footer social

Pages

Monday, October 29, 2018

Kerajinan Box Baju Kotor dari Simcard

Sisa simcard banyak sekali ditemukan dimana-mana. Bentuknya yang unik dan tipis sering digunakan jadi mainan kunci. Selain gantungan, simcard juga dijadikan box untuk menyimpan barang-barang kecil ringan, namun mimin punya ide lain, yaitu dengan menggunakan 394 biji simcard untuk membuat box penyimpan baju kotor sebelum dicuci. Selain simcard sebagai bahan utama, lem 3 detik (sebutan lem yang mimin beli di pasar) sebanyak 3 biji menjadi alat pemersatu masing-masing simcard.

Pembuatannya cukup mudah, hanya tinggal menempelkan kartu dengan pola garis lurus. Agar dinding box lebih tegap, kartu dibuat menjadi dua lapis. Pada bagian alas, 5 lapis kartu ditempel agar alas lebih tebal sekitar 1 cm. Dengan ketebatalan seperti itu, lem bisa diletakkan lebih banyak untuk memperkuat dinding box.

Setelah alas dan dinding menyatu, bagian sisi box ditempel. Dan terakhir, tutup box dibuat dengan cara yang sama seperti membuat dinding box. Tapi, satu kartu ditempel tegak pada bagian tutup box.

Bukit Berbatu Kamanap, Yapen, Papua

Berkunjung ke tempat baru dengan suasana yang berbeda tentunya menghasilkan pengalaman yang tak terlupa. Unik dan berbeda dari yang lain menjadi pilihan si pecandu wisata alam. Anugrah tuhan yang tercipta dari hasil pembangunan jalan raya layak diacungi jembol, entah berasal dari ledakan atau galian, tempat seperti bisa dikatakan hasil alam yang dibiarkan, namun memiliki nilai keindahan yang tak ternilai.

Beberapa hari yang lalu, Gue berkunjung ke bukit bebatuan yang berjarak 100 m dari Bandara Stefanus Rumbewas, Kepulauan Yapen, Papua. Lokasinya mudah dijangkau karena berada di jalan lintas menuju bandara. Perbukitan bebatuan ini juga banyak memiliki spot foto yang keren, namun harus berhati-hati saat melintas. Banyaknya batuan runcing bisa saja membuat ban kendaraan bocor dengan mudahnya. Selain batuan, lubang-lubang kecil dengan berbagai ukuran luas sesekali bisa memperngaruhi perjalanan.

Jika kalian berkunjung ke Serui dengan menggunakan pesawat, tidak ada salahnya berkunjung ke tempat ini, lokasi yang menyimpan pesona alam yang indah.

Saturday, July 7, 2018

Pengalaman Pertama dengan Motor Trail

Berkendara melewati jalur ektrim tentunya membutuhkan tenaga kuat dan stamina yang harus mampu menahan lamanya durasi perjalanan. Selain itu, kendaraan musti memiliki kemampuan melewati berbagai jalanan seperti lumpur, lubang-lubang besar, memiliki tektur tanah yang tidak rata, dan yang pastinya sukar dilewati oleh kendaraan yang biasa melaju di jalur aspal.

Berbagai jenis motor sesuai dengan jalur lintasnya sudah mulai menjamur di dunia. Ada motor sport yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan, pastinya memiliki mesin cepat serta aerodinamis yang sesuai bentuk motornya. Ada motor dengan cc besar, ditambah dengan box yang berada di kiri kanan belakang, biasanya ditujukan kepada mereka yang suka berkendara jarak jauh. Ada motor metik bagi pengendara yang suka santai, tidak mau ribet harus merubah gigi transmisi dan kopling. Dan, juga motor trail yang digunakan untuk menjelajah alam dengan berbagai macam jalur ektrim, itupun motor trail yang sudah dilengkapi dengan ban cakar yang siap melahap jalur lumpur sekalipun.

