebih lagi mereka hanya mengikuti apa yang disuruh oleh teman mereka sendiri. Pola pikir mereka yang masih belum jelas sangat gampang dipengaruhi untuk melakukan tindakan yang buruk yang sebenarnya tidak ingin mereka lakukan. 

Ketika mereka telah melakukan tindakan yang salah dan kemudian di jebloskan ke ke lapas, mereka cendrung pesimis dalam hidup dan merasa tidak berguna bagi orang lain. Saat mereka pesimis tentang kehidupan mereka, disanalah proses pembinaan oleh pihak lapas di lakukan untuk membentuk karakter mereka menjadi lebih baik, seperti pengajian, pengajaran karya seni, olahraga dan kegiatan pendukung lainnya yang mendukung mereka untuk bisa lebih percaya diri lagi saat berada di lingkungan luar dan bertemu masyarakat luas. 

Selain itu, banyak komunitas-komunitas sosial yang menjadi fasilitator bagi anak lapas, memiliki tujuan yang sama agar mereka tetap kepada jalur yang benar. Perlu adanya sosok yang menjadi panutan bagi mereka, salah satunya adalah rekan-rekan komunitas sosial dari berbagai kalangan. 

Kebanyakan kita yang lebih beruntung daripada anak lapas malah menghindar dan tidak peduli terhadap mereka yang juga termasuk anak dan kader bangsa. Kita sebagai warga yang baik seharusnya tidak mengucil anak-anak yang seperti itu, kita seharusnya lebih memperhatikan mereka agar mereka lebih percaya diri dengan kemampuan mereka. Banyak anak-anak lapas yang memiliki kemampuan lebih dalam belajar atau berkarya sesuai dengan apa yang mereka inginkan. 

Dari segi lingkungan, Lapas anak bukan seperti sel, atau penjara yang sering terlihat di film-film. Semasa ane berpatisipasi disana, ane melihat lapas anak ibarat sebuah pesantren kecil. Ada masjid, sekolah, dan beberapa ruang yang dijadikan sebagai tempat belajar seni. Tapi, lapas tetaplah tempat yang masih tertutup. Batasan-batasan tiap ruang dibatasi oleh tetali-tetali yang memiliki tinggi hingga 4 meter.

Selalu ada kenangan indah ketika ane ingat dengan Komunitas Lapas Anak Bandung. Selalu menginspirasi dan menjadi sosok motivator.
Sharing Pengalaman dengan Pemateri di Lapas Anak Berbagi

Tuesday, June 18, 2019

4 Manfaat Sampah, nomor 2 kayaknya bagus

Kita sebagai manusia selalu diberi akal dan fikiran oleh tuhan untuk menjalani setiap nafas kehidupan. Menjadi yang lebih baik dan berguna bagi semua orang adalah hal dapat membuat hati merasa lebih tenang, damai, bahkan akan muncul kata yang disebut BAHAGIA. Salah satu yang membuat keinginan tersebut terwujud adalah dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kreatifitas.

Maksud kreatifitas yang ane madsud adalah berkarya seni dalam memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai. Padahal, barang yang sudah tidak terpakai sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi apapun yang kita mau, misalnya tempat sampah atau fas bunga.

Berikut, 4 manfaat, jika bisa merubah sampah menjadi karya seni.
1. Mempercantik dalam atau luar rumah
Tampilan rumah yang terkesan itu-itu saja kadang membuat bosan, dengan memanfaatkan botol minuman seperti botol sirup, kecap, dan merubahnya menjadi pot bunga, setidaknya akan memperindah penglihat dirumah. Ane bikin waktu itu tempat setangkai bunga yang digantung di dinding garasi mobil.

Tempat Bunga Dinding

2. Mengurangi belanja mainan.
Biasanya, mobil-mobilan sadang mudah didapati hancur karena dilempar sama anak kecil, balita gitu lah. Dari pada hancur, trus beli lagi, mendingan dibikin aja mobil-mobilan dengan memanfaatkan kardus bekas, serta tutup botol air mineral untuk ban mobilnya. Bentuk, ukuran, model, warna dari mobil juga bisa disesuaikan dengan keinginan. Selain itu, anak juga bisa diajak berkreatifitas dengan hal itu. Itupun kalau anaknya mau.

3. Menambah mainan anak atau koleksi pribadi.
Anak lagi. Mereka pasti suka dengan benda kerena yang satu ini. Besi yang tak terpakai lagi tentu dapat digunakan, apalagi punya skill nge-las. Mau besar ataupun kecil tergantung dari jumlah besi bekas tersebut. Replika robot seperti transformer tentunya memiliki nilai seni yang tinggi, mana tau ada yang minat, kan bisa dijual juga.

4. Menambah assesoris ke pasar.
Nih, buat mama-mama kebanyakan. Jika dari susunan benang di rajut bisa menjadi tas, lain halnya tas yang dibuat dari plastik bekas makanan atau minuman instan. Ane sering lihat juga sih disini. Tas mulai seukuran hp, sampai ukuran segeda gaban alias sebesar ransel ada yang pakai, dibuat dari pelastik kopi, keren juga.
Semenjak berkecimpung di dunia persampahan 3 tahun yang lalu, ane melihat banyaknya potensi yang ditimbulkan oleh sampah, terutama dari sisa-sisa barang bekas.





Tidak hanya membuat sesuatu dari benda-benda yang tidak terpakai, menghias barang menjadi lebih indah dilihat juga menjadi salah satu cara kita untuk menghibur diri di ruangan sendiri. Hasilnya, dengan melihat ruangan yang penuh dengan hasil kreatifitas sendiri, kita bisa menjadi merasakan adanya nuansa yang berbeda di ruangan kita.
Jadi sampai kapan kita harus menunggu, selagi bisa melakukannya sekarang, kenapa tidak, ayoo lakukan ….!!!

Ane seriusss...

Monday, June 17, 2019

Terimakasih, Pak Dosen

Setiap pelajaran dalam suatu mata kuliah, biasanya ada quis, kemudian ujian akhir semester sebagai sarana untuk menilai seberapa mengerti mahasiswa-mahasiswi dengan ilmu yang telah diajarkan. Dan, ada nilai, baik dalam bentuk huruf atau angka sebagai bukti dari tes yang telah diberi.

