footer social

Pages

Monday, August 5, 2019

Perjalanan ke Panturan, Yapen

      Selalu ada cerita menarik dalam setiap perjalanan yang dilalui. Jalur yang belum diketahui bagaimana kondisi serta teksturnya menjadi tantangan tersendiri bagi ane pribadi. Pergi tanpa ada seorang yang tau merupakan cara yang tepat untuk memberi sebuah kejutan.

        Kemaren, ane pergi dengan motor metik ke salah satu pantai cantik di Pulau Yapen. Berangkat dari jam 6.30 pagi, dan sampai 2 jam kemudian.

        Ane sebenanrnya masih ragu, berangkat atau tidak. Masalahnya, beberapa orang yang ane tanya selalu memberi jawaban sama terkait jalur menuju Pantura atau Pantai Utara, Yapen. 

         Ada yang mengatakan,
"Pendakiannya sangat tinggi, belum lagi jalurnya yang tidak sepenuhnya aspal,"

"Jalurnya jauh sekali, masuk hutan keluar hutan, jika ingin kesana sebaiknya isi bensin penuh, karena tidak ada yang jual bensin ditepi jalan,"

"Motor yang cocok hanya motor tinggi, jalurnya tidak rata dan banyak batu-batu,"
Namun, dari beberapa pernyataan yang disampaian, ane pikir nggak ada kelebihan yang membuat ane sendiri menjadi tertarik untuk berangkat kesana.

        Yang namanya tanjakan, pasti ada turunan. Yang namanya jalanan dalam hutan, pasti ada sesuatu yang membuat penasaran. Dan, yang namanya jalur bebatuan, nggak mungkin juga cuma motor tinggi yang bisa libas itu jalan. Keseimbangan yang pastinya dapat menyelesaikan perjalanan jauh dalam kondisi apapun itu.

        Tiga minggu sebelumnya, Ane mencoba pergi ke Pantura dengan motor KLX punya om. Namun, perjalanan terpaksa dihentikan, karena sudah siang. Selain itu, persiapan ane terbilang sangat kurang, seperti kondisi motor yang kurang enak dikendarai, dan bensin motor yang ane rasa tidak cukup sampai kesana.

           Ane sempat bertemu dengan seorang pengendara yang kebetulan sedang berhenti.

          "Siang pace," ujar ane turun dari motor.
          Ane lihat, doi sedang beristirahat sembari duduk santai menyender di sebelah kiri motornya.

          "Lagi santaikah," basa basi dikit boleh lah.

          "Iyo," ketus pace.

          "Ngomong-ngomong, om mau ke pantura jugakah?" 

         "Ah, masih jauh, saya mau ke Jobi, sesudah pantura itu,"

         "Hmmm, tapi jalurnya samakah dengan ini ?"

        "Iya to, satu jalur saja, tapi kalau saya, ada sekitar 30 menit lagi sampai ke Jobi dari Pantura," jelas pace.

Pace yang memberi info terkait jalur ke Panturan
         Hmmm, setelah pace memberi sedikit informasi jika perjalanan yang akan ane tempuh masih 2 jam perjalanan lagi. Ane memutuskan untuk kembali pulang. Selain itu, penjual bensin yang tidak ada juga membuat ane ragu akan berkendara sampai pantura.

Akhirnya, hari yang dinantipun tiba.

         Ane pergi ke pantura dengan motor metik 150cc, bahan bakar full, dan kondisi motor yang ane rasa 99% siap untuk dibawa berjalan jauh.

Esok harinya.

        Pagi, jam 6.30 pagi. Dalam kondisi cuaca yang terbilang meragukan karena awan masih gelap, ane memberanikan diri pergi ke Pantai Utara. 200 ribu ane rasa cukup untuk bekal pergi ke lokasi yang belum pernah dilalui sebelumnya.

        Sebelum sampai di pantura, ane terlebih dahulu melewati jalan Menawi yang masih belum tertata rapi dengan aspal yang belum sepenuhnya diberi. Setelah sampai di Menawi, Ane belok kiri disimpang empat menuju jalan lurus Konti, dari situ perjalanan ane masih amam terkendali. Namun, ane masih meragukan kondisi bahan bahan bakar, apakah cukup sampai ke pantura atau tidak sama sekali.

        Dari jalan lurus Konti, Ane mulai memasuki jalur yang menanjak dengan banyaknya kerikil yang sesekali membuat ban motor slip. Beruntung, ane masih bisa bertahan dalam jalur yang juga berliku dengan banyak lobang.

         Oh iya, Ane lupa ngasih tau kalau ane tetap merekam perjalanan dari awal sampai akhir, lo...
Ane menggunakan kamera smartphone untuk merekam setiap perjalanan. 

Oke mari kita lanjut...

        Dari sebelah kanan jalan, ane lihat mobil jeep tersandar ditepian jalur dengan kaca depan yang sudah retak. Penutup kap terlihat penyok, bemper depan patah pada bagian kirinya, serta ban depan kiri yang sudah tidak terlihat. Tertimbun tanah, ane juga nggak tau. Kondisi seperti itu tentunya mengingatkan ane akan bahaya yang datang tidak tau kapan datang dan dimana akan terjadi.

        Ane berhenti sekitar 10 meter dari mobil. Turun dari motor dan mengambil beberapa gambar. Ya, sekalian buat dokumentasi.

        Ada bekas gesekan ban dengan jalan yang ane temukan, sepertinya ragi ban mobil yang sudah tipis tidak bisa menahan banyaknya kerikil2 kecil sehingga mobil tetap melaju walau sudah direm oleh pengemudinya. I think so...

     Ane melanjutkan kembali perjalanan, dimana pemandangan dari tingginya jalan sesekali mengganggu penglihatkan, karena sayang juga jika pemandangan indah dilewati begitu aja.
Ketika memasuki jalur dalam hutan, jantung langsung berdetak kencang. Suara hewan sesekali membuat ane berfikir, apakah itu hewan buas atau tidak. Selain itu, hewan-hewan kecil kadang melintas melewati jalur yang ane lalui. 

        Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi.

        Ane sudah berasa naik gunung. Lagi-lagi mata disuguhi dengan pemadangan yang sangat indah. Pegunungan terlihat sejajar dengan mata. Layaknya film 5 cm, ane melihat ujung gunung serasa dekat dengan posisi ane berdiri. Bisa dijangkau, tapi ane musti masuk jurang dulu.

         Perjalanan yang sudah memasuki jalur atas gunung ini sekaligus menyegarkan badan. Udaranya yang dingin membuat hati jadi lebih nyaman, tenang dan damai. Emang sih, ketika itu jalur memang tidak satupun kendaraan yang melintas. Ane bisa sekalian foto layaknya orang tidur, dan menggunakan berbagai macam gaya apapun itu.

         Setelah melewati jalur puncak gunung, ane mulai melintasi jalur dengan turunan yang curam. Selaik turunan, belokan tajam dengan jalanan yang masih belum aspal mulus membuat ane harus lebih hati-hati lagi menggunkan rem, baik itu depan atau belakang. Rem belakang tentunya lebih banyak digunakan. 

        Belokan demi belokan di jalan menurun selesai dilewati, beberapa saat setelahnya ane memasuki jalur dengan model yang sama, namun bagian tepi kiri kanan jalan banyak terdapat tumbuhan hijau yang ane rasa itu lumut. Ya, lumut yang bisa saja dengan mudah membuat ane terpeleset. Disaat itu juga kecepatan benar-benar ane turunkan, yang awalnya rata 40-60km/jam sekarang menjadi 20-30km/jam atau malah lebih lambat lagi.