***
Minggu, Aku berkesempatan mengendarai motor trail yang sebenarnya bukanlah motor yang disukai. Jelas, motor dengan suspensi tinggi membuatku harus menahan berat badan serta motor dengan ujung jempol saja. Panjang kaki yang kurang maksimal memaksaku harus memiringkan badan serta menurunkan sedikit bokong ke arah kiri atau kanan sesuai dengan kaki mana yang akan menjadi standar sementara saat motor berhenti.

Motor trail yang dikendarai tergolong motor sudah dimodifikasi menjadi motor cross. Ban yang sudah diganti dari yang awalnya ban untuk jalanan aspal, sehari sebelumnya diganti dengan ban cakar istilah orang sini, namun bagiku sebutannya ban ragi tahu.

Aku berangkat sekitar jam 10 pagi bersama rekan-rekan kerja. Satu jam sebelum berangkat, peralatan bantu untuk merekam perjalanan, hp dan sumber pengisiannya dipastikan siap digunakan. Tidak lupa kondisi motor dicek kembali, apakah ada yang salah atau masih perlu diperbaiki. 

        "brummm," bunyi knalpot racing motor.

"Perjalanan kali lebih ektrim dari yang biasa, mengingat jalur yang akan dilalui belum pernah dicoba dan banyak info yang ku peroleh bahwasanya jalur tersebut sudah memakan korban jiwa saat memasuki jalan yang menanjak dan belum diberi aspal, alias masih berbentuk gunungan tanah yang bercampur dengan batuan. Selain jalur yang ditempuh masih belum rapih, hujan yang mengguyur tadi malam menambah ektrimnya perjalanan menuju bagian timur Pulau Yapen, yaitu Dawai," ujar rekan yang sudah terlebih dahulu ke Dawai.

Gambaran yang cukup jelas membuat raga ini semakin tidak sabar ingin pergi ke daerah yang memiliki perusahaan kayu tersebut. 

Satu hal yang membuatku ragu saat mengendarai motor ini adalah kaki yang tak bisa napak saat motor tiba-tiba motor berhenti, terutama jika menginjak jalan yang berlubang besar. Namun, bukan bikers namanya kalau tidak berani menghadapi apapun jenis kendaraan. Keyakinan yang selalu membuatku percaya diri dan berani mengambil resiko.

Aku belum terlalu berpengalaman dalam mengendarai motor trail, kecepatan serta tingginya yang membuatku enggan mengendarai motor berkapasitas 150cc keluaran Kawasaki ini. Tapi, keputusan untuk tidak mengendarai motor buyar setelah rekan yang mempunyai motor memberikan kunci motor dan memintaku untuk membawanya. Kesempatan yang tidak mungkin bisa ditolak, "iya, oke," jawabku sembari menerima kunci motor.

Perjalanan dimulai dengan melintasi jalur ke Menawi dahulu. Seperti biasa, Aku selalu berada paling belakang. Selain karena kebiasaan, motor dengan ban ragi tahu tidak begitu lengket dengan aspal. Alhasil, ban motor kadang slip sehingga membuatku mengurangi kecepatan seketika.

Jalur Menawi masih tergolong bagus sampai ke distrik Wadapi yang merupakan pemberhentian 5 bulan yang lalu ketika ingin ke Dawai sendiri. 5 bulan ketika sampai di Wadapi, jalur yang dilalui sangat buruk dan masih banyak tanah serta licin. Ditambah lagi saat itu aku pergi dengan menggunakan motor. Perjalanan ku terhenti saat berada di tengah hutan dengan jalur yang banyak kerikil serta lubang2 besar yang tidak henti2nya mengganggu perjalananku. Suara2 aneh menyertai kesendiriaan ku, dan pulang kembali ke rumah adalah solusi yang tepat saat itu. Akhirnya, perjalanan ke Dawa terhenti dan beruntung, kesempatan ku dapatkan kembali, dan Aku mengendarai motor trail yang belum pernah sama sekali ku bawa jauh. Begitulah petualangan singkat menuju Dawai yang tak sampai. Sekarang, cerita dilanjut e...

