Setiap pelajaran dalam suatu mata kuliah, biasanya ada quis, kemudian ujian akhir semester sebagai sarana untuk menilai seberapa mengerti mahasiswa-mahasiswi dengan ilmu yang telah diajarkan. Dan, ada nilai, baik dalam bentuk huruf atau angka sebagai bukti dari tes yang telah diberi.
Agar memperoleh hasil yang baik, tentu ada cara yang baik pula dalam prosesnya. Setiap mahasiswa, memiliki cara tersendiri untuk memperoleh nilai yang sempurna. Mulai dari cara yang mudah sampai lebih rumit dilakukan. Tujuannya hanya satu, agar dosen memberi nilai A. Ane bilang mudah, yaitu dengan menghalalkan segala cara, seperti nyontek, lihat buku atau istilah sekarang disebut dengan buka jimat. Namun, apakah cara tersebut bisa memberi dampak yang baik bagi mereka ?
Belajar rajin, mengisi lembar jawaban tanpa membuka buku atau menyontek akan memberi kepercayaan diri tinggi bagi si mahasiswa. Sebagai seorang yang terpelajar, mahasiswa harus mengerti pentingnya dampak buruk tersebut terhadap dirinya. Tapi, jika belajar dengan rajin kemudian mengisi jawaban dengan membuka buku plus ujung-ujungnya nyontek, itu namanya “bodoh”, bahasa minangnya “bengak”.
Si Anton misalkan, terkenal sebagai mahasiswa yang rajin, ke kampus selalu tepat waktu, dan tugas selalu dibuat sendiri. Namun, saat ujian berlangsung, demi memperoleh hasil sempurna, Anton memastikan jawaban yang dibuat tersebut dengan cara membuka kertas kecil yang disebut dengan jimat. Semua rumus dikertas berukuran 10 x 10cm telah dibuat tadi malam sebelumnya. Cara kotor yang dilakukan tentunya dapat merusak citranya sebagai mahasiswa rajin. Tapi, sekali lagi, agar nilai diperoleh sempurna, cara seperti itu tidak akan dianggap buruk baginya, melainkan dapat membantunya lulus dengan cepat.
______
Pengalaman (jangan ditiru)
Ane pernah mendapat pelajaran yang sangat berharga dan tak terlupa sampai sekarang. Seorang dosen yang sangat positif tingking, mata kuliah yang diajarkan adalah mekanika B, kenapa B, karena yang sebelunya ada Mekanika A. Ketika itu ane emang sengaja buka buku saat ujian berlangsung. Ane nggk buat contekan karena nantinya akan buat ane bingung sendiri, mending buka buku sekalian, semisal catatan kawan yang rajin dipinjam untuk lihat proses menjawab dari soal-soal yang diberikan. Lebih efektif dan tidak membuang-buang kertas, ujung-ujungnya global worming.
Prinsip ane saat ujian, "Berani berbuat benari bertanggung jawab," siap dengan nilai jelek jika ketahuan, dan yang pasti
duduk berdekatan dengan teman sepermainan, bukan dengan orang yang terlalu pintar, karena yang terlalu pintar cendrung pelit ngasih contekan, tapi mau nanya jika lagi kesulitan, giliran nanya balik, eh malah pura-pura nggk tau.
30 menit waktu berlalu, it's show time...
Perlahan demi perlahan, catatan yang telah diduduki sesikit demi sedikit dikeluarkan. Mata fokus melihat lembar jawaban sementara tangan kiri membolak balik halaman buku sesuai dengan soal yang tersaji. Ane belum lihat pergerakan dosen sedikitpun dari tempat duduknya.
Suasana ujian masih tenang,
"Uyuuung, uyung," panggilan dari teman yang dibelakang kanan ane. Kalau yang duduk dibelakang biasa tinggal tendang-tendang bangku ane aja sih. Tangan kanan dilambaikan, tapi bukan ke atas melainkan ke bawah, pertanda belum selesai atau SABAAAARRRS.
NB : masih ada proses nyontek yang lain, tapi buat yang ini, satu aja dulu.
Saat seru-serunya melihat tulisan-tulisan nan rapih, berisikan semua rumus yang membuat sebenarnya cukup pusing melihatnya, tiba-tiba saja Pak Dosen datang,
"Ehhmmmm," gemuruh suara dosen.
Sontak, ane langsung mendongak,"iya, pak,"
Namun, dosen hanya diam dan terus berjalan mengawasi mahasiswa.
Ane bingung kenapa lembar jawabannya tidak diambil. Setelah ujian, ane menghampiri dosen yang di ruangannya. Berharap permintaan maaf ane diterima, karena untuk matkul ini, ane nggak siap dapat nilai jelek.
"Tok tok tok," pintu digedor.
"Asalamualaikum, Pak," ujar ane harap-haral cemas.
"Walaikumsalam, ada apa?" cakap dosen yang tengah ngemil rujak.
"saya mau tanya pak, tadi bapak liat saya buka buku pas ujian ya pak ?, kok bukunya nggak diambil, pak,"
"Untuk apa nanya itu, belum ada lo mahasiswa yang nanya seperti itu,"
"Iyaaa, mana tau ngaruh sama nilai, tapi saya lihat bapak membiarkan saya gitu aja,"
Dengan senyum santai, beliau yang dua tahun lagi bakal pensiun menjawab dengan tenang,
"ya, ngapain juga saya ambil lembar jawabanmu, itu caramu memperoleh nilai dan keberhasilan selama kuliah sama saya," ujar dosen.
Ane langsung terdiam,
"Jangan kaget begitulah, santai aja," tutup dosen, kemudian keluar ruangan.
"Oiaa, piring rujaknya bawa ke kantin, sekalian bayarin, ya. Itu aja hukuman buat kamu," tambah beliau.
" whaat .... ???," disuruh bayar rujak.
Semua ada proses dan cara tertentu dalam menyelesaikan tantangan yang datang. Terimakasih kampusku.
0 comments:
Post a Comment