Istirahat melepas penat
Jalur yang masih terasa mulus
Pemandangan, dan ini pemandangan ujung sana adalah selatan Pulau, Yapen
        Beberapa kilometer kemudian, ane sampai pada dua cabang jalan. Satu mengarah ke depan lagi, dan satu lagi mengarah ke kanan. Dua jalur yang sangat berbeda, jalur yang lurus masih berbentuk aspal kasar sedangkan arah kanan sudah aspal mulus. Ane berharap insting masih bekerja dengam tepat. Dengan mengucap, "Bismillah" ane langsung belok kanan.

        "Oke guys, ane berharap jalan yang ane pilih ini benar. Dan, mengantarkan pada target utama perjalanan minggu ini," ucapan ane saat merekam kembali perjalanan tanpa GPS.

        Jalan lurus panjang dengam aspal hitam mulus selesai dilewati, kemungkinan 5km saja dari belokan tadi. Ane melihat ke bagian kiri jalur, dan syukur alhamdulillah ane akhirnya sampai pada tujuan utama, yaitu Pantai Utara Kepulauan Yapen, Papua. Perjalanan lebih kurang 60 km ane lewati dengan banyak momen menarik mulai dari bawah sampai atas pegunungan. Lika liku perjalanan yang sesekali membuat ane nyaris tergelincir seakan mengajarkan agar terus berhati-hati memilih jalur yang dilewati. Layaknya kelok 44 di Sumatera barat, ternyata disana juga ada, tapi dengan jarak yang masih jauh antara belokan awal dengan lanjutannya. 

Pantai Utara Yapen
Selfie dikit boleh lah, ya
Ya, kenekatan mengantarkan pada titik terbaik yang memberikan berbagai macam kejutan.

Wednesday, June 26, 2019

Minggu ke empat, Hanya Dugaan

Salam walking guys
Kemaren, gue memperoleh pelajaran yang menarik untuk dijadikan bahan untuk mawas diri. Peristiwa tak terlupakan gue peroleh saat berjalanan-jalan dari gerbang Cileunyi menuju kampus di Jatinangor. Seorang bocah kelas 1 SMA yang mengingatkan gue pentingnya perhatian orang tua untuk anaknya.
Saat perjalanan yang menempuh jarak 3,7 km, tepatnya di pertigaan jalan antara arah menuju Jatinangor ke kanan dan Cibiru ke kiri, Gue mendapati seorang remaja yang juga berjalan kaki dengan baju yang kusam.
Lagi jalan santai, gue bertemu lagi dengan remaja tersebut didepan SPBU Jatinangor. Seolah-olah kami berjalan beriringan menuju arah yang sama. Saat melewati jalan raya depan IPDN Jatinangor, gue mempercepat langkah agar bisa mendahului dia yang masih sibuk melihat ke belakang, mencari mobil yang bisa ditumpangi.

Sedang asik mendengar lagu,

“a’ mau kemana?“, tanya bocah SMA yang tersenyum melihat gue tersenyum.

Giu berhenti, “oh, saya mau ke kampus mas”,
“mas, mau kemana emang”,
“mau ke Sumedang sih”, ujar mengangguk.

“ooohhh”, Gue terus berjalan beriringan.

Saat perjalanan menuju kampus, gue terlalu melihat pakaian remaja berkulit coklat yang sudah terlalu kusut.

Gue berfikir, apa yang terjadi dengannya?

Kenapa dia bisa berjalan ke Sumedang?

Dan, apakah dia benar orang yang sedang berjalan kaki atau sedang iseng-iseng mencari korban untuk dipalak?

“a’,kenapa jalan juga ya”, sambil melihat gue yang terlihat lelah berjalan.

Dia yang saat itu membawa tas kecil masih terasa segar, namun gue melihat raut wajah yang terlihat lelah dan lungkai, seperti ada sebuah masalah yang hinggap pada dirinya.

"Tadi soalnya turun di depan rumah sakit AMC, mau naik angkot juga malas, dan pengen jalan juga sih ke nangor," jelas gue.

Sekitar 50 meter sebelum sampai di gerbang kampus,
“mas, kok bisa jalan ke Sumedang?, tanya gue penarasan,

”ya, nggk punya uang a”,

“kok bisa?” tanya gue bingung.

“saya habis main ke rumah teman”
Gue semakin penasaran, langkah gue perlambat sambil memegang pundak remaja tersebut.
“emang bawa uang awalnya dari Sumedang berapa ya mas”,
“25.000 rupiah a”,
“nekat juga”, sanggah gue pada remaja yang terlihat semakin lelah.
Gue mengeluarkan uang sebanyak 12.000 rupiah, kemudian memberikannya kepada remaja tersebut,

“eh, nggk usah mas”, gue menahan tangannya agar tidak mengembalikan lagi uang yang telah diberikan.

“Ambil, ambil, saya ikhlas kok”
“tapi mas mahasiswa, perlu duit”,

“aman kok” tegas gue.

Uang gue akhirnya diterima. Beberapa saat sampai di gerbang, gue memberikan pertanyaan yang tiak bisa dia jawab,

“orang tuanya nggk tau kalau masnya pergi”, dia langsung menunduk saat pertanyaan terakhir gue berikan.

“tau kok”, muka rada cemas, seperti ada yang disembunyikan. Nggak tau itu apa, yang jelas gue nggak mau menduga-duga.

Pernyataan gue sembari melihat matanya, “tapi, orang tuanya tau nggk kalau mas nya kesini jalan kaki terus nebeng sama orang lain ke Bandung”,

“nggk mas”, pungkas remaja yang semakin menghindari pertanyaan gue.
Dia kemudian langsung melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Sari, kemudian naik angkot menuju Sumedang. Percakapan kami masih gantung, gue masih bingung, kenapa mukanya langsung terlihat pudar dan gue merasa dia punya masalah yang berat.

Sampai malam menjelang, gue menceritakan kejadian yang dialami tadi kepada teman di kampus bernama Sulaiman, panggilannya Man.

Man berkata,
" Hal tersebut memang sudah banyak terjadi pada beberapa remaja, mungkin mereka sedang mengalami masalah dalam keluarganya sehingga bisa melakukan tindakan sesuka hati dan mengikuti nafsu jahat yang mendekati. Semua kembali kepada masing-masing diri, jika kamunya sudah terbiasa berbuat baik kepada sesama, maka perbuatan memberi uang seperti yang kamu lakukan tadi tidak akan terlalu kamu fikirkan baik buruknya. Entah saat itu kamu sedang ditipu atau memang sedang berhadapan dengan orang yang sedang membutuhkan pertolonganmu”.

Gue beranggapan, pernyataan teman gue tadi memberikan isyarat. Jika ingin berbuat baik, maka lakukanlah !, jangan menunggu dan jangan berdebat dalam hati.

Yang jadi pertanyaannya,"Apa yang telah terjadi ?"

Monday, June 24, 2019

3 Kunjungan Sebelum ke Pantai, Menawi, Papua

Berlibur ke tempat yang jauh dengan pesona alam yang masih asri membuat jiwa menjadi lebih tenang dan santai. Salah satu tempat wisata yang bisa dicapai dengan jalur yang terbilang sangat sepi ada di pantai pasir putih Manawi, Kepulauan Yapen, Papua.

Lokasi yang berada di jalur lintas menuju Dawai ini pastinya memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung, Ane yakin 80%.

3 Kunjungan yang ane peroleh sebelum sampai di Pantai Pasir Putih, Menawi

1. Berkendara dengan sepinya jalan.
Maklum saja, didaerah yang masih jauh dari kata maju, atau berkembang, ane sering sekali merasakan situasi seperti itu. Jika ada kendaraan yang lewat, itu hanya mobil travel Serui - Dawai, kalau ada motorpun, kebanyakan yang bawa adalah orang asli Papua. Jalur yang memang jauh dari kota, dan sebagai penghubung daerah yang satu ke daerah yang lain memang menyimpan pesona yang bisa dilihat sekilas mata saja. Jika berhenti sebelum sampai tujuan, ane sendiri juga ragu.