Lanjut.
Setelah melewati Distrik Wadapi, Aku memasuki jalur yang kembali tidak rata. Beruntung rasanya perjalanan menggunakan motor trail ban ragi tahu, segala macam tanjakan serta lubang tidak menghentikan perjalanan, walau sesekali becek dan gelombang jalan memperlambat laju kendaraan.
Suspensi yang tinggi sangat membantu mengurangi getaran. Selain membantu dalam kenyaman, suspensi yang tinggi juga memberikan ruang bebas saat akan menanjak kemudian melindas lubang.

Setelah melewati jalanan yang buruk di wilayah randawaya, perjalanan terus melewati sungai dengan ketinggian air mencapai 20 cm dari dasar. Dengan posisi busi yang tinggi, air sungai yang dilalui tidak dapat masuk ruang busi atau pengapian yang akan mengakibatkan mesin mati seketika.

Selama perjalanan berlangsung, lokasi berhenti hanya satu kali saja, itupun di satu2nya pondokan milik warga dengan sumber listrik dari panel surya. Selain memanfaatkan panel surya, rumah yang dijadikan warung ini juga memakai genset sebagai alternatif jika cuaca mendung. Aku menyempatkan berhenti disana, menyegarkan badan dan menambah oli untuk rantai motor yang terlihat kering. Jalanan dengan medan ektrim membuat rantai cepat haus, apalagi kalau keseringan kena air. Mesin sengaja tidak dimatikan, agar suara mesin bisa terdengar jelas saat pemeriksaan. Stelah memeriksa kendaraan, belum ada benturan serta gesekan dengan benda tampak dari bagian bawah motor seperti mesin dan knalpot.

Perjalanan terus berlanjut,
Aku sampai di sungai, dan lagi-lagi tingginya motor memperlancar perjalanan, serta ban ragi tahu yang kasar mengurangi kesulitan saat memasuki area yang cukup licin jika diinjak dengan sendal jepit biasa. Stang motor yang lebar ditambah dengan pijakan kaki yang kuat, membuat rasa lelah tidak hinggap begitu cepat. Posisi tubuh yang dibuat tegap karena posisi stang mengurangi rasa nyeri yang kuderita pada lengan kiri.

Setelah 4 jam perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 80km, Aku sampai di Dawai. Jika di hitung2, bahan bakar yang dihabiskan sebanyak 4 liter saja. Terasa sangat boros, namun dengan kondisi jalan seperti yang ku sampaikan tadi. hal tersebut wajar terjadi, mengingat jalur yang ditempuh lumayan ekstrim, dari 100% jumlah jalur. Sekitar 80%nya jalur buruk semua, dan perlu banyak perbaikan.
Sekitar 4 aliran sungai dilewati dengan kedalaman yang berbeda-beda. Aku beruntung bepergian saat terik matahari, air sungai tidak bertambah dalam dan jalanan tidak banyak yang licin. Banyak dari warga kampung yang batal ke kota (Serui) karena cuaca seperti hujan menghambat perjalanan mereka. Mereka yang mempunyai motor trail atau tinggi saja yang mau melewati sungai sebagai jalur perlintasan. Walau air sungai tidak dalam, namun jalur yang berlumut, mengakibatkan perlintasan menjadi licin. 

4 jam berlalu, Aku sampai di Dawai dengan kondisi kotor disana sini motor. Rasa lelah setelah membawa motor cukup jauh memaksaku harus beristirahat sejenak, melepas lelah dan kembali mengecek kondisi motor.

Dawai merupakan daerah kecil yang masih berkembang dari waktu ke waktu. Perusahaan kayu yang sudah berdiri puluhan tahun membuat kawasan ini terus berkembang. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat, membuat perusahaam tersebut harua menyediakan kayu sebanyak mungkin.

Sekilas tentang Dawai, baik itu alam serta tempat tinggal dan kondisi wilayahnya sudah diketahui. Namun, intinya adalah perjalan panjang yang tidak akan terlupa sampai saat ini. Ingin sekali menjajal jalur tersebut kembali, namun ada baiknya perjalanan dilakukan bersama. 

Pengalaman berkendara dengan motor trail pastinya akan selalu membuat diriku ingat betapa bermanfaatnya teknologi jika digunakan sesuai dengan tempat atau jalurnya.
Kawasaki D'Tracker

Thursday, April 26, 2018

10 hal yang membuat ko penasaran dengan Pulau ini.