Agar memperoleh hasil yang baik, tentu ada cara yang baik pula dalam prosesnya. Setiap mahasiswa, memiliki cara tersendiri untuk memperoleh nilai yang sempurna. Mulai dari cara yang mudah sampai lebih rumit dilakukan. Tujuannya hanya satu, agar dosen memberi nilai A. Ane bilang mudah, yaitu dengan menghalalkan segala cara, seperti nyontek, lihat buku atau istilah sekarang disebut dengan buka jimat. Namun, apakah cara tersebut bisa memberi dampak yang baik bagi mereka ?

Belajar rajin, mengisi lembar jawaban tanpa membuka buku atau menyontek akan memberi kepercayaan diri tinggi bagi si mahasiswa. Sebagai seorang yang terpelajar, mahasiswa harus mengerti pentingnya dampak buruk tersebut terhadap dirinya. Tapi, jika belajar dengan rajin kemudian mengisi jawaban dengan membuka buku plus ujung-ujungnya nyontek, itu namanya “bodoh”, bahasa minangnya “bengak”.

Si Anton misalkan, terkenal sebagai mahasiswa yang rajin, ke kampus selalu tepat waktu, dan tugas selalu dibuat sendiri. Namun, saat ujian berlangsung, demi memperoleh hasil sempurna, Anton memastikan jawaban yang dibuat tersebut dengan cara membuka kertas kecil yang disebut dengan jimat. Semua rumus dikertas berukuran 10 x 10cm telah dibuat tadi malam sebelumnya. Cara kotor yang dilakukan tentunya dapat merusak citranya sebagai mahasiswa rajin. Tapi, sekali lagi, agar nilai diperoleh sempurna, cara seperti itu tidak akan dianggap buruk baginya, melainkan dapat membantunya lulus dengan cepat.

______
Pengalaman (jangan ditiru)
Ane pernah mendapat pelajaran yang sangat berharga dan tak terlupa sampai sekarang. Seorang dosen yang sangat positif tingking, mata kuliah yang diajarkan adalah mekanika B, kenapa B, karena yang sebelunya ada Mekanika A. Ketika itu ane emang sengaja buka buku saat ujian berlangsung. Ane nggk buat contekan karena nantinya akan buat ane bingung sendiri, mending buka buku sekalian, semisal catatan kawan yang rajin dipinjam untuk lihat proses menjawab dari soal-soal yang diberikan. Lebih efektif dan tidak membuang-buang kertas, ujung-ujungnya global worming.

Prinsip ane saat ujian, "Berani berbuat benari bertanggung jawab," siap dengan nilai jelek jika ketahuan, dan yang pasti
duduk berdekatan dengan teman sepermainan, bukan dengan orang yang terlalu pintar, karena yang terlalu pintar cendrung pelit ngasih contekan, tapi mau nanya jika lagi kesulitan, giliran nanya balik, eh malah pura-pura nggk tau.

30 menit waktu berlalu, it's show time...
Perlahan demi perlahan, catatan yang telah diduduki sesikit demi sedikit dikeluarkan. Mata fokus melihat lembar jawaban sementara tangan kiri membolak balik halaman buku sesuai dengan soal yang tersaji. Ane belum lihat pergerakan dosen sedikitpun dari tempat duduknya.

Suasana ujian masih tenang,
"Uyuuung, uyung," panggilan dari teman yang dibelakang kanan ane. Kalau yang duduk dibelakang biasa tinggal tendang-tendang bangku ane aja sih. Tangan kanan dilambaikan, tapi bukan ke atas melainkan ke bawah, pertanda belum selesai atau SABAAAARRRS.

NB : masih ada proses nyontek yang lain, tapi buat yang ini, satu aja dulu.

Saat seru-serunya melihat tulisan-tulisan nan rapih, berisikan semua rumus yang membuat sebenarnya cukup pusing melihatnya, tiba-tiba saja Pak Dosen datang,

"Ehhmmmm," gemuruh suara dosen.

Sontak, ane langsung mendongak,"iya, pak,"

Namun, dosen hanya diam dan terus berjalan mengawasi mahasiswa.

Ane bingung kenapa lembar jawabannya tidak diambil. Setelah ujian, ane menghampiri dosen yang di ruangannya. Berharap permintaan maaf ane diterima, karena untuk matkul ini, ane nggak siap dapat nilai jelek.

"Tok tok tok," pintu digedor.

"Asalamualaikum, Pak," ujar ane harap-haral cemas.

"Walaikumsalam, ada apa?" cakap dosen yang tengah ngemil rujak.

"saya mau tanya pak, tadi bapak liat saya buka buku pas ujian ya pak ?, kok bukunya nggak diambil, pak,"

"Untuk apa nanya itu, belum ada lo mahasiswa yang nanya seperti itu,"

"Iyaaa, mana tau ngaruh sama nilai, tapi saya lihat bapak membiarkan saya gitu aja,"

Dengan senyum santai, beliau yang dua tahun lagi bakal pensiun menjawab dengan tenang,

"ya, ngapain juga saya ambil lembar jawabanmu, itu caramu memperoleh nilai dan keberhasilan selama kuliah sama saya," ujar dosen.

Ane langsung terdiam,
"Jangan kaget begitulah, santai aja," tutup dosen, kemudian keluar ruangan.

"Oiaa, piring rujaknya bawa ke kantin, sekalian bayarin, ya. Itu aja hukuman buat kamu," tambah beliau.

" whaat .... ???," disuruh bayar rujak.

Semua ada proses dan cara tertentu dalam menyelesaikan tantangan yang datang. Terimakasih kampusku.

Sunday, June 16, 2019

Minggu ke enam, Bangun Plak ...!!!

Salam walking guys
Hati gue bertanya-tanya, kemana kaki akan melangkah setelah turun dari bus nanti. Sontak terbesit nama “Koplak” panggilan akrab teman gue yang bertempat tinggal di Sekeloa, sekitar 2 kilometer dari kampus Unpad Dipatiukur, Bandung. Perjalanan dimulai setelah gue membayar tarif bus sekitar 8.000 rupiah.

Saat turun dari bus, gue langsung dihampiri oleh angkot berwarna putih.

“teeetttt,” bunyi bus yang nyaris menabrak angkot yang tiba-tiba langsung berbelok kiri dan berhenti di tepi jalan depan kampus.