2. Hutan di Kiri Kanan
Selain sepi, kadang bulu kuduk merinding dikala sore menjelang. Keadaan yang juga pernah ane rasakan ketika melewati jalur dari Batu, Malang menuju Surabaya setelah melewati Gunung Arjuna. Mungkin kalau lebih malam lagi ane melewati jalur tersebut, yang kelihatan mungkin hanya cahaya lampu motor.
Hutan yang lebat selalu dihiasi oleh binatang-binatang nan eksosis, manis, dan kadang bisa eksis jika ditelusuri lebih dalam lagi.

3. Pastinya, pemandangan indah
Hal seperti ini biasa terjadi ketika ane mulai keluar dari jalir hutan nan menanjak. Biasanya di ujung pendakian, ane memperoleh view yang bagus. Lumayan untuk nambah koleksi foto. Pulau-pulau kecil dengan tepian pasir putih serta birunya air seakan membuat rasa penat hilang, "Sungguh nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan."

Ane berkesempatan datang ke pantai yang memiliki biota laut cantik ini mengagumi indahnya wisata bahari yang masih sepi pengunjung. Selain dari jaraknya yang jauh dari ibu kota, belum ramainya promosi wisata di pulau menjadikan tempat wisata patut di kelola dengan baik. Selain itu, jalur lintas menuju pantai memang tidak ada ojeg yang bisa mengantar, kebanyakan orang-orang pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi, dan itupun motor

Saat berangkat dengan menggunakan motor, jalan yang mendaki dan menurun dari Serui menyebabkan bahan bakar motor cepat habis. Sangat disarankan untuk mengisi penuh tangki motor atau membawa bahan bakar cadangan agar sewaktu-waktu bisa bermanfaat saat Spidometer sudah menunjukkan E (empty).

Jangan lupa bertanya kepada penduduk sekitar jika ragu dengan lokasi pantai yang minim petunjuk arah. Ane yang sebenarnya yakin dengan jalur yang ditempuh, terkadang masih bertanya kepada penduduk yang tengah lewat di tepi jalan agar tidak ada lagi keraguan saat menuju pantai.

Mari Bangun Usaha

Coba Berwirausaha
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi orang sukses dalam berwirausaha. Anda tidak harus mengawalinya dengan modal yang besar. Namun, memanfaatkan lingkungan sekitarpun juga bisa. Selain doa dan usaha, kreatifitas harus dimiliki oleh masing-masing individu.

Dalam sebuah seminar yang ane ikuti, ada beberapa hal yang bisa dijadikan ladang usaha pribadi ataupun kelompok.

Kamis, tanggal 24 Maret 2016. Seminar yang berjudul "Strategi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)" yang disponsori oleh Bank BNI di gedung Unpad Training Center sebagai wadah pelatihan menjadi seorang pengusaha, serta adanya dukungan penuh dari pemerintah Kota Bandung untuk Jawa Barat yang lebih baik.

Bank BNI yang menjadi salah satu instansi yang ikut mendukung program pemerintah ini, memberikan cara bagaimana masyarakat bisa ikut program KUR. Calon pengusaha tidak butuh waktu lama untuk pencairan dana, cukup datang ke Bank BNI dan mengikuti segala prosedur yang telah ditetapkan. Sasaran KUR yaitu usaha yang menghasilkan nilai tambah dan mampu meningkatkan pendapatan. KUR juga telah diatur dalam Permenko No.8 tahun 2015 tanggal 19 Oktober 2015 (Penyempurnaan dari Permenko No. 6 tahun 2015 tangga l5 Agustus 2015).

Dalam hal ini, Kredit Usaha Rakyat memberikan dana pinjaman bagi tiga jenis KUR yaitu, KUR Mikro dengan dana yang di pinjamkan mencapai 25 juta Rupiah, KUR Ritel dengan dana pinjaman mencapai 500 juta rupah serta KUR TKI dengan dana yang mencapai 25 juta rupiah untuk Tenaga Kerja Indonesia yang ingin mencoba peruntungan menjadi seorang pengusaha di negeri orang. Semua telah diatur dalam undang-undang  sehingga dalam ketetapannya bunga yang diberikan untuk pengembalian modal tersebut sebesar 9%.

Dalam KUR ini, beberapa sektor usaha yang dapat dimodali yakni Pertanian, Perikanan, Perdagangan, Pengolahan, Jasa dan Industri Kreatif. Sektor Industri Kreatif berasal dari pemanfaatkan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya cipta individu tersebut. Sektor industri kreatif meliputi periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, music, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan serta kuliner yang tidak pernah ada habisnnya.

Proses untuk mendapatkan KUR terbilang mudah dan cepat, calon debitur yang ingin meminjam modal diwajibkan membuat sebuah proposal untuk usaha yang akan dijalani. Kemudian, berkas proposal tersebut dapat di rekomendasikan oleh kampus yang bekerja sama dengan Bank yang mensponsori kegiatan KUR. Kemudian, proses kredit dan keputusan kredit dari pihak pemberi modal dan akad kredit. Selesai akad kredit, maka dana langsung bisa diproses dan dapat digunakan sebagai modal usaha yang nantinya akan di kembangkan oleh masing-masing pelaku usaha.

Dalam hal ini, KUR juga memiliki syarat yang harus di penuhi oleh calon penerima modal dengan  kriteria, usaha yang dijalankan minimal 6 bulan dengan usia pelaku usaha minimal 21 tahun atau sudah menikah, tidak tercantum dalam daftar DHN dan permasalahan SID Bank Indonesia serta menyerahkan dokumen berupa tanda pengenal secara keseluruhan.

Pada tahun 2016 target yang dicapai oleh KUR nasional sebesar 100 triliun atau 3,3 kali kipat dari target tahun 2015 dengan target debitur lebih kurang 4,48 juta debitur, untuk wilayah Bandung sebesar 1,1 triliun dengan realisasi per posisi 22 maret 2016 sebesar 222,81 Milyar dengan 832 debitur. Untuk mendapatkan modal yang besar memang di perlukan usaha yang besar pula untuk mewujudkannya. Kemudian usaha yang dilakukan dengan dana pinjaman tersebut akan tetap dipantau dan dibina sampai usaha tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target KUR terlebih untuk pelaku usaha tersebut.

Bandung merupakan kota dengan kreatifitas yang tidak ada habis-habisnya. Kita sebagai warga Bandung atau mahasiswa yang berkuliah di Bandung seharusnya bisa memanfaatkan momen ini sebelum nantinya kita balik ke kampung halaman. Banyak hal yang bisa diperoleh dari kota ini, baik itu kreatifitas, pendidikan, fashion atau wisata. Untuk usaha yang ada di Bandung ini, yang mendominasi dan paling banyak di cari oleh para pengunjung yaitu kuliner, fesyen dan kerajinan. Tiga usaha tersebut sampai sekarang masih banyak berdiri dan menjadi sasaran bagi para wisatawan yang mengunjungi Bandung. Tidak salah jika kita bisa memanfaatkan peluang tersebut menjadi sebuah usaha yang nantinya bisa membuat hidup kita lebih baik.

Wisausaha yang ditargetkan di Bandung untuk tahun 2016 ini sebanyak 100.000 pelaku usaha. Jumlah yang sangat banyak untuk mengurangi angka pengangguran di kota ini. Adanya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kota serta kampus yang ikut berpatisipasi menfasilitasi pelatihan ini, maka peluang untuk menjadi seorang pengusaha tersebut terbuka lebar bagi kita.

Banyak hal yang telah diberikan oleh pemerintah Kota Bandung dalam membantu warganya untuk mencapai kesejahteraan salah satunya dengan aplikasi yang di buat oleh pemerintah kota Bandung untuk warga yang ingin melakukan usaha serta dengan aplikasi GAMPIL Bandung merupakan nama aplikasi ini juga berfungsi sebagai penyedia layanan untuk mendaftarkan izin usaha yang mereka miliki.

