Malam
guys,
Hari
ini, di malam terakhir bulan Ramadhan, tepat satu bulan gue berada di Kota
Serui, Kepulauan Yapen, Papua, Indonesia tanah air tercinta. Selama satu bulan
berada di Pulau yang dipenuhi para pendatang ini, Gue banyak belajar dari
sistem dan proses kehidupan warga disini. Semua diamati sembari mencari sesuap
nasi di sebuah toko elektronik di kota yang dikenal memiliki banyak cewek
cantik dari berbagai etnis budaya maupun daerah.
Semoga
tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua...
Bandara
Kenapa
mengawalinya dari Bandara ? ya, karena gue sendiri sampai di Pulau Yapen
melewati jalur udara, hehe garing woii ….
Bandara
di Pulau Yapen sebenarnya ada di pusat Kota Serui, namun seiring perkembangan
zaman dan mulai ada pesawat bermuatan lebih dari 40 orang, maka dari itu,
pemerintah membuat bandara yang lebih besar dengan nama Bandara Stefanus
Rumbewas, berada di bagian barat ibu kota dengan jalan raya yang masih perlu
banyak perbaikan. Stefanus Rumbewas
Di
bandara terdapat dua maskapai Trigana Air yang bisa mengangkut penumpang
sekitar 40 – 50 orang dan Susi Air, pesawat kecil yang mengangkut sekitar 9
orang. Dengan adanya mesin terbang berwarna putih dongker ini, setidaknya Gue
bisa melihat pulau-pulau indah serta lautan biru yang mengelilingi Pulau Yapen.
Kehidupan Sosial
“Papua
bersaudara”, kalimat yang dulunya sering Gue dengar dan akhirnya kalimat
tersebut tidak salah menjadi sebutan bagi masyarakat Papua yang saling berbagi
satu sama lain dalam hal apapun. Saling menghargai antar pemeluk agama menjadi
bagian penting bagi kehidupan sosial di wilayah Serui.
Selain
itu, akhlak anak-anal kecil di Serui perlu dibina dalam sikap dan etika kepada
orang yang lebih besar. Panggilan ‘abang’ atau ‘kakak’ sangat jarang terdengar
saat anak kecil berbicara dengan yang lebih tua. Mungkin di kota-kota besar lainnya
juga seperti itu, namun di kota kecil ini saya yakin, keadaan seperti ini bisa
berubah menjadi lebih baik.
Kebersihan
Sama
seperti kota-kota lainnya, sampah di kota ini juga tidak kalah banyaknya.
Selokan menjadi tempat yang banyak digunakan warga untuk membuang sampah. Walau
belum terjadi banjir besar di kota karena sampah bertebaran dimana-mana, namun
keindahan kota terganggu dengan keadaan yang seperti itu.
Selain
itu, rata-rata penduduk asli Serui membersihkan gigi dengan buah pinang yang dicampur
dengan semacam tepung putih. Namun, yang membuat buruk pemadangan jalan raya Serui
adalah warga yang membuang hasil mengucah buah pinang berwarna orange. Warnanya yang terang serta
kental membuat pendatang terutama orang yang baru menginjakkan kaki di kota ini
merasa jijik.
Fashion
Santai
kayak di pantai, itulah yang terlihat bagi Gue di Pulau Indah ini. Busana dan
gaya berpakaian orang disini sangat biasa dan cendrung cuek. Mungkin karena
daerah yang cukup panas, kebanyakan warga hanya memakai baju tanpa lengan serta
celana pendek. Kadang, bisa lebih parah hanya pakai singlet dan celana boxer saja.
Keluar
rumah dengan telanjang kaki juga terlihat disini. Tidak hanya orang tua, para
remajapun juga melakukan hal yang sama. Tapi, itu hanya sebagian kecil saja
dari warga yang masih belum terbiasa memakai alas kaki keluar rumah. Banyaknya
pendatang yang bisa bergaya juga turun memajukan cara berpakaian warga agar
lebih trendi dan tidak tertinggal dari daerah lainnya.
Pendidikan
Walau
gue sering cabut atau jarang mengerjakan tugas serta kebanyakan dapat juara
terakhir di kelas. Setidaknya nalar gue merasa sedih saat melihat pola pendidikan
di Serui. Jam belajar tidak jelas, guru jarang masuk, sehingga murid-murid pulang
lebih cepat disaat normalnya jam sekolah selesai.
