footer social

Pages

Tuesday, June 20, 2017

Bagai Susan Merindukan Ihsan

Bagai Susan Merindukan Ihsan
Sebuah kisah dari seorang gadis cantik yang ingin kembali merajut asmara dengan pemuda tampan yang telah terpisah sembilan tahun lamanya. Mereka pernah menjalin cinta ketika masih berada di sekolah dasar. Saat itu Susan berharap suatu hari nanti akan bertemu dengan kekasih hatinya itu. Dan semua cerita berawal lagi dari tugas yang didapat Susan bertema cinta.
Suatu hari di jurusannya, Susan sedang belajar mata kuliah Berfikir Kreatif. Dua jam berlalu sebelum keluar dari kelas, Dosen memberikan pekerjaan rumah kepada mahasiswa dengan tema cinta pertama.
“Kalian kerjakan tugas ini,” ucap dosen komunikasi asal pulau Bangka itu Sembari mengambil spidol pertanda dia pergi,
”jangan lupa, dikumpul besok,”
“nggk terlalu cepat tu pak,” ujar Susan.
“Kerjakan saja itu,” tegas dosen.
Susan seketika itu teringat dengan Ihsan, cinta pertama Susan yang kini tidak tahu dimana keberadaanya. Bagi Susan, cinta pertama sangat sulit dilupakan oleh setiap orang yang pernah mengalaminya. Susan mulai menulis cerita cinta pertama yang dialaminya dengan Ihsan, pria yang dikagumi sampai sekarang.
Sembilan tahun lalu, Susan bersekolah di SD Bunga, memilki hubungan special dengan pria yang bernama Ihsan yang bersekolah di SD Mawar. Saat itu, usia mereka memang sangat muda, Susan berumur sembilan tahun sedangkan Ihsan berumur delapan tahun yang berarti Ihsan setahun lebih muda dari pada Susan. Walau mereka berbeda umur, mereka sama-sama duduk di kelas tiga. Hal tersebut tidak terlalu menjadi bahan fikiran bagi mereka berdua.
Pertemuan mereka berawal ketika syuting bersama salah satu film minang. “kisah  yang tentang seorang pemuda baik dari rantau dan mengaku sukses menjadi pengusaha miliarder. Pemuda yang selalu ditunggu kehadirannya, karena dia mengabarkan kepada pacarnya di Desa, bahwasanya telah sukses besar di tanah rantau. Tapi, ternyata cuman mantan supir camat.” bergitulah cuplikan film yang mereka mainkan berdua.
Selama masa syuting, mereka berdua sering melakukan apapun bersama dengan alasan untuk menjaga kedekatan dalam film. “yuk San, kejar aku kalau bisa,” canda yang hampir setiap hari dilakukan Ihsan saat pulang sekolah bersama Susan.
Orang tua Ihsan yang memiliki sebuah restoran makan, sering mengajak Susan serta keluarganya makan bersama. Waktu terus berjalan, beberapa kali Susan main ke restoran orang tua Ihsan. Canda tawa sering mereka alami berdua. Ihsan sering mengubah nama Susan menjadi Sasan. Walau awalnya Susan tidak suka dengan panggilan seperti itu. Tapi, lama kelamaan Susan terbiasa dengan panggilan unik yang telah melekat padanya.
Selain cinta bersemi di lokasi syuting, kemesraan Susan dan Ihsan semakin bertambah. Susan setiap hari membawa makan siang untuk Ihsan. Begitu juga sebaliknya, Ihsan setiap hari juga membawa bekal makan siang untuk Susan. Saat jam istirahat, mereka menyantap makanan dan sesekali menukar lauk yang telah diletakkan di kotak makan.
“Susan, ini buat kamu,” cakap Ihsan yang sedang membuka kotak tupperware.
Keduanya langsung berkata dengan nada yang sama, “punya aku buat kamu, punya kamu buat aku.” Dua mata tertuju ke ke pusat asmara dengan nalar hati yang serasa ingin memiliki satu dengan yang lainnya.
“haha”, tertawa aneh dua bocah kecil yang belum mengenal kata “CINTA”.
Ihsan yang juga selalu mengantarkan Susan ke rumah setiap kali jam belajar di sekolah selesai.  Ihsan tetap menjadi yang terbaik bagi Susan, terlebih ketika Susan sedang berada dalam kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah. Ihsan selalu membatu dan mengajari Susan menyelesaikan tugas walau pada akhirnya Susan tertidur karena lelah belajar. Itulah yang membuat Ihsan dan Susan menjadi  lebih dekat. Bahkan, kedua orang tua mereka juga sangat senang dengan kedekatan mereka.  
Saat berada di kelas seni, Ihsan juga sering menciptakan lagu yang membuat Susan semakin suka kepadanya. Ihsan termasuk orang yang bersih namun sangat bertentangan dengan Susan yang rada berantakan. Tapi, tidak semua hal tentang Ihsan yang Susan suka, ada beberapa hal yang memang membuat Susan kurang suka dengan Ihsan yakni cuek dengan keadaan sekitar, menjengkelkan dan sering marah.