“pak, maju ke depan lagi pak,” kata supir bus.
Angkot tidak bergerak sedikitpun, “teeeettttt,” klakson bus semakin keras sehingga membuat gue menutup telinga. Gue jadi memperhatikan sifat dari supir angkot yang tidak mau berpindah, seolah-olah tidak mendengar klakson bus.

Sebagai warga Indonesia yang baik, alangkah mulianya jika saat mencari uang, kita tidak merugikan orang lain. Bus akan segera berangkat, namun karena ada angkot yang tidak bergerak maju, sehingga bus tidak bisa memutar balik menuju halte penumpang.

Beberapa langkah gue berjalan, gue melihat kondektur bus berjalan menuju angkot yang tengah santai menunggu penumpang.
“Makasi mang,” ucap kondektur bus.

Akhirnya, permasalahan selesai setelah pak kondektur bus datang, meminta baik-baik agar supir angkot mau beranjak dan mengarahkan kendaraan agar bus bisa lewat. Sementara itu, gue langsung melanjutkan perjalanan menuju ke jalur yang ramai kendaraan depan SPBU Dipatiukur, belok kanan menuju Jalan Sekeloa, jalan yang sedikit menanjak.

Langkah demi langkah dimulai.
Siang hari, terik matahari menemani perjalanan gue ketika menempuh jalan yang menanjak, kemudian langsung mengambil jalan pintas menuju jalur besar Jalan Tubagus Ismail Dalam. Badan mulai berkeringat, membasahi baju yang belum sempat dicuci. Walau begitu, kegelisahan belum menghampiri jalan-jalan siang yang semakin terasa panas.

Jalur seakan semakin sempit dengan macetnya jalan yang dilewati. Banyaknya mobil yang melewati jalan serta motor yang tidak mau memberi ruang menyebabkan macet sepanjang jalan sampai ke persimpangan menuju Jalan Tubagus Ismail Dalam.

Macet sudah terjadi sejak mobil sedan yang rendah tidak mau melewati polisi tidur dengan ketinggian sekitar 10 cm. Pejalan kaki serta warga yang memakai motor sudah membimbing jalannya mobil. Entah takut atau masih ragu melewati tanggul kecil, gadis yang membawa mobil tersebut tidak berani melewati tanggul yang sebenarnya bisa dilalui. Selain tidak berani melewati tanggul, dinding pagar yang berada di sebelah kiri mobil juga menjadi penyebab gadis tidak berani mengarahkan mobilnya ke depan. Tiba-tiba, seorang pemuda yang sedang membawa motor gede mengetuk kaca jendela mobil gadis tersebut. Gadis dalam mobil akhirnya mengikuti ajakan dari pemuda yang tersenyum sambil mengatur arah berjalannya mobil agar tidak tergores oleh dinding pagar.

Mobil sedan akhirnya berhasil melewati polisi tidur serta dinding yang hanya berjarak 5 cm dari bagian kiri mobil. Pemuda yang juga sedang pergi menggunakan motor gedenya terus melintas di depan mobil sedan. Bak seorang putri raja, gadis tersebut terlihat seperti dikawal oleh pemuda tersebut sampai di ujung penglihatan gue.

Semua kendaraan kembali melanjutkan perjalanannya, serta gue terus berjalan menuju persimpangan menuju Jalan Sekeloa Raya. Sejuknya udara yang berada di satu pohon membuat gue berhenti sejenak sebelum sampai di kosan Koplak. Sembari melepas lelah, gue mendengarkan lagu ala-ala pantai sehingga gue nyaris tertidur di bawah pohon tinggi tersebut.

Badan mulai segar kembali, Gue sesegera mungkin beranjak dari pohon karena cuaca mulai gelap, kemungkinan hujan akan membasahi gue beberapa menit lagi. Sampai di persimpangan kosan Koplak, Gue melihat banyaknya kendaraan warga di sekitar, namun tidak ada keramaian seperti yang dirasakan di kampung halaman. Komplek perumahan yang selalu ramai oleh ibu-ibu rumah tangga yang selesai berbelanja dan bercerita. Gue berfikir, mungkin kebanyakan ibu-ibu di wilayah ini adalah wanita karier, sehingga jarang bersosialisasi dengan teman-teman sekitar. Gue juga tidak bisa menebak, hanya bisa menduga dan tidak ingin berfikir buruk.

20 meter berlalu dari perumahan, Gue sampai di Kosan Koplak di Jalan Tubagus Ismail lV. Tanpa salam, layaknya rumah sendiri, duduk langsung dan browsing pakai laptopnya. Kebetulam si Komplak bangun hanya untuk membuka pintu kosan, karena yang datang adalah tamu dari kejauhan.

Walau hanya sebentar, perjalanan ini tetap memberi pelajaran berharga bagi gue untuk tidak berfikir buruk tentang apa saja yang terlihat. Alangkah baiknya inisiatif lebih cepat dilakukan daripada hanya melihat orang lain mengalami kejadian yang tidak bisa ditangani sendiri. Kita sebagai manusia merupakan makluk sosial yang saling membantu dan memberi apapun satu sama lainnya.

3 Faktor Kesuksesan, Banyak Belajar dari Nomor 3

Fokus pada diri sendiri menjadi hal yang harus dilakukan oleh setiap individu. Berpegang teguh sesuai dengan apa saja yang dinginkan. Mau menerima pendapat orang lain tanpa menolak, setidaknya mempertimbangkan terlebih dahulu usulan yang sebenarnya memberikan efek yang baik untuk kemajuan diri sendiri.

Setiap pekerjaan yang disukai sebaiknya diselesaikan semaksimal mungkin. Jika dilakukan setengah-setengah, akan menimbulkan kemungkinan buruk yang terjadi. Mengedepankan kepentingan sendiri tanpa ada pihak lain yang terganggu juga menjadi hal yang baik dilakukan agar tujuan bisa segera tercapai.

3 faktor yang menyebabkan seseorang tidak fokus terhadap kesuksesannya, antara lain :

- Banyak keinginan (wacana), tapi tidak di kerjakan.
- Terlalu banyak mikir dari pada aksi.
- Tidak bisa mempertimbangkan pendapat yang di berikan banyak orang.

3 faktor tersebut bisa di tanggulangi dengan cara :
- Lakukan, dan jangan banyak bicara
- Aksi, kerjakan sekarang juga.
- Pandailah memilih mana pendapat yang sekiranya masuk akal dan sesuai dengan jalan fikiran serta hati.