Hal itulah yang terlintas dibenak Gus saat malam minggu, bersantai sejenek melepas lelah selepas kerja seharian.

Dalam tulisan kali ini, Gue mau share buat pembaca sekalian perihal keunikan, baik buruknya, kondisi lingkungan serta bagaimana kehidupan sosial di tempat Gue bertualang di Kota Serui, Pulau Yapen.

1. Pinang
Ya, buah yang satu ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat terutama yang asli Papua. Selain pinang, warga juga mengucah sirih yang dicampur dengan tepung putih. Warga asli menyebutnya sirih dicocol dengan kapur (warna putih).

Setiap orang juga sering berbagi pinang kepada sesama, terutama saat ngobrol-ngobrol santai. Gue melihat, rokok menjadi kebutuhan nomor dua setelah pinang.

Pinang tidak hanya menjadi kebutuhan bagi warga asli, pendatang juga mulai banyak menyukai buah tersebut, "mengurangi rasa lapar," ucap salah seorang warga yang ditanya.

1 pinang, satu 1 sirih, dan segenggam kapur, semua dihargai 1.000 rupiah saja. Pinang memang dikenal sebagai salah satu ciri khas orang Papua. Tidak lengkap rasanya jika ke Papua kalau tidak menocoba pinang.

2. Seluruh kegiatan ditiadakan mulai pukul 6 pagi sampai jam 1 atau setelah Zuhur di hari minggu.

Peraturan seperti ini baru pertama kali Gue rasakan.
Mengapa ? "Untuk menghormati warga umat kritiani yang sembayang," jawab salah seorang pemilik toko kaca mata.

Jika ada toko yang buka atau melanggar peraturan, maka akan dikenakan sangsi berupa denda mulai dari 500.000 sampai 1.000.000 rupiah, nominal tersebut tergantung seberapa besar toko yang melanggar.

3. Jual beli mahal

Jelas, maklum saja, biaya setiap pengiriman barang tentu saja mahal, karena rata-rata kebutuhan sekunder banyak dipesan dari Jakarta, atau yang paling dekat itu Surabaya. Walaupun sudah memakai jasa ekspedisi sekalipun, biaya tetap mahal.

Banyak yang berfikir, harga barang-barang di Papua itu mahal. Untung yang didapat oleh penjual memang besar. Hal tersebut sesuai dengan resiko barang yang dibawa. Terkadang, barang2 yang sudah dipacking oleh distributor bisa rusak saat pengiriman sedang berlangsung. Selain rusak, kadang ada juga barang yang hilang dalam dus yang sudah dibungkus oleh distributor. Entah siapa pelakunya, biar tuhan saja yang tahu.

4. Wisata belum terpublikasi.

Serui yang bertempat di Pulau Yapen memiliki berbagai macam wisata bahari yang memanjakan mata. Pantai indah dengan berbagai biota laut mudah sekali ditemui jika pelancong pergi ke Pantai Sarawandori, Pasir Putih Menawi, Almarea, Serui Laut, Mareday, dan masih banyak lagi lokasi yang belum dijangkau.

Selain pantai yang disebutkan tadi, berbagai budaya dan tradisi wakamsi (warga kampung sini) juga dapat disaksikan. Kegiatan tersebut beberapa kali Gue lihat saat pergi ke kampung-kampung terdekat kota. Salah satunya saat akhir bulan November 2017, anak-anak tengah asik menari mengiri musik. Tarian tersebut diadakan untuk menyambut datangnya bulan Desember dan tentunya hari natal.

5. Sampah

Ya, sampah selalu menjadi problema disetiap kota di Indonesia. Budaya membuang sampah sembarangan masih menjadi hal yang biasa di Serui. Walau setiap hari K3L bekerja, sampah masih terlihat.

Tempat pembuangan sampah sangat mudah ditemui. Bagi yang berkunjung ke Serui dengan menggunakan pesawat, pastinya akan menemui tempat sampah yang berada di tepi jalan. Setelah sampah diletakkan di tempat pembuangan akhir, solusi agar sampah benar-benar hilang adalah dengan cara dibakar.

