footer social

Pages

Friday, June 16, 2017

Lustrum 5, Ulang Tahun Perak

Lustrum V UPBM Unpad
Another Story of Malin Kundang
Satu tahun lebih kami menjalani kepanitiaan Lustrum V UPBM Unpad. Banyak pengorbanan demi kelancaran acara yang telah dinanti ratusan pasang mata baik itu dalam dan luar Kota Bandung. Tangis bahagia menjadi akhir dari sebuah cerita mahasiswa yang mencintai budaya Minangkabau di tanah Sunda.
Lustrum V memiliki empat rangkaian acara. Pertama, lomba essay tingkat internasional yang dimulai pada bulan Oktober 2011. Kedua, Seminar nasional budaya dan  launching buku berjudul “Ekspresikan Budayamu Budaya Kita” yang dilaksanakan pada 3 Mei 2012. Keempat, Puncak acara Lustrum V, menyajikan pagelaran seni yang di laksanakan di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) pada 20 Mei 2012.
Pada rangkaian pertama, seluruh tulisan yang diterima dari berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri dikumpulkan. Beberapa hari setelahnya, langsung diseleksi oleh juri yang telah di tetapkan panitia. Hadiah jutaan rupiah menanti pemenang lomba yang di umumkan ketika acara puncak pagelaran Lustrum V.
Pada rangkaian kedua, seluruh persiapan acara tidak hanya melibatkan panitia saja, beberapa penampil juga ikut berpatisipasi dalam hal teknis, seperti menyediakan konsumsi, pengadaan logistic sampai menjadi backup time keeper. Seminar yang dihadiri lebih dari seratus peserta ditutup dengan rangkaian ketiga yaitu, Launching buku.
Pada puncak acara, Pagelaran Seni. Acara yang mengangkat cerita tentang sosok lain dari malin kundang berjudul “Another Story of Malin Kundang”. Sebelum cerita ini fix ,banyak judul-judul drama yang akan ditampilkan. Namun, tema sering berubah-ubah karena ada pro kontra dari uda uni mengenai cerita yang masih belum jelas alur dan teknis pelaksanaannya. Beberapa minggu berselang, kepastian cerita yang akan ditampilkan muncul. Pelatih, penampil serta koordinator segera membentuk kontrak latihan yang dibicarakan secara demokrasi.
Ada empat tim yang mengikuti latihan, musik, tari, randai, dan drama. Tari yang ditampilakam ada enam macam, diantaranya, tari pasambahan, tari limpapeh, tari panen, silek galauik harimau, tari rantak dan tari pameman. Seluruh tari yang ditampilkan memakai formasi yang berbeda dari yang biasanya.
Randai memainkan enam legaran. Uniknya randai, gerakan apapun bisa dilakukan. Sehingga, penonton bisa tertawa saat melihat gerakan tangan yang melambai, tegas, dan membentuk sebuah benda. Selain membuat penonton terpingkal-pingkal, randai juga bisa membuat suasana menjadi lebih hidup dan menegangkan.
Drama sebagai alur cerita juga sebagai penentu kapan tari yang akan dimainkan dan kapan randai akan membuka langkah untuk melanjutkan legaran. Beberapa hal unik terjadi selama drama berlangsung, mulai dari lighting on/off yang tidak sesuai sehingga saat blackman masuk menggantikan properti bisa terlihat dipanggung. Banyaknya text yang terlupa, membuat para pemain drama mengarang sendiri apa yang yang disampaikan.
Kemudian musik sebagai pengiring seluruh alur rangkaian acara di lustrum V. Saat tari dimainkan musik standby. Saat randai memulai legaran demi legaran, musik juga standby. Seluruh alat-alat di sekre digunakan, termasuk gendang yang dipinjam di salah satu unit Minangkabau di Bandung.
Selain alat tradisional, alat musik modern seperti gitar bass dan keyboard juga dimanfaatkan untuk menambah efek drama.  Saat di panggung, tim musik harus menjaga serta menahan tawa saat drama berlangsung kocak. Penampil musik harus berhati-hati terhadap mixer yang sensitif. Suara dari tribun belakang bisa terdengar. Bahkan, suara berbisik bisa mempengaruhi pendengar yang menyaksikan kelangsungan drama.
Banyak jadwal pagelaran yang seharusnya terlaksana tepat waktu, kemudian diundur beberapa minggu, bahkan sampai satu atau dua bulan. Pertama, lustrum V akan diadakan pada 18 Oktober 2011, kemudiaan diundur menjadi tanggal 8 November 2011. Alasannya, panitia belum siap dari segi keuangan. Kemudian lustrum diundur lagi menjadi tanggal 3 Desember 2011 dikarenakan belum siapnya semua penampil. Akhirnya lustrum V diundur lebih jauh lagi menjadi tanggal 20 Mei 2012 sesuai dengan kesepakatan dari seluruh panitia.