Hal-hal demikian sebenarnya tidak terlalu sulit dikerjakan. Jika, kita bisa melakukannya dengan tenang dan cepat bertindak. Lambat bertindak membuat kita lebih sering masuk ke lubang yang sama. Kekuatan untuk menjadi lebih baik dan bisa berguna bagi orang banyak akan menambah semangat untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Bahagia, Mungkin Kesuksesan yang Sempurna

Kebahagiaan merupakan satu hal yang selalu diusahakan oleh setiap orang. Makanya ada yang sampai bilang,

"lu kemana bro,"

"Nyari kebahagiian."

Hasilnya selalu berbuah kepada indahnya hidup yang di jalani. Life is simple, setiap hal positif adalah keberkahan baginya, hanya dia yang merasakan hal itu dan mencoba membagi kebahagiaan tersebut kepada orang banyak.

Memperoleh posisi kerja sesuai dengan yang diingikan merupakan cara untuk menikmati kebahagiaan yang di harapkan. Terkadang, seorang lebih memilih materi untuk menghasilkan kebahagiaan, materi yang banyak memang tidak luput dengan kemewahan.

Namun, apakah hal itu yang akan terus di cari tanpa mementingkan apa yang seharusnya dibutuhkan oleh diri sendiri ?.

Memperkaya diri untuk mencari kebahagiaan tidak serta merta membuat diri bahagia, akan ada hal yang dipikirkan kemudian di balik kebahagiaan tersebut.

Ane juga menjadi salah satu orang belajar dengan hal itu, Tahun 2016 yang lalu, Ane bekerja sebagai Financial Consultant, bekerja sebagai pialang yang mencari nasabah yang menginvestasikan uangnya, agar bisa di kelola dan nantinya akan mendapatkan untung yang sangat besar dari investasi tersebut. Seiring berjalannya waktu, ane terus berfikir apakah akan terus disini, bekerja tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Ane mendapatkan semua hal yang berbau perkatoran, mewah serta hidup layaknya seorang yang bisa membeli kebahagiaan dengan uang. Beberapa bulan berlalu, Ane belum merasakan kebahagiaan yang dicari kecuali kesenangan yang hanya di peroleh sesaat, itupun kalau ada sesuatu yang membuat senang bukan bahagia.

Saat itu, Ane belajar arti sebuah kebahagiaan yang dicari oleh seorang sahabat yang pernah sebulan bersama Ane, serta tiga sahabat yang masih mencari jati diri kemana kaki akan melangkah untuk kemudian hari, alias nyari kerja. Beberapa minggu sebelumnya, terakhir kami bertemu, salah seorag sahabat sebut saja namanya Putra, bilang kalau doi diterima di salah satu sekolah alam yang ada di Jakarta. Saat di tanya, kenapa ngambil kerjaan seperti itu, doi bilang karena lagi butuh duit saja.

Satu bulan berlalu, Ane masih melakukan rutinitas harian, kerja dan kerja. Pergi pagi, pulang malam. Ane memperoleh kabar, Putra diterima perusahaan yang bergerak dibidang pertanian di Kabupaten Cianjur.

Bukan bermadsud mencampuri atau sok sok an peduli, Ane merasa kalau doi memang lebih memilih bekerja di perusahaan seperti yang pernah di bilang saat kami pulang dari Lampung menuju Jakarta sekitar 3 bulan yang lalu. Padahal doi bilang, bakal senang bekerja sebagai guru, bertemu dengan anak-anak.

-----------
Tidak tau apa yang terjadi, beberapa jam kemudian doi ngasih kabar kalau tanda tangan kontrak di perusahaan tempat bekerja nanti dibatalkan, dan doi lebih memilih jadi guru dan bertahan disana. Satu hal yang membuat Ane terkejut terus senang membaca chatingannya adalah doi lebih milih menjalani profesinya sebagai guru dari pada perusahaan. Tapi, bukan berarti bekerja diperusahaan juga buruk, melainkan banyak juga yang bahagia, karena ada feedback berharga yang mampu membawa hidupnya ke arah yang setiap hari semakin baik.

Semua hal yang berbau kesenangan belum tentu membuat bahagia. Seorang sahabat fisika ane bilang, “sukses belum tentu bahagia tapi bahagia sudah pasti sukses”, sukses karena bisa menahan diri tidak bersikap arogan terhadap kekayaan yang dicari. Sampai sekarang Ane hanya bisa belajar dan terus belajar apakah Ane mati dalam keadaan sukses atau bahagia.

Saturday, June 15, 2019

8 Tipe Orang Saat di Tempat Makan, Nomor 3 Kayaknya Nggk Mungkin

Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda saat memesan makanan. Ada yang sambil menyapa penjual dengan terlebih dahulu memukul, kemudian memesan makanan. Ada juga yang diam, duduk dahulu, kemudian baru memesan.

Pagi sekitar jam 7, Gue pergi ke tempat makan favorit dikawasan Jatinangor, Sumedang. Sarapan lontong padang dengan berbagai macam cemilan menarik seperti, bakwan goreng, pisang goreng, sala lauak, mangkuak, pastel, dan keripik sebagai toping yang diletakkan diatas sepiring lontong. Nikmatnya sarapan pagi tidak hanya Gue rasakan sendiri. Banyak pelanggan yang rela antri untuk mendapatkan satu porsi lontong padang yang sudah berdiri sejak tahun 2007 silam.

Selama berada di tempat makan, banyak hal unik yang Gue lihat. Kadang, Gue sendiri tersenyum melihat tingkah laku pelanggan yang membuat Si penjual lontong lupa dengan pesanan yang diminta. Gue melihat, memahami, menganalisa serta menyimpulkan apa saja yang terjadi selama berada dua jam disana.

Ada 8 keunikan yang dilakukan pelanggan saat berada di tempat makan, mungkina kalian pernah mengalaminya.

1. Pelanggan yang sibuk dengan gadget ketika sedang makan.

Saat si perjual bertanya, kuah mau ditambah atau tidak, Pelangganpun tidak tidak mendengar dan terus asik bermain gadget. Penjual hanya bisa tertawa sambil memasukkan satu jenis kuah saja. Terkadang, pelanggan seperti itu biasanya menerima saja apa yang diberikan. Normalnya, makanan bisa dihabiskan dalam waktu 5 – 10 menit. Gadget ditangan sangat berpengaruh, sehingga makanan bisa selesai dalam waktu satu jam atau lebih.

