Bagai Susan Merindukan Ihsan
Sebuah
kisah dari seorang gadis cantik yang ingin kembali merajut asmara dengan pemuda
tampan yang telah terpisah sembilan tahun lamanya. Mereka pernah menjalin cinta
ketika masih berada di sekolah dasar. Saat itu Susan berharap suatu hari nanti
akan bertemu dengan kekasih hatinya itu. Dan semua cerita berawal lagi dari tugas
yang didapat Susan bertema cinta.
Suatu
hari di jurusannya, Susan sedang belajar mata kuliah Berfikir Kreatif. Dua jam
berlalu sebelum keluar dari kelas, Dosen memberikan pekerjaan rumah kepada
mahasiswa dengan tema cinta pertama.
“Kalian
kerjakan tugas ini,” ucap dosen komunikasi asal pulau Bangka itu Sembari
mengambil spidol pertanda dia pergi,
”jangan
lupa, dikumpul besok,”
“nggk
terlalu cepat tu pak,” ujar Susan.
“Kerjakan
saja itu,” tegas dosen.
Susan
seketika itu teringat dengan Ihsan, cinta pertama Susan yang kini tidak tahu
dimana keberadaanya. Bagi Susan, cinta pertama sangat sulit dilupakan oleh
setiap orang yang pernah mengalaminya. Susan mulai menulis cerita cinta pertama
yang dialaminya dengan Ihsan, pria yang dikagumi sampai sekarang.
Sembilan
tahun lalu, Susan bersekolah di SD Bunga, memilki hubungan special dengan pria
yang bernama Ihsan yang bersekolah di SD Mawar. Saat itu, usia mereka memang
sangat muda, Susan berumur sembilan tahun sedangkan Ihsan berumur delapan tahun
yang berarti Ihsan setahun lebih muda dari pada Susan. Walau mereka berbeda
umur, mereka sama-sama duduk di kelas tiga. Hal tersebut tidak terlalu menjadi bahan
fikiran bagi mereka berdua.
Pertemuan
mereka berawal ketika syuting bersama salah satu film minang. “kisah yang tentang seorang pemuda baik dari rantau
dan mengaku sukses menjadi pengusaha miliarder. Pemuda yang selalu ditunggu
kehadirannya, karena dia mengabarkan kepada pacarnya di Desa, bahwasanya telah
sukses besar di tanah rantau. Tapi, ternyata cuman mantan supir camat.” bergitulah
cuplikan film yang mereka mainkan berdua.
Selama
masa syuting, mereka berdua sering melakukan apapun bersama dengan alasan untuk
menjaga kedekatan dalam film. “yuk San, kejar aku kalau bisa,” canda yang
hampir setiap hari dilakukan Ihsan saat pulang sekolah bersama Susan.
Orang
tua Ihsan yang memiliki sebuah restoran makan, sering mengajak Susan serta
keluarganya makan bersama. Waktu terus berjalan, beberapa kali Susan main ke
restoran orang tua Ihsan. Canda tawa sering mereka alami berdua. Ihsan sering
mengubah nama Susan menjadi Sasan. Walau awalnya Susan tidak suka dengan
panggilan seperti itu. Tapi, lama kelamaan Susan terbiasa dengan panggilan unik
yang telah melekat padanya.
Selain
cinta bersemi di lokasi syuting, kemesraan Susan dan Ihsan semakin bertambah.
Susan setiap hari membawa makan siang untuk Ihsan. Begitu juga sebaliknya, Ihsan
setiap hari juga membawa bekal makan siang untuk Susan. Saat jam istirahat,
mereka menyantap makanan dan sesekali menukar lauk yang telah diletakkan di
kotak makan.
“Susan,
ini buat kamu,” cakap Ihsan yang sedang membuka kotak tupperware.
Keduanya
langsung berkata dengan nada yang sama, “punya aku buat kamu, punya kamu buat
aku.” Dua mata tertuju ke ke pusat asmara dengan nalar hati yang serasa ingin
memiliki satu dengan yang lainnya.
“haha”,
tertawa aneh dua bocah kecil yang belum mengenal kata “CINTA”.
Ihsan
yang juga selalu mengantarkan Susan ke rumah setiap kali jam belajar di sekolah
selesai. Ihsan tetap menjadi yang
terbaik bagi Susan, terlebih ketika Susan sedang berada dalam kesulitan
mengerjakan pekerjaan rumah. Ihsan selalu membatu dan mengajari Susan menyelesaikan
tugas walau pada akhirnya Susan tertidur karena lelah belajar. Itulah yang
membuat Ihsan dan Susan menjadi lebih
dekat. Bahkan, kedua orang tua mereka juga sangat senang dengan kedekatan
mereka.
