footer social

Pages

Saturday, June 10, 2017

Minggu Pertama Berjalan Bertemu Siapa

Salam walking guys,
Minggu pertama jalan-jalan menjadi awal bagi Boy menemukan konsep baru dalam menulis. Banyak hal-hal baru yang diperoleh selama langkah kaki mengitari jalan kecil yang belum jelas bagaimana kondisinya.
Kawasan pertama dilewati hanya kampus tempat Boy kuliah. Menembus jalan yang tidak biasa dilewati mobil atau motor. Walau hanya berkeliling kampus, Boy banyak menemukan jalur-jalur alternatif baru dari satu fakultas ke fakultas lain.
Boy berjalan menuju bundaran sebelum tanjakan cinta, istilah yang telah lama viral di kampus. Jam sudah menunjukkan pukul 6.45 pagi, warga Jatinangor sudah banyak yang memasuki kawasan kampus. Ada yang jogging, jalan-jalan, serta ada kemesraan antara dua remaja berkulit hitam dan putih saat Boy berjalan tepat di depan mereka yang memakai baju dengan warna yang sama.
Perjalanan dilanjutkan dengan terus mengikuti jalur menanjak menuju Fakultas Ekonomi. Boy terus menyisiri jalan menuju Gedung Biru, posisi gedung Fakultas Ekonomi dengan Gedung Biru dipisahkan oleh jalan lintas yang bisa dilalui oleh dua mobil. Jadi,Boy langsung menuju bagian kiri Gedung Biru tepatnya melewati parkiran motor.
Tiba-tiba sebuah suttlecook mengarah menuju Boy
“a’ lempar bolanya,” muka imut seorang anak yang tengah asih bermain badminton.
Boy langsung melemparkan suttlecook untuk anak kecil yang menggemaskan tersebut.  Setelah bola dilempar, Boy dapat tantangan baru dari gadis cantik yang ternyata adalah kakak dari bocah kecil. Raket diberikan oleh kakaknya yang selalu tersenyum saat Boy melemparkan bola kepada adeknya,
“ikut main ya mas,” tawar gadis berbaju biru dengan sepatu putih.
“saya tidak terlalu pandai teh,”
“tidak apa-apa, santai aja,”
Permainan berlangsung seru antara Boy dengan gadis tersebut. Pukulan demi pukulan dilakukan dengan penuh semangat.
 “smash !” teriak gadis saat memukul suttlecook lebih keras.
Permainan selesai dengan keringat yang sudah membasahi badan,
“mas, makasih ya, lumayan keringat aku banyak keluar”
“santai aja teh, saya jalan lagi ya”, ujar Boy saat mengembalikan raket ke adeknya
Boy melanjutkan perjalanan menuju Fakultas Peternakan, melewati gerbang masjid berwarna putih serta tampak dari kejauhan mahasiswa yang sedang mengadakan acara pengajian.
Boy memasuki jalur yang belum dikenal sebelumnya, sampai di dua persimpangan, satu menuju gerbang keluar fakultas dan satu lagi menuju laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian, terdapat dua kendaraan yang biasa digunakan untuk menanam padi.
Imajinasi horor kembali mendatangi pikiran Boy. Sampai di gudang yang berisi padi, Boy berjalan menuju jalur yang tidak berpenghujung. Bagian yang terlihat hanya gudang sampah dengan bau yang sangat menyengat. Akhirnya Boy balik dan kembali ke jalur yang berada di tepi gedung.
“siiirrr”, bunyi padi jatuh dari karung
Mata langsung melihat dan memperhatikan detail yang terjadi, tidak ada padi yang berserakan, mungkin hanya khayalan Boy semata. “bodo amat, bodo amat”, ujar Boy menuju jalur yang telah dilewati tadi.
Boy sampai depan Gedung Dekanat Fakultas Pertanian, terus melewati bagian sebelah kiri gedung. Setelah sampai di belakang gedung, ternyata Boy melihat lapangan futsal Fakultas Pertanian. Tempat yang masih Boy ingat dan kawasan yang sering dipakai oleh UKM di kampus untuk berkegiatan olahraga.
Terus berjalan menuju jalan tepi kantin mipa, jalur yang Boy lewati berikutnya adalah Fakultas Psikologi. “waw”, mata tak kuasa melihat mahasiswi yang sedang mengadakan kegiatan di masjid Fakultas. Banyaknya mahasiswi disekitaran masjid membuat Boy langsung berjalan cepat, takut mengganggu kegiatan mereka yang tengah asik bercengkrama membahas ‘Bagaimana Menjadi Wanita Shalihah yang Baik Menurut Islam’.
Selesai melewati fakultas tersebut, Boy kembali ke Sekre UKM Barat melewati depan Fakultas Keperawatan dan Kedokteran untuk beristirahat. Sampai di sekre, Boy merebahkan badan dan mengevaluasi perjalanan yang telah dilakukan.
Boy mempercepat permainan agar terhindar dari godaan yang datang dari sisi manapun. Tetap menjaga diri dari nafsu yang terus membayangi adalah cara terbaik bagi untuk tetap istiqomah dengan keputusan yang diambil. Selain itu, banyaknya jalur yang baru Boy temui menandakan masih banyaknya jalan hidup yang bisa ditempuh walau itu dirasa tidak mungkin di jalani.

0 comments:

Post a Comment

Namanya juga, Bosssss