Semakin bertambahnya usia, Susan merasa bahwa Ihsan mulai menghindarinya.  Susan berfikir bahwa ihsan sedikit aneh, temannya mengatakan bahwa Ihsan mulai kesal terhadapnya dan ada yang mengatakan bahwa ihsan malu terhadapnya. Tapi Susan tak tahu apa penyebabnya. Hatinya pun resah.  Saat masih kelas 3 SD mereka belum bisa saling berkomunikasi karena saat itu telepon genggam mereka masih dipegang oleh orang tua masing-masing. Barulah Setelah mereka naik ke bangku kelas 4 SD mereka diperbolehkan memakai telepon genggam. Susan masih gengsi untuk meminta nomor telepon genggam Ihsan kepada orang tuanya. Sampai akhirnya mereka berdua terpisah jarak dan waktu. Mulai dari kelas 5 SD sampai tamat SMA pertemuan mereka tidak pernah terjadi.
Tidak ada kata selesai dari cinta mereka berdua. Namun, sifat Ihsan yang berubah membuat Susan jarang menghubungi Ihsan. Pertengahan semester di kelas 5, Susan pindah sekolah.
“Aku bingung, kenapa bisa seperti ya,” kalimat yang sering terlontar dari bibir merah Susan saat teringat dengan Ihsan. Tidak ada kabar datang dari Susan kepada Ihsan, begitu juga sebaliknya. Cinta yang hanya seumur jagung berakhir tidak tahu kapan resminya.
Waktu terus berlalu, Susan mulai tumbuh menjadi seorang gadis cantik serta Ihsan yang sudah menjadi pria tampan. Ihsan sekarang sudah menjadi artis di salah satu iklan pertelevisian. Tepat pada tahun awal tahun 2015 yang lalu, orang tua Ihsan dan Susan saling bertemu dan bercerita bagaimana keadaan anak mereka masing-masing. Susan yang saat itu sedang duduk sendiri ditepi kolam renang di rumahnya juga diajak bertemu dengan Ihsan. Mereka saling memalingkan muka, seperti orang yang tidak pernah kenal. Padahal, benih cinta mulai tumbuh kembali walau masing-masing sudah memiliki pasangan. Tidak ada sepatah atau duapatah katapun keluar dari mulut mereka berdua. Susan seorang wanita yang sangat gengsi untuk memulai duluan saat berbicara. Susan hanya diam dan akan berbicara kalau Ihsan memulai percakapan dulua. Sayanganya, Ihsan hanya diam saja dan hanya tersenyum kepada orang tua Susan.
Kini, Kenangan bersama Ihsan masing selalu teringat oleh Susan. Kebersamaan yang mereka jalani berdua walau hanya sebentar masih sangat dirasakan. Kenangan sewaktu makan bersama, bercanda, sedih bersama dan jahil bersama. Susan sangat berharap bisa mengulang masa indah bersama Ihsan, Susan hanya berharap bisa bertemu dan akrab lagi seperti dulu.
Susan percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka berdua apapun yang terjadi. Susan juga belum tahu harus melakukan apa, Susan berfikir akankah takdir bisa mempertemukan cinta yang dulunya menyatu kini terpisah. Susan berprinsip, walaupun sekarang jamannya wanita sama derajatnya dengan pria. Tapi, harga diri seorang wanita harus di pertahankan. Susan selalu menunggu kabar dari Ihsan yang tidak kunjung datang. Susan yang sekarang selalu tampil ceria dihadapan teman-temanya, hanya bisa tersenyum saat menulis tugas dari Dosen. Susan terlihat senang namun hatinya masih berharap.
Susan mulai tersadar dengan dirinya yang masih direlung rasa rindu yang tak kunjung hilang. Ini hanya tugas dan bersifat sementara, hanya akan memberi nilai juga bukan untuk dipersentasikan. Daripada terdiam lama-lama, Susan langsung mengambil laptop dan menulis sesuai dengan kisah yang telah dijalani.
Sembari melihat keluar jendela, susan tersenyum dan menuliskan sesuatu didinding kosan, “Sesuatu yang tidak bisa digenggam sebaiknya dilepaskan saja dari pada melukai diri sendiri. Kalau ingin dia, maka kejarlah. Hubungi dia dan katakan apa yang kamu rasa jika tidak mau hilang darinya. Bersabarlah jika memang dia bukan untukmu, tersenyumlah padanya jika kau memang mencintainya. Ikhlaskan dia dengan pilihannya, akan ada giliranmu mendapatkan yang terbaik untuk menjadi pemimpinmu nantinya”.

0 comments:

Post a Comment

Namanya juga, Bosssss