2. Pelanggan melahap makanan terlalu lama.

Masih berhubungan dengan gadget. Satu chatting satu kerupuk, atau satu chatting satu suap lontong. Kita memang disarankan mengunyah makanan sebanyak 33 kali. Tapi, saat gue perhatikan. Pelanggan bisa mengunyah sampai ratusan kali. Hebat juga, mungkin makannya sudah jadi air.

3. Pelanggan yang sibuk telponan saat memesan.

Pelanggan seperti ini yang biasanya membuat penjual kesal. Saat dia datang, pasti langsung ditanya oleh si penjual mau memesan apa. Si pelanggan hanya menunjuk makanan yang dipesan dengan telpon yang masih di telinga. Sebenarnya tidak masalah bagi si penjual selagi Pelanggan masih memesan. Tapi, ketika si Pelanggan batal memesan dan pergi begitu saja, hal tersebut yang membuat si penjual jadi kesal.

4. Pelanggan yang sibuk membersihkan meja serta mengusir lalat dari cemilan.

Pelanggan yang seperti ini patut dicontoh. Tidak perlu menunggu si penjual membersihkan meja. Si pelanggan dengan senang hati memberihkan meja dengan tisu yang tersedia. Setidaknya, hal tersebut bisa menjadi ladang amal bagi si Pelanggan.

5. Pelanggan yang mengacak cemilan.

Pelanggan seperti ini patut dikasih peringatan keras. Cemilan yang diletakkan di atas piring tidak sewajarnya diambil kemudian di letakkan lagi di tempat semula, terlebih tangannya tidak steril. Kita sebagai manusia harus bisa mengingatkan kesalahan yang bisa membuat orang lain merasa jijik dengan makanan yang sudah disentuk. Lebih baik langsung mengingatkan daripada membiarkan makanan cepat basi setelah tersentuh tanah.

6. Pelanggan yang banyak nanya.

Malu bertanya sesat dijalan, kebanyakan nanya makin bingung kemudian. Pernyataan yang Gue rasa cocok untuk si pelanggan yang kebanyakan nanya. Padahal masih banyak pelanggan lain yang ingin memesan makanan. Hal ini bisa membuat waktu seseorang terbuang karena menunggu si pelanggan yang lama menentukan pilihan.

7. Pelanggan yang sok tau mengenai harga.

Banyak penjual yang merugi ketika dagangannya habis tapi uang yang didapat tidak sesuai dengan perhitungan sebenarnya. Salah satu yang menyebabkan kerugian tersebut ada pada pelanggan yang menghitung sendiri harga dari seluruh makanan yang dibeli. Walaupun jujur, kalau harga yang ditawarkan oleh penjual lebih tinggi daripada yang dibayarkan oleh si Pelanggan. Maka, si penjual akan mendapatkan kerugian yang cukup signifikan. Pastikan dulu harga yang telah ditetapkan oleh si penjual. Apalagi jika kita sudah berminggu-minggu tidak makan disana. Harga bahan makanan semakin lama semakin bertambah sehingga membuat harga makanan yang sudah jadi menjadi lebih mahal daripada sebelumnya.

8. Pelanggan yang sibuk memperhatikan pelanggan lain.

Pelanggan yang satu ini, bisa saja memperhatikan orang lain karena memang pantas untuk diperhatikan atau memperhatikan pelanggan lain karena ingin membuat sebuah tulisan yang nantinya bakal menjadi inspirasi bagi orang lain yang membacanya.
Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, jadilah pelanggan yang baik bagi di penjual. Berprilaku baiklah kepada setiap pelanggan yang berada disekitar tempat makan. Dan, jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah makan.

Friday, June 14, 2019

Aku Bukan Sendiri

Akan tiba masanya, dimana hidup hanya kamu rasakan sendiri. Tiada yang dirasa pantas untuk nememani hari demi hari yang dilewati, meski waktu juga tidak akan pernah lagi kembali menyapamu.

Lingkungan selalu menjadi penyebab, lingkungan selalu menjadi akibat, dan lingkungan selalu menjadi tempat pembelajaran yang tidak akan bisa disalahkan walau dirimu berubah, entah itu menjadi baik atau kembali menuju mimpi buruk yang tidak hilang walau dirimu pergi.

Proses kehidupan selalu dimulai dari awal,

"dimulai dari nol ya, Pak,"

kamu yang memulai dan kamu yang harus mengakhirinya. Lari, bukanlah solusi dari banyaknya permasalahan yang terjadi. Namun, menyelesaikannya dengan bijak, penuh ketenangan, dan menerima segala hasil dengan cermat adalah bukti bahwa kedewasaan kian mendekati umurmu kian bertambah.

Selangkah demi selangkah, solusi dari setiap keluhan yang kamu rasakan akan terjawab dengan cermat, sesuai dengan kondisi serta keadaan yang setiap hari selalu berubah. Lambat laun, proses hidup yang sebagaimanapun dilalui, pastinya akan menjadi sebuah makna besar yang biasa disebut dengan "HASIL".

Kenali dan bersikap sewajarnya dalam menentukan arah tujuan. Lakukan start dengan bagus guna mendapatkan finish yang mulus.

Ingat selalu, jika kesendirian itu tidak ada. Selalu ada kebersamaan, dan jangan mudah mengatakan,

"Aku Bisa Sendiri"

Selalu ada zat yang menemani yaitu, Tuhan.

Pemilu Jadi Pilu

Yang penting cerita,

Rabu, 17 April 2019 ...
Hari, dimana warga negara Indonesia mengikuti pemilihan umum, presiden dan wakil presiden, anggota DPR-RI, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, anggota DPD. Termasuk ane, bukan untuk dipilih, tapi ikut memilih, alhamdulillah.

Saat ini, ane sedang berada di Serui, Kepulauan Yapen, Papua. Pulau tempat  ane bekerja disalah satu toko elektronik  serta lokasi ane mengikuti pemilu serentak 2019.

Awalnya ane cukup bingung bagaimana harus mencoblos, ke Serui sebagai pendatang yang masih berkartu tanda penduduk Padang membuat ane jadi ragu bisa atau nggk mengikuti pemilu.