Dalam mensejahterakan penduduknya. Selain pemerintah, lembaga perguruan tinggi seperti kampus juga berperan aktif dalam menyediakan layanan untuk melakukan beberapa pelatihan baru-baru ini. Salah satu kampus yang telah melakukan kegiatan ini yaitu Unpad, kampus yang telah berdiri dari tahun 1957 ini, ikut andil bagian membantu warga Jawa Barat terutama Bandung untuk menjadi pengusaha, Unpad Training Center menjadi tempat untuk pelatihan bagi para calon pengusaha agar tercipta para pengusaha yang nantinya juga mengurangi tingkat pengangguran di Jawa Barat.

Begitu banyak dukungan yang diberikan kepada kita untuk menjadi sukses dalam bidang usaha. Setiap hal yang ingin dilakukan sebaiknya diiringi dengan niat yang kuat tidak hanya keinginan semata. Kita sama-sama belajar dalam hal ini, tidak ada kata terlambat dalam usaha dan belajar. Setiap yang dilakukan adalah pelajaran dan evaluasi dalam kehidupan, yakinkan diri untuk bisa bahagia dikemudian hari karena kita makluk tuhan yang memiliki kreatifitas tinggi.

Sunday, June 23, 2019

Dermaga Bintang, Bukit Moko

Jalan-jalan ke kota Bandung memang mengasyikan dan banyak tempat-tempat wisata yang seru dinikmati. Salah satu wisata seru tersebut ada di bagian ujung kota Bandung. Puncak Moko atau sekarang sering disebut Dermaga Bintang. Lumayan, waktu ane kesana cukup sepi, karena datang pagi-pagi, jadi bisa sepuas-sepuasnya tu ngambil gambar, plus cuci mata.
Sebelum sampai di puncak moko, ane cukup banyak lihat pemandangan hijau dengan area perasawahan yang tertata rapi pada bagian kanan jalan. Maklum aja, ketika melewati jalur moko, ane fikir udah jalan di atas gunung sih. Sekitar 30 menit perjalanan ditempuh dari bawah, alias dari persimpangan jalan raya. Anggap aja ane berangkat dari Saung Angklung Ujo, soalnya jalur masuknya sama saja.
Sampai di area Dermaga Bintang, ane kala itu bawa motor dikenakan biaya parkir seharga 2.000 dan mobil seharga 5.000 rupiah saja. Di area parkiran, ada cafe yang menyediakan tempat duduk santai untuk melihat pemandangan Kota Bandung. Namun, pengunjung diharuskan membeli makanan, kemudian baru bisa masuk area untuk melihat pemandangan. Harga masing-masing makanan mahal juga sih, tapi kalau pengen melihat pemandangan indah lagi, pemandangan itu ada di depan cafe.
Jika ingin memasuki Dermaga Bintang, ane dikenakan biaya sebesar 10.000 rupiah sepuasnya. Setelah bayar tiket, ane melanjutkan perjalanan ke dermaga bintang, menanjak dengan kemiringan yang cukup bikin kaki lelah.
Sampai di atas dermaga bintang, ane musti hati-hati lagi, tingginya dermaga bintang seakan membuat ane melayang karena angin dipagi cukup kencang. Saat itu, mendung juga menyertai kunjungan walau hanya sebentar saja. Beberapa kali ane coba buat naik pagar pembatas, tapi gagal. Ane coba lagi, tapi angin semakin kencang, dan ane putuskan untuk kembali ke kosan. Selain berkunjung ke dermaga bintang, di puncak moko juga terdapat wisata hutan pinus yang menyenangkan. Pengunjung nantinya akan dimanjakan dengan susunan pohon pinus yang tertata rapi.
Nikmati terus wisata indonesia dengan segala fasilitas yang tersedia dan berikanlah info yang selengkapnya untuk bersama.
Menuju Dermaga Bintang


Tangga ke Atas Dermaga Bintang

Keliling Area Dermaga Bintang, Moko


Friday, June 21, 2019

4 Hikmah dari Lapas

Kehidupan terasa lebih indah jika bisa berbagi satu sama lain. Saling memberi dalam hal apapun selagi tujuannya baik, tentunya akan memperoleh hasil yang baik pula. Tidak pandang status sosial, semua orang pantas diberi apresiasi tinggi jika dia mampu memberi motivasi kepada siapapun yang merasakan dampak positif atas apa yang dia sampaikan. Ane merangkum kembali kisah lama yang baru teringat kembali, perihal anak lapas yang telah memberi ane banyak pelajaran berharga dalam hidup. 

Tahun 2014-2015, Ane diberi kesempatan bergabung dengan Komunitas Lapas Anak Berbagi. Ttahun itu juga ane pertama kalinya memasuki kawasan Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas 3A di Sukamiskin, Bandung.

Begitu banyak pembelajaran yang ane peroleh dari berbagai sumber, untuk itu ane menyusun dalam 4 poin penting ketika ane berkegiatan di Lapas Anak.

1. Bersyukur

          Kata pertama yang terlintas dipikiran adalah syukur. Saat seumuran mereka, ane kadang juga ikut kegiatan seperti itu. Ya, balap liar. Mereka yang disana, ada yang tertangkap ketika balapan liar. Kegiatan seperti seakan mengingatkan ane pada kejadian kelam dulu, hanya saja ane sedikit beruntung ketika ane tidak mengalami kejadian sama seperti yang mereka dapati.

         Ketika mereka yang berumur 12-19 tahun sudah mendekam dibalik jeruji karena berbagai persoalan yang mereka perbuat, ane merasa beruntung ketika umur segitu tidak mengalami kejadian pahit seperti itu. Peranan orang tua selalu ane dapati 24 jam, sedangkan mereka, ada yang tidak dapat perhatian seperti itu. Karena itulah, lingkungan yang tidak pantas mereka ikuti akhirnya menjerumuskan mereka pada kekhilafan.

2. Berbagi

          Kegiatan yang berlangsung hampir dua tahun juga mengingatkan ane betapa pentingnya berbagi kebaikan kepada sesama. Tidak hanya kami di komunitas, mendengar cerita mereka yang mempunyai berbagai cita-cita besar pembalap, polisi, tentara, cheff, bahkan ada yang ingin menjadi gubernur di masa depan turut memberikan pelajaran berharga bagi kami yang seharusnya bisa melakukan sesuatu yang lebih besar lagi bagi negeri.

          Pengalaman buruk yang mereka katakan sebenarnya bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk dapat berbagi dengan yang lain. Ketika kepercayaan diri kendur karena bully-an dari orang luar, disaat itulah kami, volounteer datang memberi motivasi, materi, pengalaman yang semoga disuatu saat nanti bisa digunakan.

          Seorang bocah pernah berkata,"lebih baik saya kembali ke lapas, daripada harus dibuli di kampung halaman sendiri," kerjadian tersebut dialami oleh hampir seluruh anak lapas yang telah bebas.

3. Bersama

          Dalam berbagai kegiatan, seperti pemberian materi futsal oleh pelatih yang kami minta langsung dari mantan pemain PERSIB, anak-anak lapas sangat antusias saat mendengar materi yang diajarkan, beberapa dari mereka ada yang sampai mengajak kami bermain futsal. Walau nafas nggak sekuat mereka, setidaknya dengan bermain bersama, kegiatan kami menjadi lebih bermanfaat bagi mereka.

          Tempat tinggal mereka dilapas bulanlah dibalik sel jeruji, melainkan semacam asrama layaknya pesantren. Kebersaaman mereka terbentuk oleh kegiatan posifit seperti sholat berjamaah, mengaji, sampai mendengarkan ceramah di masjid lapas. Suka duka dijalani, hingga yang memisahkan mereka hanya kebebasan dari lapas.