Mirip
dengan kota besar lainnya. Kebanyakan anak-anak disini sibuk dengan dunia
sendiri, walau sudah ada gadget yang
dipakai, namun orang tua hanya membiarkan anak-anak bermain games tanpa adanya pembidaan dari orang
tua.
Pariwisata
Pulau
Yapen sangat banyak menyimpan wisata yang menarik dan masih asri. Walau
pariwisata di dominasi dengan pantai serta laut, tapi disini Pulau Yapen masih
masih ada air terjun yang berada di ujung kota Serui.
Pariwisata
disini masih perlu dipublikasi agar warga dunia bisa menambah jadwal travelling ke Papua, selain ke Raja
Ampat sana. Perlu adanya dukungan, minimal kreatifitas anak muda disini yang
sudah mengenal dunia digital untuk ikut serta memajukan pariwisata Serui milik
Indonesia.
Setiap
hari minggu di jam kosong kerja, Gue berkunjung ke beberapa tempat wisata di
serui https://petualangankuseru.blogspot.co.id/2017/06/pesona-pantai-sarwandori-kepulauan.html. Gue sangat mengagumi indahnya
pariwisata disini. Laut biru dengan berbagai keindahan dalamnya membuat suasana
Ramadhan gue bertambah seru
Makanan
Tidak lengkap rasanya kalau tidak membahas
makanan yang tersaji di Serui. Makanan disini tergolong banyak berasal dari
pendatang yang menjual berbagai masakan dari daerah masing-masing. Gue sendiri
belum menemukan yang khas dari makanan disini. Kebanyakan, Gue menyantap gorengan
setiap berbuka puasa. Pastel, resol, tahu isi mie, dan beberapa kue-kue menjadi
hidangan penutup selesai berbuka.
Tapi,
Nasi Padang juga tersedia disini. Namun, cita rasanya masih berbeda dari yang
aslinya, di ranah minang Sumatera Barat. Gue masih bersyukur, setidaknya
rendang bisa gue makan hampir setiap harinya.
Perekonomian
Serui
yang terkenal memiliki banyak pendatang ternyata sangat berpengaruh pada
perputaran uang yang begitu cepat. Perekonomian terus meningkat dengan adanya pasar
yang terus menggerakkan sektor pendapatan disini.
Warga
yang tidak mampu terus mendapat bantuan dari pemerintah, namun hal tersebut
menjadikan mereka malas dan kebanyakan ngutang sana sini. Setidaknya, dengan banyaknya
pendatang, beberapa warga terpancing untuk bekerja mencari nafkah sehari-hari,
seperti berjualan di pasar.
Jalan
Baru
sebulan di Serui, Gue dengan cepat mengenal wilayah serta jalan yang hanya
butuh 15 – 20 menit untuk mengelilinya. Tapi, jika berolahraga mengitari kota
ini, gue merasa senang karena tidak ada jalan yang menanjak, kebanyakan datar.
Kecuali, jika ingin berkunjung ke bagian timur atau barat Serui yang mengarah
menuju daerah Dawai dan Bandara. Jalan yang akan ditempuh cukup curam dengan
kemiringan yang tinggi, sehingga jika ingin pergi jauh menuju ke tempat-tempat
tersebut, kalian harus berhati-hati dan tetap menjaga diri.
Terimakasih
semua,
Dalam
tulisan ini, Gue hanya memberi gambaran saja mengenai Serui di Pulau Yapen,
Papua. Deskripsi kasar mengenai Serui dari berbagai sumber, seperti pendatang
maupun warga sekitar. Walau sangat singkat, setidaknya tulisan ini memberi
pengetahuan kepada netizen mengenai Serui dalam satu bulan Gue disini. Terlalu
dini memang buat Gue menulis seperti ini, namun seperti itulah pengamatan kecil
yang gue lakukan dan hasilnya seperti yang tertulis di atas.
Dan,
kebetulan saja karena momen gue sudah satu bulan di Serui. Gue akan terus
mengamati dan menambah bagian-bagian lain yang ada di kota ini. Semua item akan terus gue tambah di tulisan
lain mengenai Kota Serui, Papua.
0 comments:
Post a Comment