Sebagai seorang yang sudah mengikuti pemilu di dua tempat yang berbeda dengan KTP yang sama. Ane udah paham, jika ingin mengikuti pemilu, tinggal datang saja ke TPS dengan membawa formulir A5 sesuai dengan arahan panitia KPU. Namun, yang terjadi disini sangat berbeda, nggk ribet ataupun nggk berbelit-belit. Ane cukup bawa KTP kemudian pilih TPS yang didinginkan. Terdengar gampang to, jelassss... this is real place....

Beberapa sahabat, baik yang baru atau yang tinggal bertahun-tahun di Serui juga mengikuti hal yang sama. Tapi, mereka yang sudah lama tinggal disini nggk mengikuti pengumunan yang telah dibuat panitia, semisal nama mereka ada di TPS 10, namun mereka lebih memilih di TPS yang lebih dekat dengan lokasi rumahnya. Aneh terdengar, tapi ini nyata adanya. Yang bikin ane takjub bukanlah kebebasan teman-teman ane memilih, tapi,

"Kok bisa, teman ane memilih di tempat yang tidak seharusnya ?"

Bagi warga asli atau yang sudah lama tinggal disini, pastinya mempunyai surat undangan memilih dari panitia.

Sedikit bocoran, ane juga undangan, namun bukan nama sendiri, melainkan nama orang yang diundang atau dapat surat tapi golput.

"Sampai disana su paham to,"

Namun, disini ane tidak akan menceritakan proses mendapatkan undangan secara detail, melainkan cerita sedikit mengenai suka duka pemilu di kota Serui.

--------------
Beruntungnya, pagi sampai selesai ashar toko tutup, jadilah ane berleha-lehan sampai TPS buka.

Ane berkesempatan memilih, tapi masih nunggu waktu yang tepat, karena pengen pergi bareng teman-teman.

Setelah selesai bersiap, kami berangkat ke TPS yang lebih dekat dengan rumah. Jam 10 pagi, orang-orang masih belum ramai datang ke TPS, malas gerak ?,ane juga nggk tau.

Ane kemudian pergi ke TPS 16 bermodalkan KTP, ternyata permintaan ane ditolak, karena yang didahulukan itu adalah orang-orang yang sudah mendapat surat undangan. Padahal ane lihat dalam ruang TPS, ada yang bermodalkan KTP. dari mana ane tau ?, karena ane sendiri lihat pendatang yang melambayaikan tangan sembari menunjukkam KTP nya sendiri.

Okelah kalau gitu,
Ane kemudian kembali ke tempat teman-teman ane yang lain, ternyata mereka juga belum bisa nyoblos. Alasanya satu aja, siapa yang datang lebih dulu, itulah yang berhak lebih cepat nyoblos, mau pakai KTP atau undangan, sama saja. Ane fikir, semua TPS memiliki peraturan sendiri, ya kali...

Azan pertanda waktu zuhur telah masuk, ane pergi ke masjid dan mencoblos setengah jam setelah sholat zuhur, karena panitia juga butuh istirahat.

Sholat selesai,
Waktu menunjukkan pukul 13.10 WIT, ane kembali ke TPS 16. Sampai disana, TPS malah dibentengi oleh beberapa orang panitia, lebih banyak dari sebelumnya.

"Siang om, masih bisa milihkah ?"

Kening om panitia sedikit berkerut, "nanti dulu, ko tidak lihat orang ramai didalamkah?" Om balik nanya.

Jawaban si om salah, bukan itu jawaban yang ane butuhkan.

"Lihat, om," menunjuk ke arah peserta yang manunggu giliran.

"Kitong disini su lama ale, belum makan juga, ko datang, tiba-tiba ingin masuk saja, nanti sudah, jam 2.30,"

Ya sallammm, keburu toko buka dong, soalnya ane sendiri akan buka toko jam 4, kalau jam 2.30 milih, buka toko bakal semakin lama.

"Om, ayolah," ane coba bujuk si om yang udah mengelus-elus perutnya.

"Nanti toko nggk buka, saya dapat marah lagi dari bos, belum lagi orang-orang tidak bisa belanja jadi, satu ini aja om e," pinta ane sembari menyodorkan surat undangan, ane terpaksa menggunakan surat undangan orang lain, karena kalau KTP ane rasa si om akan semakin tegas menolak permintaan ane.

Ane kemudian diizinkan masuk TPS, syukurlah...

Ane duduk paling belakang, serbari menunggu giliran, ane memperhatikan ke sekeliling ruang TPS, mana saksi dan mana yang pemilih tidak ada bedanya, sama ribut.

Dalam ruang TPS momen-momen menarik turut serta menambah suka duka mengikuti pemilu di negeri orang.

45 menit berlalu,

Orang lain yang datang setelah ane ternyata mudah saja masuk ruang TPS
Ane jadi bingung, untuk masuk ke dalam ruangan saja, ane musti pintar-pintar ngomong dan memberi alasan kepada panitia agar dikasih izin. Namun, lain halnya orang yang datang secara bersamaan, dengan mudahnya mereka langsung masuk ke ruangan, menunggu giliran memilih.

Saat seorang ibu berjilbab dalam menunggu paling belakang, tiba-tiba saja seorang panitia menyuruh beliau maju beberapa kursi.

"Haji, silakan dulu Haji," ujar panitia sembari menyantap kuenya.

Ibu haji berbaju biru dongker dengan heran mengikuti instruksi yang diberikan.

Salah seorang bapak kemudian langsung berdiri, sambil mengunyah pinang,

"Ah, tidak bagus seperti itu, bu haji harus antri juga to sama kito orang," penyataan yang dilontarkan kepada panitia. Yang lain pada nggangguuk doang, termasuk ane sih.

"Tidak apa-apa bapak, si ibu juga sendiri saja perempuan disini, nanti kena asap rokok, bahaya lagi," ketus om panitia.

Si om nggk nyadar kali ya, ane juga udah mulai terganggu karena asap rokok dari depan, belakang, samping kiri, dan kanan. Ane udah sesak duluan, tapi masih bisa ditahan.

Bapak-bapak yang lain juga ikut menyindir, namun si ibu mah cuek aja, duduk di depan, kemudian beberapa saat kemudian langsung memilih. Trus ane.... bisa diam saja, mau instastory lagi, hp udah mati. Jadilah ane cuman duduk, menunggu giliran, dan ane akan memilih pada giliran yang ke 25 nya.

