Kadang, kita harus lebih bersabar
menghadapi orang yang tidak mau mengakui kesalahannya. Mau sejelas apapun kita
menjelaskan kepadanya, tetap saja tidak semua yang akan paham. Emosi membuat
suasana tidak berjalanan kondusif, emosi bisa menyulutukan pertikaian dan emosi
bisa menghancurkan kepercayaan.
Inilah yang gue alami td,
bapak-bapak datang ke toko dan menghardik gue karena nomor hp yang dituju
tidak bisa di hubungi. Salah seorang karyawan langsung menjelaskan masalah hp
yang dialami bapak dan memberikan solusi. Namun, setelah diberikan saran segala
macam, bapak tersebut tetap marah.
Panjang lebar sudah dijelaskan,
solusi serta saran sudah diberikan, bapak tidak mau mengerti dan tetap
mengumpat layaknya seseorang yang benar melakukan kritikan. Bapak kembali
mengumpat dan meneriaki teman gue yg sedang melayani pelanggan lain yang
berdiri disebelah bapak.
Teman gue yang melayani pelanggan
lain tidak menghiraukan perkataan bapak dan tetap memberikan barang yang dibeli
oleh pelanggan lain.
Setelah bapak selesai mengumpat
sendiri, beliau mulai beranjak dan tetap berbicara sendiri meratapi hpnya yang
rusak menurut dia.
Seharusnya, kita semua bisa bicara
baik-baik dan menyelesaikan semua masalah dengan kepala dingin. Saat orang yang
mabuk sudah susah untuk diajak berdiskusi, lebih baik membiarkan dia selesai
bicara sendiri dan tetap fokus terhadap pekerjaan. Beranilah menyelesaikan
dengan membawa pihak yang bersalah kepada lokasi situasi dirasa sudah
memungkinan.
0 comments:
Post a Comment