4. Berkreatifitas

         Dalam hal ini, merekalah yang banyak memberi kami berbagai macam ilmu, terutama saat ane melihat sendiri karya seni yang mereka selesaikan dari berbagai macam barang-barang yang tidak terpakai. Satu hal yang nggak bisa ane lupa, ketika seorang anak lapas mengajarkan ane membuat lampion dari benang. Materinya memang dari volounteer, tapi ide agar ane membuat usaha tersebut terinspirasi dari satu bocah yang saat itu tiba-tiba saja berteriak,
"ieu' usaha aing," atau
"ini usaha saya,".

          Beberapa hari berlalu, ane coba membuat, dan akhirnya terjual. Namun, usaha tersebut tidak dilanjut, karena ane udah kerja ditempat lain, sehingga waktu terasa sempit untuk menambah kegiatan usaha tersebut.

           Pelajaran yang berharga tentunya diperoleh dari hal yang tak terduga, setiap orang yang dikira biasa, terkadang mereka menjadi seorang yang luar biasa, apalagi selalu memberi inspirasi buat kita. Siapapun mempunyai pribadi yang menginspirasi, tinggal bagaimana sikap tersebut menjadi tanda jati diri.

Kegiatan Senam di Aula, Lapas

Thursday, June 20, 2019

Pergi ke Lapas, Yuk

Ane teringat kisah lama ketika menjadi volounteer di Lapas Anak Sukamiskin Bandung. Tempat yang mengajarkan banyak hal, salah satunya peduli terhadap ketidakpercayaan diri anak. Banyak pengalaman yang ane dapati selama berada dikomunitas yang berdiri sejak pertengahan 2014 yang lalu. Berbagi, bersyukur, kebersamaan menjadi hal yang tidak akan hilang dari identitas komunitas Lapas Anak Berbagi.

Lapas Kelas 3A merupakan tempat yang dihuni oleh orang-orang yang melakukan kesalahan, baik itu kecil atau kesalahan yang lebih besar. Lapas anak Bandung memang dikhususkan untuk anak-anak yang melakukan tindakan pidana, seperti mencuri, balapan liar, prostitusi dan yang lebih parah yaitu pembunuhan. Setiap anak yang melakukan tindakan tersebut sebenarnya bukanlah dari hati mereka sendiri, melaikan faktor lingkungan dan emosi yang masih labil yang dimiliki. Anak-anak lebih cendrung khilaf dalam melakukan perbuatan mereka, terkadang hanya karena masalah sepele mereka bisa melakukan tindakan yang anarkis dan brutal terhadap orang lain.

Setiap anak yang melakukan tindakan yang salah sebenarnya belum berhak di renggut kebebasannya, terlebih lagi mereka hanya mengikuti apa yang disuruh oleh teman mereka sendiri. Pola pikir mereka yang masih belum jelas sangat gampang dipengaruhi untuk melakukan tindakan yang buruk yang sebenarnya tidak ingin mereka lakukan. 

Ketika mereka telah melakukan tindakan yang salah dan kemudian di jebloskan ke ke lapas, mereka cendrung pesimis dalam hidup dan merasa tidak berguna bagi orang lain. Saat mereka pesimis tentang kehidupan mereka, disanalah proses pembinaan oleh pihak lapas di lakukan untuk membentuk karakter mereka menjadi lebih baik, seperti pengajian, pengajaran karya seni, olahraga dan kegiatan pendukung lainnya yang mendukung mereka untuk bisa lebih percaya diri lagi saat berada di lingkungan luar dan bertemu masyarakat luas. 

Selain itu, banyak komunitas-komunitas sosial yang menjadi fasilitator bagi anak lapas, memiliki tujuan yang sama agar mereka tetap kepada jalur yang benar. Perlu adanya sosok yang menjadi panutan bagi mereka, salah satunya adalah rekan-rekan komunitas sosial dari berbagai kalangan. 

Kebanyakan kita yang lebih beruntung daripada anak lapas malah menghindar dan tidak peduli terhadap mereka yang juga termasuk anak dan kader bangsa. Kita sebagai warga yang baik seharusnya tidak mengucil anak-anak yang seperti itu, kita seharusnya lebih memperhatikan mereka agar mereka lebih percaya diri dengan kemampuan mereka. Banyak anak-anak lapas yang memiliki kemampuan lebih dalam belajar atau berkarya sesuai dengan apa yang mereka inginkan. 

Dari segi lingkungan, Lapas anak bukan seperti sel, atau penjara yang sering terlihat di film-film. Semasa ane berpatisipasi disana, ane melihat lapas anak ibarat sebuah pesantren kecil. Ada masjid, sekolah, dan beberapa ruang yang dijadikan sebagai tempat belajar seni. Tapi, lapas tetaplah tempat yang masih tertutup. Batasan-batasan tiap ruang dibatasi oleh tetali-tetali yang memiliki tinggi hingga 4 meter.

Selalu ada kenangan indah ketika ane ingat dengan Komunitas Lapas Anak Bandung. Selalu menginspirasi dan menjadi sosok motivator.
Sharing Pengalaman dengan Pemateri di Lapas Anak Berbagi

Tuesday, June 18, 2019

4 Manfaat Sampah, nomor 2 kayaknya bagus

Kita sebagai manusia selalu diberi akal dan fikiran oleh tuhan untuk menjalani setiap nafas kehidupan. Menjadi yang lebih baik dan berguna bagi semua orang adalah hal dapat membuat hati merasa lebih tenang, damai, bahkan akan muncul kata yang disebut BAHAGIA. Salah satu yang membuat keinginan tersebut terwujud adalah dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kreatifitas.

Maksud kreatifitas yang ane madsud adalah berkarya seni dalam memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai. Padahal, barang yang sudah tidak terpakai sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi apapun yang kita mau, misalnya tempat sampah atau fas bunga.

Berikut, 4 manfaat, jika bisa merubah sampah menjadi karya seni.
1. Mempercantik dalam atau luar rumah
Tampilan rumah yang terkesan itu-itu saja kadang membuat bosan, dengan memanfaatkan botol minuman seperti botol sirup, kecap, dan merubahnya menjadi pot bunga, setidaknya akan memperindah penglihat dirumah. Ane bikin waktu itu tempat setangkai bunga yang digantung di dinding garasi mobil.

Tempat Bunga Dinding

2. Mengurangi belanja mainan.
Biasanya, mobil-mobilan sadang mudah didapati hancur karena dilempar sama anak kecil, balita gitu lah. Dari pada hancur, trus beli lagi, mendingan dibikin aja mobil-mobilan dengan memanfaatkan kardus bekas, serta tutup botol air mineral untuk ban mobilnya. Bentuk, ukuran, model, warna dari mobil juga bisa disesuaikan dengan keinginan. Selain itu, anak juga bisa diajak berkreatifitas dengan hal itu. Itupun kalau anaknya mau.

3. Menambah mainan anak atau koleksi pribadi.
Anak lagi. Mereka pasti suka dengan benda kerena yang satu ini. Besi yang tak terpakai lagi tentu dapat digunakan, apalagi punya skill nge-las. Mau besar ataupun kecil tergantung dari jumlah besi bekas tersebut. Replika robot seperti transformer tentunya memiliki nilai seni yang tinggi, mana tau ada yang minat, kan bisa dijual juga.

4. Menambah assesoris ke pasar.
Nih, buat mama-mama kebanyakan. Jika dari susunan benang di rajut bisa menjadi tas, lain halnya tas yang dibuat dari plastik bekas makanan atau minuman instan. Ane sering lihat juga sih disini. Tas mulai seukuran hp, sampai ukuran segeda gaban alias sebesar ransel ada yang pakai, dibuat dari pelastik kopi, keren juga.
Semenjak berkecimpung di dunia persampahan 3 tahun yang lalu, ane melihat banyaknya potensi yang ditimbulkan oleh sampah, terutama dari sisa-sisa barang bekas.