Kemudian,

Dalam suasana menunggu, bapak bawel tadi ternyata sedikit geram, menunggu terlalu lama. Beliau menyalahkan TPS yang memberikan izin bagi pemilih yang bermodalkan KTP saja.

"Giliran masih lama lagi," beliau bicara sendiri dengan nada sedikit lebih rendah.

Teman sebelahnya menanggapi umpatan si bapak," masih banyak yang belum, tunggu saja,"

"Kitong nunggu sudah lama, belum juga dapat memilih," padahal beliau hanya menunggu 14 perserta lagi, sedangkan ane 25.

"Ini pendatang hanya pakai KTP saja, su bisa memilih, kitong pakai undangan disuruh menunggu juga, a*j**g,"

Sontak beberapa pendatang termasuk ane rada tersinggung mendengar ucapan beliau, tapi ya itulah yang terjadi disini. Sabar adalah solusi pasti. Dari pada mikiran perkataannya, mending nunggu aja dengan senang hati.

Perbedaan bukan berarti penyebab dari timbulnya suatu permasalahan. Kadang perbedaan tersebut yang lebih cepat menyelesaikan permasalahan.

Tepat kam 2.45 ane akhirnya memilih, mana yang nantinya terpilih, foto dialah yang nanti bakal dipajang di dalam ruang kelas SD, SMP, SMA, Kampus, dan lembaga-lembaga lainnya.

Nb,
Janjinya kotak surat datang jam 6 pagi. Tapi, jadinya datang jam 9 pagi.

Thursday, June 13, 2019

Nekad

"Selamat sore bro, mau info kalau malam ini promotor izin ibadah terawih pertama bro, isi pesan singkat dari sales salah satu merek hp baru terkenal di Indonesia, minta izin tarawih pertama untuk promotornya.
Ane fikir, mulia banget kebijakan perusahaan ini, meminta izin agar karyawan terutama promotor yang biasa stay di toko bisa ke masjid untuk tarawih.
Sekedar info aja sih, promotor ditoko tempat ane kerja nggk pernah sholat sebelumnya, bukan bermadsud menghina atau mencela, tapi ane berkata yang sebenarnya, benar adanya, dan ketika ane berkata, "saya sholat dulu e, nanti kamu setelahnya, oke,"
Dengan santai dia jawab,"saya nggk sholat,"
Oh tuhan, bahaya banget jawabannnya, semenjak itulah ane sering jaga pandangan, jarak, perkataan, jaga apa aja yang bisa dijaga, pokoknya jaga semua. Jomblo sih emang, tapi nggk dah kalau buat diajak halal. MODUUUUUSSSSssss....
Terlepas dari itu, ane nggk bahas tentang promotor sih, back to topic aja.
Sekedar formalitas atau memang sebuah ajakan agar promotor lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, ane juga nggk tau.
Tapi, permintaan seperti itu nggk mungkin ane tolak, karena tujuannya baik. Perizinan yang baru pertama kali ane peroleh. Padahal sebelumnya, saat kerja ditempat lainpun, ane nggk pernah dapat pesan seperti itu, sampai-sampai agama dijadikan sebagai ajang buat pencitraan.
Keesokan hari
Pesan dari sales perihal izin buat tarawih untuk hari yang kedua ternyata nggk ada. Promotor juga terlihat santai dibelakang etalase, melayani pelanggan. Dari situ ane mikir, segitu banget kerja ya ni promotor. Kemarin, bela-belain bawa motor dari rumah, sebelum azan isya berkumandang, doi udah duluan pergi ke masjid, tapi masjid yang jauh dari pasar, nggk tau juga tu dimana tempatnya. Jam 9 malam, toko tutup, doi belum balik juga. Mungkin, tarawihnya 20 rakaat plus tadarus pertama juga. Ane kepikiran sampai disitu, soalnya dimasjid dekat pasar dan juga menjadi masjid terbesar di kota, tarawih selesai jam 8.45 WIT.
Tawarih pertama ane menjadi korban, seharusnya doi yang stay, karena permintaan dari sales tersebut, ane dah yang jadi korban.
Beberapa teman di toko ada yang mempermasalahkan kepergiiannya tarawih, karena dia juga karyawan toko seperti ane, tapi lebih mengikuti perintah perusahaan. Namun, ane mengganggap itu hal biasa yang dia lakukan, tanpa ada rasa seganpun pekerjaannya sebagai penjaga konter ditinggalkan begitu saja dengan alasan tarawih pertama. Maybe, itu prioritas utamanya. Gaji juga besar, wajar aja berani ngambil resiko.
Poin yang harus ane ambil adalah, wajibkan dulu yang wajib, dan lanjutkan dengan sunnah yang akan melengkapi pahala sebagai jalan menuju surga.
Kadang hal tersebut pernah dikasih tau untuk promotor, namun doi macam nggk peduli aja gitu. Hatipun juga sudah membatu untuk tidak solat wajib, melihat ane bawa sarung untuk solatpun dia juga belum tergerak mengikuti hati kecilnya yang pasti juga ingin solat.
Solat wajib dibikiarkan begitu saja lewat, tapi yang sunnah walau hanya sekali setahun, hmmm. Kala nggk dikasih ijin, mungkin promotornya bakal kesal sama ane. Karena, yang bertanggung jawab atas pekerjaannya adalah ane sendiri, dan yang bakal ditanya bos perihal ada atau nggknya ni cewek promotor dikonter ya, ane sendiri.
Setiap kebijakan selalu ada hukuman yang menanti jika itu dilanggar, hal tersebut yang membuat si promotor mau pergi ke masjid, yang biasa tidak pernah sama sekali ke masjid untuk ibadah, tau-tau pada malam itu juga dia pergi dengan jilbab yang tertinggal diatas etalase. Mungkin dia akan kembali mengambil jilbab, namun sampai toko tutup pun jilbab belum juga diambil, benarkah tarawih atau hanya pergi ke masjid saja, sekedar absen atau ....
Positif thinking dah kalau gitu.

Wednesday, June 12, 2019

Tolong Pertemukan Kami, Bu Guru

Guru tanpa tanda jasa, tanpa ada paksa dan terus berbagi suka cita dengan murid yang akan menjadi kebanggaan bangsa.