Entah sampai kapan sampah akan dibuang disana, Gue juga tidak tahu. Harapan terbesar dari Gue sendiri adalah tempat pembuangan akhir dipindah ke wilayah yang jauh dari jalan raya. Jika berada ditepi jalan, aroma sampah yang menyengat akan mengganggu perjalanan.

6. Banyak libur sekolah

Hal ini yang menjadi perhatian besar bagi Gue. Bagaimana tidak, hari libur begitu banyak diberikan kepada anak sekolah. Selain tanggal merah, liburan juga diberikan saat memperingati hari jadi kota.

Selain itu, liburan juga bertambah dihari raya besar agama. Biasanya, sekolah akan aktif kegiatan belajar mengajar sebulan setelah tanggal merah dihari raya. Hal tersebut terjadi karena tenaga tenaga pengajar juga menambah jadwal liburan berhari-hari lamanya.

"kenapa tidak sekolah?"
"gurunya masih di kampung halaman," ujar sepupu yang sedang bersekolah di Sekolah Menengah Atas.

Selain dia, masih banyak murid yang merasakan hal yang sama. Mungkin, beberapa guru ada yang tepat waktu datang, namun sebagian besar guru yang berasal dari luar wilayah banyak yang mengambil jadwal lebih untuk berlibur lebih lama, miris.

7. Susahnya ngucapin "terimakasih"

"Terimakasih", kata yang akan jarang ditemui, apalagi setelah lo memberi petunjuk arah buat yang bertanya. Ntah itu budaya, atau kebiasaan, Gue juga tidak tahu.

Hanya kesabaran yang dapat memaklumi kebiasaan seperti itu. Mungkin, di sini tidak terlalu berarti, namun Gue yakin jika kebiasaan songong tersebut dibawa ke kawasan yang memiliki tingkat sopan santun yang tinggi, tentunya kebiasaan itu akan membawa dampak buruk bagi si pelakunya.

8. Ojek 5ribuan

Yap, ongkos ojek di Kota Serui, jauh dekat 5 ribu saja. Namun harga bertambah jika penumpang diantar keluar kota. Kadang, ojeker yang merupakan pendatang tidak mau mengantarkan sampai keluar kota. Kebanyakan ojeker dari warga aslilah yang mengantarkan keluar kota.

Jalanan yang masih rawan tindak kriminal menjadi faktor tidak maunya ojeker mengartakan penumpang keluar kota. Jalan yang harus dilewati cukup jauh dan ojeker harus melintasi jalur yang sepi dan selingi dengan hutan yang rimbun.

9. Gila, Tidak. Strees, Iya.

Banyak yang menyebut orang stres disini gila. Tapi aslinya mereka memang stress. Berjalan, berbicara sendiri dengan pakaian yang tergolong rapi.

"coba saja ko kasih rokok atau uang, dia pasti terima dan berbelanja makanan sesuai yang dibutuhkan," ujar salah seorang penjual di pasar.

Penyebab stres dikarena kebutuhan yang tidak terpenuhi. Tidak mau bekerja walau sudah diberikan lapangan pekerjaan.

10. Perseru di hati.

" Sa Papua, Sa Perseru," salah satu baju yang dipakai oleh warga asli saat menyaksikan tim kesayangan bertanding di kandang sendiri melawan tim tamu asal Sumatera.

Kecintaan warga terdahap tim orange hitam ini terlihat jelas saat banyaknya warga asli yang berbondong-bondong datang ke Stadiun Marora, menghentikan kegiatan dan mengajak saudara-saudaranya menonton pertandingan.

H-4 hari sebelun pertandingan akan ada pengumunan langsung yang diinformasikan melalui toa besar yang terpasang diatas atap mobil pick up milik pemda.

Yosss...
Sekian dulu guys, masih banyak hal-hal unik, peristiwa serta apapun tentang Kota Serui. Banyak yang belum bisa diungkapkan, namun hanya itu yang baru Gue sematkan dalam bentuk tulisan. Beberapa fakta akan menjelaskan bagaimana indahnya negeri di timur Indonesia ini. 10 hal diatas hanya pandangan dari Gue saja. Semoga bermanfaat, dan pantengin terus e ...

