Hari ini gue mencoba mencari
suasana baru di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini, gue melintasi
jalan raya dipati ukur menuju sekeola. Pengalaman baru lagi-lagi memberi
kesan bagi gue ketika sampai di lokasi dengan peluh yang sudah membasahi
sekujur tubuh.
Sebenarnya gue belum ada fikiran
untuk menempuh perjalanan baru di Bandung. Tepat setelah sarapan pagi, gue
bercerita dengan penjual lontong padang perihal tulisan gue yang ditolak terus
oleh media berita. Muka mulai tertekun ke bawah saat bercakap dengan uda
penjual sarapan lezat tersebut.
"Ya, mungkin kamu harus
belajar dan lebih memperhatikan ruang lingkup sekitar lagi ri," nasehat
uda yang membuat gue harus mencari inspirasi baru dalam menulis.
Sembari melihat lalu lalang mobil yang
melintas di jalan raya jatinangor, " da, kalau ada damri, berhentiin ya
da,"
"Buat apa emang?"
"Pengen ngedamri aja sih
da," gue terus melihat ke arah kanan jalan, menunggu damri yang akan
datang.
Damri demi damri lewat, belum ada
satupun bus jurusan yang akan gue naiki. Setengah jam berlalu, damri yang
ditunggupun datang. Tangan uda melambai memberhentikan damri yang semakin
mengarah ke kiri jalan.
"Da, jalan dulu ya"
"Yok, nikmati inspirasimu hari
ini," teriak uda saat bus mau melaju kembali.
Bus mulai melaju dengan
santai, sementara itu aplikasi note di android mulai di buka. Beberapa
ide mulai mengalir dikepala pertanda perjalanan yang akan di tempuh semakin
menarik dengan berbagai penglihatan baru di jalur tol cileunyi - moh toha.
Jari mulai menempel di touch screen
android, ide yang sudah mulai tumpah dikeluarkan tahap demi tahap. Sampai pada
akhirnya, ide tersebut berhenti mengalir saat bapak petugas yang datang
menghitung jumlah penumpang menyenggol lutut kanan gue.
"Ops, punten mas,"
"Eh, iya pak," sontak,
ide yang ada di kepala kembali hilang tidak tau kemana.
Gue tidak menyangka akan secepat
itu ide yang terkumpul hilang seketika karena sebuah tabrakan yang gue anggap
sepele. Gue mencoba menutup mata dan menemukan ide yang mungkin jatuh
bagian lain saraf. Benturan demi benturan terjadi, sebab gue merasakan sendiri
kepala berada tepat depan tiang pegangan penumpang damri.
Suasana gelap tanpa ada seberkas
cahaya yang terlihat dipelupuk mata. Gue masih merasakan pergerakan damri ke
kanan dan kiri. Banyak pengereman yang dilakukan damri membuat mata semakin
tidak mau dibuka.
Beberapa menit kemudian, gue
mengalami ketenangan dalam diri. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh badan diri.
Semua terasa lepas, tidak ada yang mengganggu pandangan mata dan pendengaran
telinga. Semuanya terasa damai dan nikmat saat semuanya memberikan dampak yang
baik bagi kesehatan tubuh gue yang semakin berusia.
Saat gue terbangun, sinar terang
datang menyambar kedua mata, membawa gue ke dunia yang sebenanrnya ingin
didatangi. Tempat yang mengantarkan gue menuju rumah idola balap gue si nomor
46. Pembalap yang menjadi entertanainer dunia sampai sekarang, dia yang tinggal
di negara pengasil makanan lezat pizza.
Banyaknya kegiatan yang gue lakukan
bersama sang idola membuat gue betah berlama-lama di italia, negara
tempat tinggal sang pembalap berjulukan the dokter ini. Satu kegiatan terakhir
kami yaitu naik bus keliling kota roma dengan destinasi wisata paling indah
yang belum pernah gue rasakan sebelumnya.
Selesai mengunjungi roma, kami
kembali ke bus dan gue langsung beristirahat dalam bus yang memiliki fasilitas
lengkap miliki valentino rossi.
"Mas, bangun," suara aneh
terdengar menuju gendang telinga. Tidak mungkin rasanya, seorang rossi
memanggil gue dengan sebutan mas.
"Aahh, nantinya aja da,"
ujar gue ke da rossi. Gue belum mau membuka mata karena suasana bus sangat
gelap.
"Mas, kita udah di dipati ukur
mas," kata bapak petugas yang membangunkan gue setelah tidur dari gerbang
keluar tol moh toha.
Alhasil, gue malu sendiri depan
bapak supir yang tertawa saat gue menyebutnya "da valentino rossi, nanti
aja keluarnya". Gue langsung keluar dengan muka yang sudah memerah setelah
dilihat oleh mahasiswa yang juga naik damri.
Seluruh ide yang masuk ke kepala
saat berada di damri keluar kembali, seperti damri oh damri, serunya naik damri
dengan ide terbaru, serta tema terakhir yang selalu menjadi baham cerita gue
yaitu jalan weekday ditempat yang baru.
Jangan terlalu berharap dengan
mimpi yang belum diusakan. Akan menjadi nyata saat usaha tersebut mencapai
tujuan akhir dengan kerja keras serta semangat tinggi.
Berikanlah pencerahan pada otak
yang memiliki keterbatasan dalam berfikir keras. Jadikan sarana hobi menjadi
sebuah penyegar saat otak otak lelag berfikir karema terlalu banyak dipaksakan.
Tetap mencari inspirasi, karena ada
pembaca yang menunggu karya besarmu.
0 comments:
Post a Comment