Tidak hanya membuat sesuatu dari benda-benda yang tidak terpakai, menghias barang menjadi lebih indah dilihat juga menjadi salah satu cara kita untuk menghibur diri di ruangan sendiri. Hasilnya, dengan melihat ruangan yang penuh dengan hasil kreatifitas sendiri, kita bisa menjadi merasakan adanya nuansa yang berbeda di ruangan kita.
Jadi sampai kapan kita harus menunggu, selagi bisa melakukannya sekarang, kenapa tidak, ayoo lakukan ….!!!

Ane seriusss...

Monday, June 17, 2019

Terimakasih, Pak Dosen

Setiap pelajaran dalam suatu mata kuliah, biasanya ada quis, kemudian ujian akhir semester sebagai sarana untuk menilai seberapa mengerti mahasiswa-mahasiswi dengan ilmu yang telah diajarkan. Dan, ada nilai, baik dalam bentuk huruf atau angka sebagai bukti dari tes yang telah diberi.

Agar memperoleh hasil yang baik, tentu ada cara yang baik pula dalam prosesnya. Setiap mahasiswa, memiliki cara tersendiri untuk memperoleh nilai yang sempurna. Mulai dari cara yang mudah sampai lebih rumit dilakukan. Tujuannya hanya satu, agar dosen memberi nilai A. Ane bilang mudah, yaitu dengan menghalalkan segala cara, seperti nyontek, lihat buku atau istilah sekarang disebut dengan buka jimat. Namun, apakah cara tersebut bisa memberi dampak yang baik bagi mereka ?

Belajar rajin, mengisi lembar jawaban tanpa membuka buku atau menyontek akan memberi kepercayaan diri tinggi bagi si mahasiswa. Sebagai seorang yang terpelajar, mahasiswa harus mengerti pentingnya dampak buruk tersebut terhadap dirinya. Tapi, jika belajar dengan rajin kemudian mengisi jawaban dengan membuka buku plus ujung-ujungnya nyontek, itu namanya “bodoh”, bahasa minangnya “bengak”.

Si Anton misalkan, terkenal sebagai mahasiswa yang rajin, ke kampus selalu tepat waktu, dan tugas selalu dibuat sendiri. Namun, saat ujian berlangsung, demi memperoleh hasil sempurna, Anton memastikan jawaban yang dibuat tersebut dengan cara membuka kertas kecil yang disebut dengan jimat. Semua rumus dikertas berukuran 10 x 10cm telah dibuat tadi malam sebelumnya. Cara kotor yang dilakukan tentunya dapat merusak citranya sebagai mahasiswa rajin. Tapi, sekali lagi, agar nilai diperoleh sempurna, cara seperti itu tidak akan dianggap buruk baginya, melainkan dapat membantunya lulus dengan cepat.

______
Pengalaman (jangan ditiru)
Ane pernah mendapat pelajaran yang sangat berharga dan tak terlupa sampai sekarang. Seorang dosen yang sangat positif tingking, mata kuliah yang diajarkan adalah mekanika B, kenapa B, karena yang sebelunya ada Mekanika A. Ketika itu ane emang sengaja buka buku saat ujian berlangsung. Ane nggk buat contekan karena nantinya akan buat ane bingung sendiri, mending buka buku sekalian, semisal catatan kawan yang rajin dipinjam untuk lihat proses menjawab dari soal-soal yang diberikan. Lebih efektif dan tidak membuang-buang kertas, ujung-ujungnya global worming.

Prinsip ane saat ujian, "Berani berbuat benari bertanggung jawab," siap dengan nilai jelek jika ketahuan, dan yang pasti
duduk berdekatan dengan teman sepermainan, bukan dengan orang yang terlalu pintar, karena yang terlalu pintar cendrung pelit ngasih contekan, tapi mau nanya jika lagi kesulitan, giliran nanya balik, eh malah pura-pura nggk tau.

30 menit waktu berlalu, it's show time...
Perlahan demi perlahan, catatan yang telah diduduki sesikit demi sedikit dikeluarkan. Mata fokus melihat lembar jawaban sementara tangan kiri membolak balik halaman buku sesuai dengan soal yang tersaji. Ane belum lihat pergerakan dosen sedikitpun dari tempat duduknya.

Suasana ujian masih tenang,
"Uyuuung, uyung," panggilan dari teman yang dibelakang kanan ane. Kalau yang duduk dibelakang biasa tinggal tendang-tendang bangku ane aja sih. Tangan kanan dilambaikan, tapi bukan ke atas melainkan ke bawah, pertanda belum selesai atau SABAAAARRRS.

NB : masih ada proses nyontek yang lain, tapi buat yang ini, satu aja dulu.

Saat seru-serunya melihat tulisan-tulisan nan rapih, berisikan semua rumus yang membuat sebenarnya cukup pusing melihatnya, tiba-tiba saja Pak Dosen datang,

"Ehhmmmm," gemuruh suara dosen.

Sontak, ane langsung mendongak,"iya, pak,"

Namun, dosen hanya diam dan terus berjalan mengawasi mahasiswa.

Ane bingung kenapa lembar jawabannya tidak diambil. Setelah ujian, ane menghampiri dosen yang di ruangannya. Berharap permintaan maaf ane diterima, karena untuk matkul ini, ane nggak siap dapat nilai jelek.

"Tok tok tok," pintu digedor.

"Asalamualaikum, Pak," ujar ane harap-haral cemas.

"Walaikumsalam, ada apa?" cakap dosen yang tengah ngemil rujak.

"saya mau tanya pak, tadi bapak liat saya buka buku pas ujian ya pak ?, kok bukunya nggak diambil, pak,"

"Untuk apa nanya itu, belum ada lo mahasiswa yang nanya seperti itu,"

"Iyaaa, mana tau ngaruh sama nilai, tapi saya lihat bapak membiarkan saya gitu aja,"

Dengan senyum santai, beliau yang dua tahun lagi bakal pensiun menjawab dengan tenang,

"ya, ngapain juga saya ambil lembar jawabanmu, itu caramu memperoleh nilai dan keberhasilan selama kuliah sama saya," ujar dosen.

Ane langsung terdiam,
"Jangan kaget begitulah, santai aja," tutup dosen, kemudian keluar ruangan.

"Oiaa, piring rujaknya bawa ke kantin, sekalian bayarin, ya. Itu aja hukuman buat kamu," tambah beliau.

" whaat .... ???," disuruh bayar rujak.

Semua ada proses dan cara tertentu dalam menyelesaikan tantangan yang datang. Terimakasih kampusku.

Sunday, June 16, 2019

Minggu ke enam, Bangun Plak ...!!!

Salam walking guys
Hati gue bertanya-tanya, kemana kaki akan melangkah setelah turun dari bus nanti. Sontak terbesit nama “Koplak” panggilan akrab teman gue yang bertempat tinggal di Sekeloa, sekitar 2 kilometer dari kampus Unpad Dipatiukur, Bandung. Perjalanan dimulai setelah gue membayar tarif bus sekitar 8.000 rupiah.

Saat turun dari bus, gue langsung dihampiri oleh angkot berwarna putih.

“teeetttt,” bunyi bus yang nyaris menabrak angkot yang tiba-tiba langsung berbelok kiri dan berhenti di tepi jalan depan kampus.

“pak, maju ke depan lagi pak,” kata supir bus.
Angkot tidak bergerak sedikitpun, “teeeettttt,” klakson bus semakin keras sehingga membuat gue menutup telinga. Gue jadi memperhatikan sifat dari supir angkot yang tidak mau berpindah, seolah-olah tidak mendengar klakson bus.

Sebagai warga Indonesia yang baik, alangkah mulianya jika saat mencari uang, kita tidak merugikan orang lain. Bus akan segera berangkat, namun karena ada angkot yang tidak bergerak maju, sehingga bus tidak bisa memutar balik menuju halte penumpang.

Beberapa langkah gue berjalan, gue melihat kondektur bus berjalan menuju angkot yang tengah santai menunggu penumpang.
“Makasi mang,” ucap kondektur bus.