Cerita dari seorang langganan toko yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar di perkampungan, orang sekitar pasar menyebutnya daerah pantura (Pantai Utara) kepulauan Yapen, Papua. Salut buat Mace, nggk sempat nanya nama sama nomor telepon. Selain guru, beliau juga menjadi distributor, dan orang kepercayaan dikampungnya untuk berbelanja ke kota. Beberapa persoalan warga diselesaikan olehnya dengan lancar. Perjalanan dari kampung yang sangat jauh sudah biasa dijalani hampir setiap minggunya.

Siang itu,

Mace datang bersama warga kampung lain ke toko tempat ane bekerja. Beliau membawa selembar kertas berisikan daftar barang-barang yang akan dibeli. Termasuk persediaan makanan instan seperti mie ataupun bumbu-bumbu makanan instan lainnya. Hal tersebut tampak jelas ketika melihat beliau merapikan kertas dan mencentang barang yang sudah dibeli dengan bulpen toko yang sebelumnya udah dipinjam.

"Anak, boleh dudukkah?" sembari mengipas-ngipas kertas ke wajahnya. Maklum saja, suhu di pasar saat itu sedang panas.

"Oh, iya, silakan mace," ujar ane yang saat tengah melayani pelanggan yang akan meminta lagu, dan game android.

"Berapa semua," kata pelanggan, sebut saja namanya Yosep.

"20 abang," jawab ane.

"Belanja disini senang e, bisa dapat lagu tambahan, video, gamenya banyak lagi," suara mace yang terdengar kecil.

Yosep pergi setelah bersalaman dengan ane. Mungkin karena ngasih lagu dan game lebih banyak atau karena ada faktor lain, ane juga nggk tau. Biasanya, kalau seorang pelanggan puas dengan servis yang diberikan, baik itu dari harga, bonus, sampai sabar saat melayani, mereka pasti menyalami. Biasa gituuu...

Untuk mengisi waktu kosong karena belum ada pelanggan lagi, ane menonton film melalui laptop, bukan film melainkan video balap-balap motogp.

Serasa ada yang memperhatikan, ane melihat ke segala arah, ternyata mace sedang memperhatikan video yang ane tonton.

"Bagus ya filmnya," ucap mace menyandarkan dagu ke atas kaca etalase.

"Ah, cuman balapan saja mace," sanggah ane.

"Beli berapa laptopnya tu ?" menjentik-jentikkan ujung jadi ke kaca etalase.

"Enam juta mace, tapi udah lama," jelas ane.

"Masih ada jual laptop seperti itu,"

Ane kemudian meletakkan laptop yang masih menyala ke atas kursi, mengarahkan pandangan mace langsung ke laptop-laptop yang dijual di etalase yang berada dibelakang ane.

"Waw, banyak juga e," ucap mace.

Tiba-tiba saja mace masuk ke dalam konter. Ukuran konter sebesar 3 x 4 meter, yang di kelilingi etalase hp. Etalase depan, ada hp, sebelah kanan speaker bluetooth, kiri jam tangan, dan belakang etalase ada kamera yang berukuran kecil, sedikit memberikan ruang untuk masuk ke konter bagi yang ingin masuk.

Mace duduk langsung dikursi rekan ane yang kebetulan sedang istirahat saat itu. Beliau menonton dengan seksama video balap-balap yang sedang berlangsung. Beberapa menit kemudian video selesai, mace kemudian bertanya bagaimana cara menonton di laptop.

Penjelasan selesai, ane juga sedikit memberikan pengarahan kepada mace perihal teknologi yang kian maju setiap saat. Wawasan ane yang secuil setidaknya mampu membuat mace terpukau, salah satunya ketika ane mengatakan bahwa beberapa komponen yang tersimpan pada laptop juga ada pada smartphone yang ane pegang. Dengan kapasitas yang terbilang kecil, namun setidaknya dapur pacu pada program, serta softwarenya dapat membuktikan betapa pesatnya teknologi komunikasi zaman now.

Mace sangat antusias mendengar apa saja yang ane sampaikan terkait smartphone dengan aplikasi youtube yang tengah menyala saat itu. Saat SP dipedang mace, beliau tidak sengaja menekan beberapa huruf yang mengarahkannya pada tontonan bertema lukisan alam yang dibuat dengan menggunakan cat semprot biasa. Layaknya komentator, kami berdiskusi bagaimana suasana alam nan cantik itu bisa dibuat begitu saja dengan menggunakan cat seadanya.

"Hmmm, kok bisa begitu ya ?" tanya mace yang semakin fokus menonton.

"Pintar juga yang buat itu gambar e," tambah mace

Mace menyimpulkan sendiri video yang telah ditonton, dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti, layaknya seorang guru BK yang memberi pengarahan pada murid. Penasaran juga dengan profesi mace, seketika itu ane langsung nanya.

"Mace gurukah?"

Kepala mendongak ke atas, yang artinya,"iya,"

"Iya, saya ngajar di Pantura sana,"

Ane pikir nggk ada sekolah disana, kalau tempat sejauh itu ane yakin pasti ada anak-anak IM (Indonesia Mengajar). Program yang dicanangkan oleh kementrian pendidikan, tahun berapa ane juga nggk tau sih.

"Mace, disana ada anak-anak Indonesia Mengajarkah," penasaran.

"Ada to, setiap tahun ada yang datang, kemudian pergi lagi satu tahun kemudian," ketus mace.

"Ada ceweknyakah ," (MODUSSssss)

Mace langsung tertawa,"kenapa tanya cewek, nyari jodohkah," sindir mace...

Mangaaapp... aaaaa

"Ah, tra ada mace,"

"Kalau mau, datang aja ke pantura, nanti mama kenalkan e, dia tinggal di Palembang, tapi aslinya Padang," saran mace.

Wahhh, ane makin girang, pengen pergi kesana hari minggu, walau bulan puasa juga nggk masalah, yang penting ketemu.

Kata mace," Disana guru-gurunya banyak yang susah untuk memperoleh sinyal, jaringan susah, untung ada wifi sekolah, walau lambat, yang penting bisa "main wifi (istilah bagi pengguna wifi)".

Kalau difikir-fikir, wajar kalau mace bicara seperti itu, dampak dari buruknya jaringan diperkampungan juga dirasakan di kota.

Terlepas dari baik atau buruknya jaringan, ane berharap suatu hari nanti kesana. Ane pengen tau bagaimana kehidupan warga disana, jauh dari kota apalagi sinyal. Dan, semoga bisa ketemu dengan gadis Palembang, asli Padang yang diceritakan mace.

Namanya juga, Bosssss