Saat pengunduran acara menjadi tanggal 20 Mei 2012, kebanyakan penampil tidak serius lagi latihan. Uda uni alumni atau angkatan yang lebih tua terus memberikan motivasi dan semangat pada panitia serta penampil agar lustrum V bisa terlaksana.
Saat rapat, ada saja hal yang membuat keberlangsungan rapat tidak terlaksana dengan baik. Disiplin sangat menetukan lustrum bisa terlaksana seseuai dengan jadwal yang diinginkan atau tidak. Terkadang, panitia sendiri yang masih tidak serius dan seolah merasa tidak bersalah bahwa dia yang sebenarnya ditunggu saat rapat.
Ada momen ketika ketua menangis setelah mendengar jawaban dari salah satu koordinator, beliau masih bersikeras mempertahankan idealisme yang dimiliki tanpa memperhatikan ucapan ketua. Beberapa perombakan panitia terjadi, yang tidak berubah hanya ketua panitia dan koodinator konsumsi. Perubahan terjadi karena ada pergantian kepengurusan UPBM.
Latihan sedikit terganggu disebabkan liburan semester ganjil yang memakan waktu lebih dari satu bulan. Liburan selesai, masih ada waktu kurang lebih tiga bulan untuk latihan menuju pagelaran. Selain karena liburan, semua penampil termasuk panitia angkatan 2010 disibukkan dengan kepanitiaan KEPO “Kepemimpinan Edukasi dalam Pelatihan Organisasi” dengan angkatan 2011 sebagai pesertanya. Acara selesai dengan terbentuknya struktur angkatan 2011, mulai dari ketua, buyuang, dan upiaknya.
Awal Maret, latihan kembali dilanjutkan dengan jadwal yang ditambah. Divisi randai, tari, serta musik sudah mulai mencari dan melanjutkan irama latihan sesuai dengan instruksi penanggung jawab lapangan. Drama masih memerlukan sedikit perubahan serta penyempurnaan dari segi alur serta skenario.
Lapangan ex kopma UKM Barat Universitas Padjajaran sudah ramai kembali di tempati oleh penampil UPBM yang berlatih. Sementara itu, demi kelangsungan pagelaran, panitia masih bersemangat mencari sponsor agar dana untuk lustrum terus bertambah.
Dalam lustrum V, kebanyakan dari anggota memiliki peran ganda. Ada yang sebagai penampil dan sebagai panitia karena keterbatasan SDM. Selain itu, sekretaris umum UPBM juga menunjuk salah seorang penampil menjadi penanggung jawab pagelaran. Tugas dari PJ pagelaran yaitu, membentuk rangkaian kegiatan mulai dari awal latihan mandiri untuk masing-masing divisi, latihan gabungan untuk singkronisasi tari, randai, dan drama dengan musik yang merupakan pengiring dari semua divisi.
Saat H-20 sampai H-3 masih banyak terjadi perubahan formasi dan jumlah penampil yang akan tampil di hari H pagelaran. Divisi tari menambah beberapa penampil, divisi randai juga melakukan perubahan gerakan, divisi drama juga banyak masih ada perubahan pada script, dan tim musik masih mencari nada yang pas untuk pembukaan sampai pagelaran.
Musik harus bekerja secara cepat untuk mencari lagu yang diberi oleh masing-masing divisi. Waktu semakin dekat untuk pagelaran membuat semua divisi menambah porsi latihannya, ada beberapa kali latihan dilakukan sampai pagi, penampil pergi kuliah dan sorenya kembali latihan seperti biasa. Semua dilakukan karena banyak perubahan yang terjadi dan semangat yang tinggi dari setiap penampil serta dorongan penuh dari panitia.
Pj pagelaran memberikan target UP 1, UP 2 dan UP 3 dengan persentase 40%, 70% dan 99%. Walau sudah dibuat tiga kali UP. Ternyata, masih banyak penampil yang belum mencapai hasil maksimal di setiap UP. Kemudian, PJ pagelaran membuat UP setiap hari sampai sebelum H-2 pagelaran.
