footer social

Pages

Sunday, January 5, 2020

Minggu Ketujuh, Nenek Kuat Sebagai Pemicu


Salam walking guys
Minggu pagi, gue berjalan-jalan menuju kawasan Desa Sayang, Jatinangor. Lebih banyak pengalaman baru walau perjalanan hanya melewati jalan di sekitaran daerah pendidikan ini. Selalu ada guru yang memberi pelajaran baru, gue menyebutnya sebagai ‘aspal hitam di tepian jalan’.
Gue mulai melangkahkan kaki sekitar jam 5.40 pagi, sesaat setelah solat subuh dikerjakan. Berangkat dari sekre UKM barat kampus, gue mengawali perjalanan dengan melewati jalan depan atm center kampus. Gue berharap, ada pelajaran baru yang bisa diperoleh dari setiap langkah.
Suasana pagi dengan udara yang sangat sejuk mengiringi jalan-jalan pagi. Warga yang belum banyak keluar rumah memberi gue kesempatan merasakan bebasnya jalan alternatif Jatinangor - Rancaekek. Beberapa momen menarik bisa dipetik saat jalan yang baru diberi aspal ini sepi dari penduduk yang akan pergi ke Pasar Dadakan Unpad.
Saat berjalan menuju persimpangan brimob, gue melihat cafe yang biasa gue kunjungi masih buka.
"Uda, kemana tu?", teriakan pemilik cafe yang masih belum tutup sampai pagi ini.
"Haha, walking-walking kamana-mana", ujar gue sambil jalan.
"Sip-sip da", sang pemilik cafe lalu masuk kembali ke dapur.
Perjalanan dilanjut, sampai depan tempat bermain futsal. Gue masih merasakan santainya perjalanan dengan jalur yang menurun. 300 meter kemudian, gue sampai di kantor tempat gue bekerja dulu. Membangun perusahan kecil bersama, sampai akhirnya gue keluar karena  memiliki prinsip yang jauh berbeda dengan CEO perusahaan.
Selesai melewati kantor, gue sampai di sebelah TPU Jatinangor. Gue melihat ke bagian kuburan, ntah apa yang terjadi, gue merasakan hal aneh di dekat pembatas TPU. Bunyi-bunyian aneh di rerumputan membuat imajinasi horor muncul. Langkah kaki dipercepat dan "taaarr" bunyi ban truk meletus dari kejauhan. "Astaga", ucap gue sambil mengehela nafas.
Suasana yang masih sepi mengisyaratkan gue agar jalan lebih kencang dari biasanya, minimal sampai di dekat komplek perumahan elit di Jatinangor. Sampai di jembatan perbatasan antara Desa Cikeruh dan Sayang, gue berhenti dan menenangkan pikiran serta jiwa yang tak karuan setelah berjalan dengan tempo yang cepat sekitar 200 meter menuju jembatan.
Setelah jiwa dan pernafasan kembali normal, gue melanjutkan perjalanan menuju daerah Desa Caringin. Gue mengambil belokan kanan dari simpang empat yang ada dilewati. Kekiri menuju Jatiroke, ke depan terus menuju rancaekek dan kekanan menuju ke tempat sarapan pagi yang selalu menjadi tempat favorit.
Jalan mulai ramai dengan mulai bertambahnya warga yang berjualan di tepian jalan. Lahan sawah yang tidak terlalu luas, setidaknya memberikan penglihatan baru bagi gue di Caringin. Momen menarik diabadikan sesaat gue melihat nenek melintasi jalan kecil yang berada di tengah-tengah pesawahan.
“pagi neeek”, sapa gue pada nenek berbaju merah dengan rantang yang dibawa untuk suaminya. Nenek berjalan dengan punggung yang sudah membungkuk. Walau nenek sudah susah berjalan sambil membawa makanan, senyuman saat beliau membalas sapaan dari gue serasa memberi gue sebuah kode untuk terus olahraga setiap hari.
Ada semangat baru yang gue dapat dari si nenek. Gue mengambil fotonya beliau dari kejauhan sebagai inspirasi pagi bagi gue. Pelajaran berharga penuh makna di kawasan yang penuh kesejukan di pagi, jam 6.30 WIB.
Setelah mengabadikan momen berharga tersebut, gue melewati jalan sedikit menanjak. Peluh mulai menguasai tubuh dan gue memerlukan air untuk menyegarkan badan.
"Punten a'", sapa gue untuk pejalan kaki yang sedang melintas.
"Mangga, manga, mangga", ujar si aa yang sedang berjalan searah dengan gue.
Sampai di penghujung jalan, gue mengambil arah kanan menuju tempat makan pagi, lontong padang dengan asesoris sepeti bakwan, sala lauak, pastel, keripik dan pisang goreng. Sebelum sampai di tempat makan, gue melihat puluhan ibu-ibu sedang yoga bersama depan salah satu supermarket, Jatinangor.
Begitu banyak orang yang ingin memperbaiki performa tubuh agar tetap prima menjalani hari-hari. gue harus lebih bersemangat agar fisik dan jiwa lebih sehat bugar setiap hari.
Let’s go to the new street


0 comments:

Post a Comment

Namanya juga, Bosssss