Tuesday, February 6, 2018

Biarkanlah

Anak-anak selalu memiliki keinginan yang banyak dalam diri. Semua yang diinginkan harus dipenuhi dan tidak mungkin ditolak begitu saja. Akan banyak dampak buruk jika keinginan tersebut tidak dikabulkan, apalagi jika anak sedang aktif2nya mencari serta mempelajari sesuatu yang baru.

Inilah hal dirasakan Lukas pagi tadi. Saat asik2nya duduk didepan etalase baju jualannya, tiba-tiba saja Lukas dibentak dan dimarahi dengan penuh emosi. Hal yang belum pernah dirasakan oleh pria yang sudah bekerja lebih dari 6 bulan di toko milik kakak sekaligus bosnya.

Kejadian berawal saat anak dari bos bernama Celsi sedang bermain dengan partner Lukas yang bernama Rinz. Saat itu Lukas sedang menyusun beberapa barang pesanan dari kardus yang berukuran 2 x 4 x 3 meter ke dalam etalasenya. Barang tersebut merupakan kameran digital yang dijual seharga 2.6 jt, cukup mahal dan belum setara dengan gaji bulanan Lukas. Tentu saja kamera tersebut harus dijaga dan diletakkan baik-baik agar tidak rusak.

Sembari menyusun barang, anak bos yang lucu penuh dengan senyuman berjalan menuju etalase. Datang hanya dengan menggunakan singlet dan cangcut bersama Rinz.

"oom," langsung mengambil kamera dari tangan Lukas.

Lukaspun terkejut," eh, apa ini, nanti-nanti ya," ujar Lukas yang hampir saja menjatuhkan kamera.

Celsi terus mendesak Lukas agar menyerahkan kamera serta tas yang digantung bersamaan dengan kotaknya. Lukas terus menghindar sembari menggenggam kamera dan kotak yang berukuran 2 kali tangan kirinya.

"serahin nggk, nanti ci (panggilan Celci) lempar pakai sapu ya," teriak Celci layaknya seorang bos yang marah kepada anak buahnya.

Lukas terus menghindar, "jangan, nanti rusak lagi, om yang disalahkan," kata Lukas yang terus ditendang oleh Celci.

Sakit memang tidak dirasakan Lukas saat ditendang Celci. Maklum, Celci merupakan anak berumur 6 tahun, selalu memperoleh apa yang diiginkan dan tidak ada satupun permintaan yang ditolak papinya.

Melihat tingkah Celci yang semakin membuat Lukas geram, Rinz tiba saja memegang Celci dan memeluk layaknya adek kandung.

"udah ci, nanti kamera jatuh trus rusak, gimana ?" cakap Rinz.

"biarin, pokoknya sini kameranya, aku mau coba," kata Celci yang terus menendang dan memukul paha Lukas.

Lukaspun semakin menahan emosi dan melihat Celci dengan mulut yang ditutup rapat serta alis mata yang dinaikan. Celci kemudian mengambil salah satu barang dari dalam etalase yang belum dikunci rapat.

"ci banting ini nanti ya," teriak gadis yang imut dengan mata melotot.

Lukas melihat Celci dengan senyum rapat dibibirnya, "silahkan, banting aja, tidak apa-apa," Celci diam, kemudian mengarahkan barang yang diambil ke tempat sampah.

"buang ni, ci buang hah," ujar Celci. Lukas diam dan mengacuhkan ucapan Celci.

Celci kemudian duduk dibangku yang berada disebelah Lukas. Memandang kedepan, duduk jongkok menggenggam barang yang diambil dari etalase.

Lukas kemudian mencoba kamera pesanan, Rinz yang saat itu melihat aksi Lukas yang tengah asik memakai kamera juga ikut berfoto, padahal kamera belum dipasangi memori.

Setelah beberapa menit bermain kamera yang akan dijual, benda mahal tersebut kemudian diletakkan didalam etalase bersamaan kotak dan tasnya.

