footer social

Pages

Friday, June 16, 2017

Begitulah Kalau Susah Move on

Pergi dan menghilang dari zona nyaman adalah hal yang jarang dilakukan oleh orang yang masih labil dalam mengambil keputusan. Seseorang yang bisa dibilang susah “move on” terkadang hanya bisa berbicara tanpa melalukan sesuai dengan apa yang diucapkan. Segalanya dipertimbangkan, namun tidak menemukan titik solusi.
All, seorang karyawan swasta yang bekerja di salah satu perusahaan ternama di Kota Bandung. Sudah 6 tahun berada di tempat tinggal yang sama, menjadikan pria yang akrab disapa “yung” sangat susah untuk meninggalkan daerah yang mengajarinya banyak pengalaman berharga, baik itu dari perkuliahan, organisasi, sosialisai dan lain sebagainya.
Hampir semua kegiatan yang dilakukan selama 6 tahun ada di tempat tersebut. Salah satu yang membuat All sangat susah untuk meninggalkan tempat tinggalnya yaitu adanya sebuah organisasi tempat All “yung” banyak belajar beredukasi dan segalanya.
Organisasi memang suatu hal yang sangat dibenci pria yang suka treg-tregan saat SMA sebelum kuliah. Setiap acara yang ada dibuat oleh organisasi yang ada di sekolah, tidak ada satupun yang diikuti. Malah untuk datang sekalipun All juga tidak pernah. Kadang, pria ongas ini menghasut teman-temannya untuk tidak mengikuti kegiatan di organisasi tersebut.
Beberapa bulan berselang saat perkuliahan
Hal berbeda dirasakan All ketika masuk dalam organisasi yang ada di kampusnya. Organisasi berbasis budaya yang membuat All lebih mengenal proses dalam suatu sistem yang terstruktur.
Awal mengikuti organisasi yang berdiri sejak tahun 86 tersebut hanya karena unsur ketidaksengajaan. All yang kala itu baru bisa berkuliah di semester 2, diajak oleh salah satu cewek yang menjadi incaran play boy komplek ini saat mengikuti kepanitiaan di kampung halamannya pergi ke organisasi tersebut untuk saling berkenalan dan belajar salah satu kebudayaan di Indonesia.
Ketika itu, All masih bingung ingin melakukan apa. All yang kebingungan langsung diajak oleh beberapa senior disana untuk mencoba beberapa divisi kesenian yang ada di sana. Ada tiga seni budaya, hanya satu yang menjadi pilihan tepat, yaitu musik. All yang kebetulan menyukai musik sangat bersemangat dalam belajar tanpa melupakan tujuan awalnya tadi.
Hal yang berbeda dirasakan oleh All si “yung” ketik berada di organisasi tersebut. Persahabatan, kekeluargaan dan kedekatan emosional diperoleh pria yang ingin tobat balapan liar ini hampir di setiap kegiatannya. Kebersamaan yang dialami bersama rekan-rekan seangkatan membuat calon ketua angkatan ini betah dalam berkegiatan dan membuat diri mulai menyukai organisasi dengan sistem yang bisa diterimanya.
Kebanyakan orang keluar dari suatu organisasi disebabkan karena tidak bisa menyesuikan diri dengan sistem yang telah ditetapkan. Pengaruh lingkungan memang sangat memberikan dampak bagi seseorang, namun bukan lingkunganlah yang mengkuti orang tapi oranglah yang mengikuti lingkungan.
All termasuk orang yang gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan serta bisa bertahan dalam waktu yang lama dalam lingkungan yang tidak disukainya. Walau masih baru dalam lingkungannya, All mulai bisa menyesuaikan diri dan membuat sesuatu yang baru serta menyenangkan bagi teman seangkatannya. Terkadang pria yang tidak bisa diam membuat keributan guna memancing teman-teman seangkatannya untuk saling bergaul satu dengan yang lainnya.
Beberapa bulan menjelang, serangan All terhadap cewek yang pertama kali mengajaknya datang ke organisasi tersebut tidak membuahkan hasil yang di harapkan, malah cewek tersebut tidak senang alias kebanyakan ilfeel. Sikap yang tenang ditunjukkan All depan teman-temannya walau cewek tersebut sering merendahkan All, terlebih ketika menyebutkan “si all tu ndk, ugal-ugalan banget”, All mencoba lebih tenang dan menyikapinya dengan senyuman walau gadis tersebut yang menjadi pasangan All ketika dilantik menjadi Icon angkatannya.
All mulai melupakan cewek tersebut walau hampir setiap hari bertemu karena di organisasi yang sama serta dalam lingkungan yang sama pula, All mencoba lebih profesional dalam berkegiatan dan melakukan yang terbaik untuk organisasi tersebut tanpa sepengetahuan cewek yang menjadi pusat perhatian baginya.