Akhirnya, permasalahan selesai setelah pak kondektur bus datang, meminta baik-baik agar supir angkot mau beranjak dan mengarahkan kendaraan agar bus bisa lewat. Sementara itu, gue langsung melanjutkan perjalanan menuju ke jalur yang ramai kendaraan depan SPBU Dipatiukur, belok kanan menuju Jalan Sekeloa, jalan yang sedikit menanjak.

Langkah demi langkah dimulai.
Siang hari, terik matahari menemani perjalanan gue ketika menempuh jalan yang menanjak, kemudian langsung mengambil jalan pintas menuju jalur besar Jalan Tubagus Ismail Dalam. Badan mulai berkeringat, membasahi baju yang belum sempat dicuci. Walau begitu, kegelisahan belum menghampiri jalan-jalan siang yang semakin terasa panas.

Jalur seakan semakin sempit dengan macetnya jalan yang dilewati. Banyaknya mobil yang melewati jalan serta motor yang tidak mau memberi ruang menyebabkan macet sepanjang jalan sampai ke persimpangan menuju Jalan Tubagus Ismail Dalam.

Macet sudah terjadi sejak mobil sedan yang rendah tidak mau melewati polisi tidur dengan ketinggian sekitar 10 cm. Pejalan kaki serta warga yang memakai motor sudah membimbing jalannya mobil. Entah takut atau masih ragu melewati tanggul kecil, gadis yang membawa mobil tersebut tidak berani melewati tanggul yang sebenarnya bisa dilalui. Selain tidak berani melewati tanggul, dinding pagar yang berada di sebelah kiri mobil juga menjadi penyebab gadis tidak berani mengarahkan mobilnya ke depan. Tiba-tiba, seorang pemuda yang sedang membawa motor gede mengetuk kaca jendela mobil gadis tersebut. Gadis dalam mobil akhirnya mengikuti ajakan dari pemuda yang tersenyum sambil mengatur arah berjalannya mobil agar tidak tergores oleh dinding pagar.

Mobil sedan akhirnya berhasil melewati polisi tidur serta dinding yang hanya berjarak 5 cm dari bagian kiri mobil. Pemuda yang juga sedang pergi menggunakan motor gedenya terus melintas di depan mobil sedan. Bak seorang putri raja, gadis tersebut terlihat seperti dikawal oleh pemuda tersebut sampai di ujung penglihatan gue.

Semua kendaraan kembali melanjutkan perjalanannya, serta gue terus berjalan menuju persimpangan menuju Jalan Sekeloa Raya. Sejuknya udara yang berada di satu pohon membuat gue berhenti sejenak sebelum sampai di kosan Koplak. Sembari melepas lelah, gue mendengarkan lagu ala-ala pantai sehingga gue nyaris tertidur di bawah pohon tinggi tersebut.

Badan mulai segar kembali, Gue sesegera mungkin beranjak dari pohon karena cuaca mulai gelap, kemungkinan hujan akan membasahi gue beberapa menit lagi. Sampai di persimpangan kosan Koplak, Gue melihat banyaknya kendaraan warga di sekitar, namun tidak ada keramaian seperti yang dirasakan di kampung halaman. Komplek perumahan yang selalu ramai oleh ibu-ibu rumah tangga yang selesai berbelanja dan bercerita. Gue berfikir, mungkin kebanyakan ibu-ibu di wilayah ini adalah wanita karier, sehingga jarang bersosialisasi dengan teman-teman sekitar. Gue juga tidak bisa menebak, hanya bisa menduga dan tidak ingin berfikir buruk.

20 meter berlalu dari perumahan, Gue sampai di Kosan Koplak di Jalan Tubagus Ismail lV. Tanpa salam, layaknya rumah sendiri, duduk langsung dan browsing pakai laptopnya. Kebetulam si Komplak bangun hanya untuk membuka pintu kosan, karena yang datang adalah tamu dari kejauhan.

Walau hanya sebentar, perjalanan ini tetap memberi pelajaran berharga bagi gue untuk tidak berfikir buruk tentang apa saja yang terlihat. Alangkah baiknya inisiatif lebih cepat dilakukan daripada hanya melihat orang lain mengalami kejadian yang tidak bisa ditangani sendiri. Kita sebagai manusia merupakan makluk sosial yang saling membantu dan memberi apapun satu sama lainnya.

3 Faktor Kesuksesan, Banyak Belajar dari Nomor 3

Fokus pada diri sendiri menjadi hal yang harus dilakukan oleh setiap individu. Berpegang teguh sesuai dengan apa saja yang dinginkan. Mau menerima pendapat orang lain tanpa menolak, setidaknya mempertimbangkan terlebih dahulu usulan yang sebenarnya memberikan efek yang baik untuk kemajuan diri sendiri.

Setiap pekerjaan yang disukai sebaiknya diselesaikan semaksimal mungkin. Jika dilakukan setengah-setengah, akan menimbulkan kemungkinan buruk yang terjadi. Mengedepankan kepentingan sendiri tanpa ada pihak lain yang terganggu juga menjadi hal yang baik dilakukan agar tujuan bisa segera tercapai.

3 faktor yang menyebabkan seseorang tidak fokus terhadap kesuksesannya, antara lain :

- Banyak keinginan (wacana), tapi tidak di kerjakan.
- Terlalu banyak mikir dari pada aksi.
- Tidak bisa mempertimbangkan pendapat yang di berikan banyak orang.

3 faktor tersebut bisa di tanggulangi dengan cara :
- Lakukan, dan jangan banyak bicara
- Aksi, kerjakan sekarang juga.
- Pandailah memilih mana pendapat yang sekiranya masuk akal dan sesuai dengan jalan fikiran serta hati.

Hal-hal demikian sebenarnya tidak terlalu sulit dikerjakan. Jika, kita bisa melakukannya dengan tenang dan cepat bertindak. Lambat bertindak membuat kita lebih sering masuk ke lubang yang sama. Kekuatan untuk menjadi lebih baik dan bisa berguna bagi orang banyak akan menambah semangat untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Bahagia, Mungkin Kesuksesan yang Sempurna

Kebahagiaan merupakan satu hal yang selalu diusahakan oleh setiap orang. Makanya ada yang sampai bilang,

"lu kemana bro,"

"Nyari kebahagiian."

Hasilnya selalu berbuah kepada indahnya hidup yang di jalani. Life is simple, setiap hal positif adalah keberkahan baginya, hanya dia yang merasakan hal itu dan mencoba membagi kebahagiaan tersebut kepada orang banyak.

Memperoleh posisi kerja sesuai dengan yang diingikan merupakan cara untuk menikmati kebahagiaan yang di harapkan. Terkadang, seorang lebih memilih materi untuk menghasilkan kebahagiaan, materi yang banyak memang tidak luput dengan kemewahan.

Namun, apakah hal itu yang akan terus di cari tanpa mementingkan apa yang seharusnya dibutuhkan oleh diri sendiri ?.

Memperkaya diri untuk mencari kebahagiaan tidak serta merta membuat diri bahagia, akan ada hal yang dipikirkan kemudian di balik kebahagiaan tersebut.

Ane juga menjadi salah satu orang belajar dengan hal itu, Tahun 2016 yang lalu, Ane bekerja sebagai Financial Consultant, bekerja sebagai pialang yang mencari nasabah yang menginvestasikan uangnya, agar bisa di kelola dan nantinya akan mendapatkan untung yang sangat besar dari investasi tersebut. Seiring berjalannya waktu, ane terus berfikir apakah akan terus disini, bekerja tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Ane mendapatkan semua hal yang berbau perkatoran, mewah serta hidup layaknya seorang yang bisa membeli kebahagiaan dengan uang. Beberapa bulan berlalu, Ane belum merasakan kebahagiaan yang dicari kecuali kesenangan yang hanya di peroleh sesaat, itupun kalau ada sesuatu yang membuat senang bukan bahagia.