Lukas kemudian memutar musik dari hp, lagu nasyid dengan irama syahdu. Saat lagu diputar, Lukas dan Rinz berbicara perihal strategi penjualan, bagaimana barang bisa laku terjual dengan cara yang baik tanpa ada sedikitpun tipuan.

Rinz melihat ke arah Celci, "Adek, ngantuk kamu dek," ujar Rinz.

Celci hanya diam, perlahan air mata turun membasahi pipi tembemnya.

"eh, kenapa dek, kok nangis," Lukas yang tidak tahu apa yang terjadi kemudian melihat Celci.

"ah, ngantuk ini ya," senyum Lukas pada Celci.

"iya nih, ngantuk kamu ya dek," tambah Rinz

Lukas yang tidak tahu kenapa Celci menangis mencoba mendekatinya.

"Celci kenapa bang," kata Rinz dengan penuh rasa heran.

Celci menunjuk ke arah Lukas, "om Lukas, huhu," tangis Celci. Lukas yang saat itu bingung dengan ucapan Celci kemudian langsung pergi ke supermarket dekat tokonya, membeli minuman segar penyejuk hati dan pikiran.

Kembali dari supermarket, Lukas mendapati Celsi sudah tidak ada lagi didekat etalase. Sembari mendengar lagu, lukas dipanggil oleh bosnya.

"kas, Lukas,"

"iya bang ( panggilan bos ),"

"kenapa Celci dibikin nangis ?" tanya bos.

"nggk tau, tadi Celci ingin mengambil kamera dari tangan saya, dari pada takut rusak, jadinya nggk aku kasih Bang. Satu lagi, dia mau buang barang yang ada di etalase, aku bilang, buang aja," jawab Lukas.

" ya kenapa dimarahin ?" tanya balik bos yang tidak terima anak bungsunya dimarahi oleh karyawannya.

"iya, dari pada rusak kameranya, tapi aku nggk tau ternyata dia nangis bang," sanggah Lukas.

Dengan penuh amarah, " iya, jangan lakukan hal yang seperti itu pada anak saya," tegas bos dengan pandangan kesal pada Lukas.

Lukas mengira, hal yang dilakukannya itu benar dan tidak akan membuat Celci menangis. Saat itu Lukas juga kesal dengan ucapan bosnya yang mengatakan, "jangan lakukan hal seperti itu pada anak saya," seakan Lukas bukanlah seorang yang berhak menolak permintaan Celci. Lukas bertujuan agar kamera tidak rusak, tapi akhirnya tujuan Lukas tersebut membuat pandangan bos berubah.

Selesai dimarahi, Lukas diam dan hanya melihat handphone yang baru saja memakai pelindung baru dari sahabatnya yang baru pulang dari Makassar.

Lukas berfikir, semua yang dilakukannya itu benar dan tidak salah sedikitpun. Rinz pun mencoba berbicara kepada Lukas perihal yang terjadi. Lukas yang tidak terima dengan ucapan bos mencoba berfikir kembali, mengapa bos bisa marah, padahal Lukas adalah adek dari temannya sendiri.

Lukas terus termenung.
Beberapa menit berlalu, azan magrib berkumandang. Lukas pergi ke masjid dengan muka sedikit ditundukkan.

Setelah sholat selesai, lukas masih memikirkan kejadian yang dialaminya. Pertama kalinya dimarahi bos adalah hal yang baru dirasakan dalam hidupnya. Lukas sudah berkarir dengan banyak pekerjaan, mulai dari kantoran, lapangan, jualan adalah pekerjaan yang sedang digeluti saat itu, dan masalah timbul juga terjadi disaat karir mulai membaik, mengingat penjualan terus meningkat.

Lukas kembali teringat dengan artikel tentang bagaimana seharusnya menumbuhkan mental si anak agar berani dengan apapun yang terjadi. "jangan larang anak untuk melakukan ini, itu dan apapun itu. Jika salah, bimbing dengan baik dan jangan sampai mengatakan tidak boleh padanya. Hal tersebut akan membuat anak ciut dan tidak berani mencoba sesuatu yang baru dalam hidupnya.

Namanya juga, Bosssss