footer social

Pages

Friday, June 16, 2017

Minggu kedua lebih enjoy sepertinya

Hari ini gue mencoba mencari suasana baru di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini, gue melintasi jalan raya dipati ukur menuju sekeola.  Pengalaman baru lagi-lagi memberi kesan bagi gue ketika sampai di lokasi dengan peluh yang sudah membasahi sekujur tubuh.
Sebenarnya gue belum ada fikiran untuk menempuh perjalanan baru di Bandung. Tepat setelah sarapan pagi, gue bercerita dengan penjual lontong padang perihal tulisan gue yang ditolak terus oleh media berita. Muka mulai tertekun ke bawah saat bercakap dengan uda penjual sarapan lezat tersebut. 
"Ya, mungkin kamu harus belajar dan lebih memperhatikan ruang lingkup sekitar lagi ri," nasehat uda yang membuat gue harus mencari inspirasi baru dalam menulis.
Sembari melihat lalu lalang mobil yang melintas di jalan raya jatinangor, " da, kalau ada damri, berhentiin ya da,"
"Buat apa emang?"
"Pengen ngedamri aja sih da," gue terus melihat ke arah kanan jalan, menunggu damri yang akan datang.
Damri demi damri lewat, belum ada satupun bus jurusan yang akan gue naiki. Setengah jam berlalu, damri yang ditunggupun datang. Tangan uda melambai memberhentikan damri yang semakin mengarah ke kiri jalan.
"Da, jalan dulu ya"
"Yok, nikmati inspirasimu hari ini," teriak uda saat bus mau melaju kembali.
Bus mulai melaju dengan santai,  sementara itu aplikasi note di android mulai di buka. Beberapa ide mulai mengalir dikepala pertanda perjalanan yang akan di tempuh semakin menarik dengan berbagai penglihatan baru di jalur tol cileunyi - moh toha.
Jari mulai menempel di touch screen android, ide yang sudah mulai tumpah dikeluarkan tahap demi tahap. Sampai pada akhirnya, ide tersebut berhenti mengalir saat bapak petugas yang datang menghitung jumlah penumpang menyenggol lutut kanan gue. 
"Ops, punten mas,"
"Eh, iya pak," sontak, ide yang ada di kepala kembali hilang tidak tau kemana.
Gue tidak menyangka akan secepat itu ide yang terkumpul hilang seketika karena sebuah tabrakan yang gue anggap sepele. Gue mencoba  menutup mata dan menemukan ide yang mungkin jatuh bagian lain saraf. Benturan demi benturan terjadi, sebab gue merasakan sendiri kepala berada tepat depan tiang pegangan penumpang damri.
Suasana gelap tanpa ada seberkas cahaya yang terlihat dipelupuk mata. Gue masih merasakan pergerakan damri ke kanan dan kiri. Banyak pengereman yang dilakukan damri membuat mata semakin tidak mau dibuka.
Beberapa menit kemudian, gue mengalami ketenangan dalam diri. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh badan diri. Semua terasa lepas, tidak ada yang mengganggu pandangan mata dan pendengaran telinga. Semuanya terasa damai dan nikmat saat semuanya memberikan dampak yang baik bagi kesehatan tubuh gue yang semakin berusia.
Saat gue terbangun, sinar terang datang menyambar kedua mata, membawa gue ke dunia yang sebenanrnya ingin didatangi. Tempat yang mengantarkan gue menuju rumah idola balap gue si nomor 46. Pembalap yang menjadi entertanainer dunia sampai sekarang, dia yang tinggal di negara  pengasil makanan lezat pizza.
Banyaknya kegiatan yang gue lakukan bersama sang idola membuat  gue betah berlama-lama di italia, negara tempat tinggal sang pembalap berjulukan the dokter ini. Satu kegiatan terakhir kami yaitu naik bus keliling kota roma dengan destinasi wisata paling indah yang belum pernah gue rasakan sebelumnya.
Selesai mengunjungi roma, kami kembali ke bus dan gue langsung beristirahat dalam bus yang memiliki fasilitas lengkap miliki valentino rossi. 
"Mas, bangun," suara aneh terdengar menuju gendang telinga. Tidak mungkin rasanya, seorang rossi memanggil gue dengan sebutan mas. 
"Aahh, nantinya aja da," ujar gue ke da rossi. Gue belum mau membuka mata karena suasana bus sangat gelap.
"Mas, kita udah di dipati ukur mas," kata bapak petugas yang membangunkan gue setelah tidur dari gerbang keluar tol moh toha.
Alhasil, gue malu sendiri depan bapak supir yang tertawa saat gue menyebutnya "da valentino rossi, nanti aja keluarnya". Gue langsung keluar dengan muka yang sudah memerah setelah dilihat oleh mahasiswa yang juga naik damri.
Seluruh ide yang masuk ke kepala saat berada di damri keluar kembali, seperti damri oh damri, serunya naik damri dengan ide terbaru, serta tema terakhir yang selalu menjadi baham cerita gue yaitu jalan weekday ditempat yang baru.
Jangan terlalu berharap dengan mimpi yang belum diusakan. Akan menjadi nyata saat usaha tersebut mencapai tujuan akhir dengan kerja keras serta semangat tinggi.
Berikanlah pencerahan pada otak yang memiliki keterbatasan dalam berfikir keras. Jadikan sarana hobi menjadi sebuah penyegar saat otak otak lelag berfikir karema terlalu banyak dipaksakan.
Tetap mencari inspirasi, karena ada pembaca yang menunggu karya besarmu.

0 comments:

Post a Comment

Namanya juga, Bosssss