Saat itu, Ane belajar arti sebuah kebahagiaan yang dicari oleh seorang sahabat yang pernah sebulan bersama Ane, serta tiga sahabat yang masih mencari jati diri kemana kaki akan melangkah untuk kemudian hari, alias nyari kerja. Beberapa minggu sebelumnya, terakhir kami bertemu, salah seorag sahabat sebut saja namanya Putra, bilang kalau doi diterima di salah satu sekolah alam yang ada di Jakarta. Saat di tanya, kenapa ngambil kerjaan seperti itu, doi bilang karena lagi butuh duit saja.

Satu bulan berlalu, Ane masih melakukan rutinitas harian, kerja dan kerja. Pergi pagi, pulang malam. Ane memperoleh kabar, Putra diterima perusahaan yang bergerak dibidang pertanian di Kabupaten Cianjur.

Bukan bermadsud mencampuri atau sok sok an peduli, Ane merasa kalau doi memang lebih memilih bekerja di perusahaan seperti yang pernah di bilang saat kami pulang dari Lampung menuju Jakarta sekitar 3 bulan yang lalu. Padahal doi bilang, bakal senang bekerja sebagai guru, bertemu dengan anak-anak.

-----------
Tidak tau apa yang terjadi, beberapa jam kemudian doi ngasih kabar kalau tanda tangan kontrak di perusahaan tempat bekerja nanti dibatalkan, dan doi lebih memilih jadi guru dan bertahan disana. Satu hal yang membuat Ane terkejut terus senang membaca chatingannya adalah doi lebih milih menjalani profesinya sebagai guru dari pada perusahaan. Tapi, bukan berarti bekerja diperusahaan juga buruk, melainkan banyak juga yang bahagia, karena ada feedback berharga yang mampu membawa hidupnya ke arah yang setiap hari semakin baik.

Semua hal yang berbau kesenangan belum tentu membuat bahagia. Seorang sahabat fisika ane bilang, “sukses belum tentu bahagia tapi bahagia sudah pasti sukses”, sukses karena bisa menahan diri tidak bersikap arogan terhadap kekayaan yang dicari. Sampai sekarang Ane hanya bisa belajar dan terus belajar apakah Ane mati dalam keadaan sukses atau bahagia.

Saturday, June 15, 2019

8 Tipe Orang Saat di Tempat Makan, Nomor 3 Kayaknya Nggk Mungkin

Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda saat memesan makanan. Ada yang sambil menyapa penjual dengan terlebih dahulu memukul, kemudian memesan makanan. Ada juga yang diam, duduk dahulu, kemudian baru memesan.

Pagi sekitar jam 7, Gue pergi ke tempat makan favorit dikawasan Jatinangor, Sumedang. Sarapan lontong padang dengan berbagai macam cemilan menarik seperti, bakwan goreng, pisang goreng, sala lauak, mangkuak, pastel, dan keripik sebagai toping yang diletakkan diatas sepiring lontong. Nikmatnya sarapan pagi tidak hanya Gue rasakan sendiri. Banyak pelanggan yang rela antri untuk mendapatkan satu porsi lontong padang yang sudah berdiri sejak tahun 2007 silam.

Selama berada di tempat makan, banyak hal unik yang Gue lihat. Kadang, Gue sendiri tersenyum melihat tingkah laku pelanggan yang membuat Si penjual lontong lupa dengan pesanan yang diminta. Gue melihat, memahami, menganalisa serta menyimpulkan apa saja yang terjadi selama berada dua jam disana.

Ada 8 keunikan yang dilakukan pelanggan saat berada di tempat makan, mungkina kalian pernah mengalaminya.

1. Pelanggan yang sibuk dengan gadget ketika sedang makan.

Saat si perjual bertanya, kuah mau ditambah atau tidak, Pelangganpun tidak tidak mendengar dan terus asik bermain gadget. Penjual hanya bisa tertawa sambil memasukkan satu jenis kuah saja. Terkadang, pelanggan seperti itu biasanya menerima saja apa yang diberikan. Normalnya, makanan bisa dihabiskan dalam waktu 5 – 10 menit. Gadget ditangan sangat berpengaruh, sehingga makanan bisa selesai dalam waktu satu jam atau lebih.

2. Pelanggan melahap makanan terlalu lama.

Masih berhubungan dengan gadget. Satu chatting satu kerupuk, atau satu chatting satu suap lontong. Kita memang disarankan mengunyah makanan sebanyak 33 kali. Tapi, saat gue perhatikan. Pelanggan bisa mengunyah sampai ratusan kali. Hebat juga, mungkin makannya sudah jadi air.

3. Pelanggan yang sibuk telponan saat memesan.

Pelanggan seperti ini yang biasanya membuat penjual kesal. Saat dia datang, pasti langsung ditanya oleh si penjual mau memesan apa. Si pelanggan hanya menunjuk makanan yang dipesan dengan telpon yang masih di telinga. Sebenarnya tidak masalah bagi si penjual selagi Pelanggan masih memesan. Tapi, ketika si Pelanggan batal memesan dan pergi begitu saja, hal tersebut yang membuat si penjual jadi kesal.

4. Pelanggan yang sibuk membersihkan meja serta mengusir lalat dari cemilan.

Pelanggan yang seperti ini patut dicontoh. Tidak perlu menunggu si penjual membersihkan meja. Si pelanggan dengan senang hati memberihkan meja dengan tisu yang tersedia. Setidaknya, hal tersebut bisa menjadi ladang amal bagi si Pelanggan.

5. Pelanggan yang mengacak cemilan.

Pelanggan seperti ini patut dikasih peringatan keras. Cemilan yang diletakkan di atas piring tidak sewajarnya diambil kemudian di letakkan lagi di tempat semula, terlebih tangannya tidak steril. Kita sebagai manusia harus bisa mengingatkan kesalahan yang bisa membuat orang lain merasa jijik dengan makanan yang sudah disentuk. Lebih baik langsung mengingatkan daripada membiarkan makanan cepat basi setelah tersentuh tanah.

6. Pelanggan yang banyak nanya.

Malu bertanya sesat dijalan, kebanyakan nanya makin bingung kemudian. Pernyataan yang Gue rasa cocok untuk si pelanggan yang kebanyakan nanya. Padahal masih banyak pelanggan lain yang ingin memesan makanan. Hal ini bisa membuat waktu seseorang terbuang karena menunggu si pelanggan yang lama menentukan pilihan.

7. Pelanggan yang sok tau mengenai harga.

Banyak penjual yang merugi ketika dagangannya habis tapi uang yang didapat tidak sesuai dengan perhitungan sebenarnya. Salah satu yang menyebabkan kerugian tersebut ada pada pelanggan yang menghitung sendiri harga dari seluruh makanan yang dibeli. Walaupun jujur, kalau harga yang ditawarkan oleh penjual lebih tinggi daripada yang dibayarkan oleh si Pelanggan. Maka, si penjual akan mendapatkan kerugian yang cukup signifikan. Pastikan dulu harga yang telah ditetapkan oleh si penjual. Apalagi jika kita sudah berminggu-minggu tidak makan disana. Harga bahan makanan semakin lama semakin bertambah sehingga membuat harga makanan yang sudah jadi menjadi lebih mahal daripada sebelumnya.

8. Pelanggan yang sibuk memperhatikan pelanggan lain.

Pelanggan yang satu ini, bisa saja memperhatikan orang lain karena memang pantas untuk diperhatikan atau memperhatikan pelanggan lain karena ingin membuat sebuah tulisan yang nantinya bakal menjadi inspirasi bagi orang lain yang membacanya.
Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, jadilah pelanggan yang baik bagi di penjual. Berprilaku baiklah kepada setiap pelanggan yang berada disekitar tempat makan. Dan, jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah makan.

Namanya juga, Bosssss