Ada sebuah kepanitian yang dibentuk oleh kepengurusan dalam organisasi yang diikuti All, acara yang membuat pemuda gendut semakin mencintai organisasi yang telah membuat besar namanya di kalangan teman-teman jurusan dan sepermainan.
Dalam acara, All menjadi salah satu penampil yang bermain cukup banyak dan menyita banyak waktu untuk latihan. Durasi yang banyak terpakai untuk latihan menjadi pengalaman berharga bagi All untuk belajar memangemen waktu dalam kondisi apapun. Saat latihan, begitu banyak tekanan yang didapat dari senior sehingga membuat All juga belajar bagaimana menghadapi situasi yang harus membuatnya lebih sabar dan tenang.
Selain mengikuti latihan yang banyak, All juga sangat banyak mengikuti berbagai kepanitiaan di kampus, tidak hanya kepanitiaan yang ada di organisasi tersebut, melainkan kepanitiaan yang ada di luar organisasi. All merasa dan menemukan berbagai perbandingan mengenai organisasi masing-masing lembaga yang dijalani, sehingga All menyimpulkan, ketika berada di organisasi budaya tersebut, hal yang didapatkan ialah ilmu yang sangat berharga, bagaimana menjadikan ilmu yang diperoleh di organisasi All tersebut menjadi bermanfaat bagi yang lain, organisasi budaya yang menjadi dapur atau sebagai tempat belajar dan penerapan dilakukan untuk organisasi lain yang All ikuti.
Hampir setiap hal yang kerjakan, kebanyakan dilakukan ruang organisasi tersebut. Bisa dibilang, tempat tersebut menjadi rumah kedua bagi All selain kosan yang sangat sering ditinggal karena All memiliki kesibukan yang sangat menyita malamnya untuk tidur di kosan.
Mulai dari semester kedua All sudah merasa punya kegiatan rutin yang diadakan setiap hari rabu, kamis dan jumat, kegiatan yang sudah menjadi rutinitas bagi organisasi tersebut dalam membentuk karakter dari setiap anggotanya.
Sudah menjadi kebiasaan bagi All, hari demi hari untuk menjadi senior yang baik untuk adik-adiknya dalam membina sekaligus membimbing adik-adiknya saat berkegiatan di organisasinya tersebut. Setahun All berkuliah, setahun pula All menjalani kegiatan di organisasi yang dianggap rumahnya.
Kaderisasi yang terus berlanjut menjadikan All seorang kakak bagi adik yang setahun dibawahnya, namun All masih menjadi adik yang dikader bagi angkatan atasnya. Sistem yang ada dalam organisasi tersebut membentuk anggotanya tidak hanya di kader saat masih maba namun kaderisasi masih berlanjut ketika mereka sudah menjadi senior.
Setiap kegiatan dalam organisasi tersebut, selalu di ada evaluasi guna menjelaskan dan melihat bagaiamana kegiatan tersebut berjalan dari sore sampai malam. Adanya evaluasi tersebut, membuat setiap anggota diberikan kesempatan yang sama dalam menyampaikan apa yang ada di fikiran mereka dan menuangkannya dalam bentuk evaluasi sebagai sarana perbaikan yang dilakukan oleh pengurus atau fasilitator bagi anggotanya. Anggota mengevaluasi merupakan anggota yang mau belajar dan mengaspirasi baik untuk dirinya agar mereka mampu berbicara dalam forum besar dan baik bagi organisasi untuk kedepannya.
All salah satu mahasiswa yang aktif dalam berbicara, namun masih terlalu kaku untuk menyampaikan apa yang ada fikiran ke forum evaluasi tersebut. Saat all masih menjadi mahasiswa baru, All tidak berani menyampaiakan apa yang ingin diutarakan ke forum saat evaluasi karena terlalu canggung, namun karena semangat dan ajakan dari senior, membuat All lebih berani lagi berbicara dalam forum. Hal tersebut terus berlanjut ketika All menjadi kordinator sampai kepala bidang dan ketua dalam kepanitiaan serta komunitas yang diikuti. Berbicara dengan jumlah audiens yang sangat banyak sudah menjadi hal yang biasa All lakukan karena sudah belajar di organisasi-organisasi yang all ikuti saat masih aktif menjadi aktifis sampai tahun ke-3 perkuliahan.
Keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk organisasi tersebut dilakukan all semata-mata karena rasa terimakasih untuk kesibukan yang diberikan, sehingga All dapat mengurangi kegiatan aneh-sneh seperti club malam dan treg-treg an yang biasa dilakukan ketika berada di kampung halaman. Terlalu berlebihan memang ketika All terlalu menyanjung tinggi organisasi tersebut tanpa adanya perbaikan yang dibuat sendiri untuk organisasi tersebut lebih baik kedepannya. 

0 comments:

Post a Comment

Namanya juga, Bosssss