Saat
berada di kelas seni, Ihsan juga sering menciptakan lagu yang membuat Susan
semakin suka kepadanya. Ihsan termasuk orang yang bersih namun sangat
bertentangan dengan Susan yang rada berantakan. Tapi, tidak semua hal tentang
Ihsan yang Susan suka, ada beberapa hal yang memang membuat Susan kurang suka
dengan Ihsan yakni cuek dengan keadaan sekitar, menjengkelkan dan sering marah.
Semakin
bertambahnya usia, Susan merasa bahwa Ihsan mulai menghindarinya. Susan berfikir bahwa ihsan sedikit aneh,
temannya mengatakan bahwa Ihsan mulai kesal terhadapnya dan ada yang mengatakan
bahwa ihsan malu terhadapnya. Tapi Susan tak tahu apa penyebabnya. Hatinya pun
resah. Saat masih kelas 3 SD mereka
belum bisa saling berkomunikasi karena saat itu telepon genggam mereka masih dipegang
oleh orang tua masing-masing. Barulah Setelah mereka naik ke bangku kelas 4 SD
mereka diperbolehkan memakai telepon genggam. Susan masih gengsi untuk meminta
nomor telepon genggam Ihsan kepada orang tuanya. Sampai akhirnya mereka berdua
terpisah jarak dan waktu. Mulai dari kelas 5 SD sampai tamat SMA pertemuan
mereka tidak pernah terjadi.
Tidak
ada kata selesai dari cinta mereka berdua. Namun, sifat Ihsan yang berubah
membuat Susan jarang menghubungi Ihsan. Pertengahan semester di kelas 5, Susan
pindah sekolah.
“Aku
bingung, kenapa bisa seperti ya,” kalimat yang sering terlontar dari bibir
merah Susan saat teringat dengan Ihsan. Tidak ada kabar datang dari Susan
kepada Ihsan, begitu juga sebaliknya. Cinta yang hanya seumur jagung berakhir
tidak tahu kapan resminya.
Waktu
terus berlalu, Susan mulai tumbuh menjadi seorang gadis cantik serta Ihsan yang
sudah menjadi pria tampan. Ihsan sekarang sudah menjadi artis di salah satu
iklan pertelevisian. Tepat pada tahun awal tahun 2015 yang lalu, orang tua Ihsan
dan Susan saling bertemu dan bercerita bagaimana keadaan anak mereka masing-masing.
Susan yang saat itu sedang duduk sendiri ditepi kolam renang di rumahnya juga diajak
bertemu dengan Ihsan. Mereka saling memalingkan muka, seperti orang yang tidak
pernah kenal. Padahal, benih cinta mulai tumbuh kembali walau masing-masing
sudah memiliki pasangan. Tidak ada sepatah atau duapatah katapun keluar dari
mulut mereka berdua. Susan seorang wanita yang sangat gengsi untuk memulai
duluan saat berbicara. Susan hanya diam dan akan berbicara kalau Ihsan memulai
percakapan dulua. Sayanganya, Ihsan hanya diam saja dan hanya tersenyum kepada
orang tua Susan.
Kini,
Kenangan bersama Ihsan masing selalu teringat oleh Susan. Kebersamaan yang
mereka jalani berdua walau hanya sebentar masih sangat dirasakan. Kenangan
sewaktu makan bersama, bercanda, sedih bersama dan jahil bersama. Susan sangat
berharap bisa mengulang masa indah bersama Ihsan, Susan hanya berharap bisa
bertemu dan akrab lagi seperti dulu.
Susan
percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka berdua apapun yang terjadi. Susan
juga belum tahu harus melakukan apa, Susan berfikir akankah takdir bisa
mempertemukan cinta yang dulunya menyatu kini terpisah. Susan berprinsip,
walaupun sekarang jamannya wanita sama derajatnya dengan pria. Tapi, harga diri
seorang wanita harus di pertahankan. Susan selalu menunggu kabar dari Ihsan
yang tidak kunjung datang. Susan yang sekarang selalu tampil ceria dihadapan
teman-temanya, hanya bisa tersenyum saat menulis tugas dari Dosen. Susan terlihat
senang namun hatinya masih berharap.
Susan
mulai tersadar dengan dirinya yang masih direlung rasa rindu yang tak kunjung
hilang. Ini hanya tugas dan bersifat sementara, hanya akan memberi nilai juga
bukan untuk dipersentasikan. Daripada terdiam lama-lama, Susan langsung
mengambil laptop dan menulis sesuai dengan kisah yang telah dijalani.
Sembari
melihat keluar jendela, susan tersenyum dan menuliskan sesuatu didinding kosan,
“Sesuatu yang tidak bisa digenggam
sebaiknya dilepaskan saja dari pada melukai diri sendiri. Kalau ingin dia, maka
kejarlah. Hubungi dia dan katakan apa yang kamu rasa jika tidak mau hilang
darinya. Bersabarlah jika memang dia bukan untukmu, tersenyumlah padanya jika
kau memang mencintainya. Ikhlaskan dia dengan pilihannya, akan ada giliranmu
mendapatkan yang terbaik untuk menjadi pemimpinmu nantinya”.