Kebahagiaan merupakan satu hal yang selalu diusahakan oleh setiap orang. Makanya ada yang sampai bilang,
"lu kemana bro,"
"Nyari kebahagiian."
Hasilnya selalu berbuah kepada indahnya hidup yang di jalani. Life is simple, setiap hal positif adalah keberkahan baginya, hanya dia yang merasakan hal itu dan mencoba membagi kebahagiaan tersebut kepada orang banyak.
Memperoleh posisi kerja sesuai dengan yang diingikan merupakan cara untuk menikmati kebahagiaan yang di harapkan. Terkadang, seorang lebih memilih materi untuk menghasilkan kebahagiaan, materi yang banyak memang tidak luput dengan kemewahan.
Namun, apakah hal itu yang akan terus di cari tanpa mementingkan apa yang seharusnya dibutuhkan oleh diri sendiri ?.
Memperkaya diri untuk mencari kebahagiaan tidak serta merta membuat diri bahagia, akan ada hal yang dipikirkan kemudian di balik kebahagiaan tersebut.
Ane juga menjadi salah satu orang belajar dengan hal itu, Tahun 2016 yang lalu, Ane bekerja sebagai Financial Consultant, bekerja sebagai pialang yang mencari nasabah yang menginvestasikan uangnya, agar bisa di kelola dan nantinya akan mendapatkan untung yang sangat besar dari investasi tersebut. Seiring berjalannya waktu, ane terus berfikir apakah akan terus disini, bekerja tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Ane mendapatkan semua hal yang berbau perkatoran, mewah serta hidup layaknya seorang yang bisa membeli kebahagiaan dengan uang. Beberapa bulan berlalu, Ane belum merasakan kebahagiaan yang dicari kecuali kesenangan yang hanya di peroleh sesaat, itupun kalau ada sesuatu yang membuat senang bukan bahagia.
Saat itu, Ane belajar arti sebuah kebahagiaan yang dicari oleh seorang sahabat yang pernah sebulan bersama Ane, serta tiga sahabat yang masih mencari jati diri kemana kaki akan melangkah untuk kemudian hari, alias nyari kerja. Beberapa minggu sebelumnya, terakhir kami bertemu, salah seorag sahabat sebut saja namanya Putra, bilang kalau doi diterima di salah satu sekolah alam yang ada di Jakarta. Saat di tanya, kenapa ngambil kerjaan seperti itu, doi bilang karena lagi butuh duit saja.
Satu bulan berlalu, Ane masih melakukan rutinitas harian, kerja dan kerja. Pergi pagi, pulang malam. Ane memperoleh kabar, Putra diterima perusahaan yang bergerak dibidang pertanian di Kabupaten Cianjur.
Bukan bermadsud mencampuri atau sok sok an peduli, Ane merasa kalau doi memang lebih memilih bekerja di perusahaan seperti yang pernah di bilang saat kami pulang dari Lampung menuju Jakarta sekitar 3 bulan yang lalu. Padahal doi bilang, bakal senang bekerja sebagai guru, bertemu dengan anak-anak.
-----------
Tidak tau apa yang terjadi, beberapa jam kemudian doi ngasih kabar kalau tanda tangan kontrak di perusahaan tempat bekerja nanti dibatalkan, dan doi lebih memilih jadi guru dan bertahan disana. Satu hal yang membuat Ane terkejut terus senang membaca chatingannya adalah doi lebih milih menjalani profesinya sebagai guru dari pada perusahaan. Tapi, bukan berarti bekerja diperusahaan juga buruk, melainkan banyak juga yang bahagia, karena ada feedback berharga yang mampu membawa hidupnya ke arah yang setiap hari semakin baik.
Semua hal yang berbau kesenangan belum tentu membuat bahagia. Seorang sahabat fisika ane bilang, “sukses belum tentu bahagia tapi bahagia sudah pasti sukses”, sukses karena bisa menahan diri tidak bersikap arogan terhadap kekayaan yang dicari. Sampai sekarang Ane hanya bisa belajar dan terus belajar apakah Ane mati dalam keadaan sukses atau bahagia.
0 comments:
Post a Comment