 Saat Pj pagelaran memberi waktu istirahat 1 hari untuk tidak latihan, seluruh divisi mengulangi latihan sesuai dengan strategi yang telah disusun masing-masing divisi. Divisi randai menambah gerakan penutup yang baru, divisi drama juga memaksimalkan penampilan, divisi tari terus memaksimalkan gerakan, dan musik diminta untuk membuat lagu “selamat ulang tahun” oleh panitia. Padahal, saat itu divisi musik sedang menyempurnakan musik ensambel yang diperkirakan akan memakan waktu 8 – 10 menit untuk penutup pagelaran. Tapi, tidak ada yang menolak pemintaan lagu tersebut, lagu “selamat ulang tahun” selesai di cari dalam waktu 10 menit saja untuk semua alat musik.
Minggu, hari yang dinantipun tiba. Pagelaran lustrum V UPBM Unpad di Sasana Budaya Ganesha, Bandung dimulai. Sebelumnya team advance yang lebih dahulu datang membawa barang-barang yang diperlukan. Panitia sudah menjadwalkan keberangkatan mulai jam 6 pagi. Namun, disiplin dari penampil juga belum berubaha, malah ada yang sampai dijemput ke kosannya untuk berangkat ke Sabuga. Akhirnya semua penampil berangkat jam 7 yang diakhiri dengan breafing di sekre UPBM.
Keberangkatan penampil dibawa oleh tujuh angkot. Saat yang sama panitia tetap dengan kesiapan mereka untuk mendisain panggung seperti lighting dan soundsystem begitu juga yang lain, setalah sampai di Sabuga para penampil mulai berbenah diri mempersiapkan penampilannya.
Kekeluargaan UPBM semakin terlihat dengan banyaknya uda uni UPBM beserta alumni yang juga datang menyaksikan kesiapan para penampil, disana uda uni yang sudah berpengalaman dalam Lustrum IV juga membantu dalam penataan panggung beserta mencek semua peralatan soundsystem yang akan dipakai saat malamnya. Kebanyakan uda uda alumni banyak membantu dalam soundsystem karena soundsystem sangat berpengaruh dalam pelaksanaan acara.
Panitia terus bekerja keras dalam mempersiapkan dan mengatur acara, ada salah satu uda yang sampai mengeluarkan air matanya merasa tidak percaya bahwa Lustrum V akan terjadi dan akan mereka saksikan disaat malamnya. Panitia mulai meminta penampil standby di tempat karena GR akan di mulai. Sore pun GR di mulai namun karena keterbatasan waktu akhirnya GR tidak sempurna di lakukan, kebanyakan GR dari penari, randai, drama dan musik dipotong dan hanya diambil sebagiannya saja. Lima menit sebelum acara, para penampil mulai demam panggung, dimulai dari musik yang mulai masuk panggung tempat dimana alat-alat musik di letakkan. Sorak sorai penonton mulai berdatangan dengan tribun yang belum sampai setengah penuh, disaat musik lagi berdiri menunggu instruksi untuk memberi salam.
 Para penontonpun mulai memenuhi SABUGA. Dalam hitungan menit tiket sudah habis terjual, tribun penonton sudah mulai penuh, diawali dengan tari pasambahan terlebih dahulu yang merupakan awal di mulainya semua acara dalam rangkaian Lustrum V ini, Tepuk tangan penonton mulai membuat para penampil grogi setelah menyaksikan tari pasambahan. Setelah tari pasambahan, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-quran yang kemudian di lanjutkan dengan selebrasi selamat ulang tahun untuk UPBM yang ke 25 tahun.
Dengan lagu yang baru di dapatkan di saat H-1, musik bisa melakukannya dengan sempurna. Setelah selebrasi selesai ada pemutaran trailer untuk memperkenalkan rangkaian acara yang akan di mainkan serta memperlihatkan persiapan penampil sebelum pagelaran di mulai, setelah itu pengenalan drama yang langsung dimainkan oleh pemain dramanya, setelah trailer selesai langsung dibuka dengan randai legaran pertama yang membuat suasana mulai hidup dan meriah yang kemudian yang lanjutkan dengan drama diawal kemudian dilanjutkan dengan tari limpapeh yang merupakan tari yang di mainkan oleh tujuh orang cewek.
Setelah tari selesai dilanjutkan dengan drama yang di mulai dengan mande(ibu) yang menggendong bayinya yang bernama malin. Suasana menyentuh di rasakan penonton di kala musik menyanyikan lagu yang berjudul Mande. Malin mulai dewasa dan ingin pergi merantau yang kemudian dilanjutkan dengan randai yang kembali menggoyangkan panggung yang membuat suasana semakin hidup. Dalam drama ini semua tari disesuaikan dengan  alur drama yang dimainkan, penontonpun tidak berhenti tertawa melihat penampilan drama yang dimainkan. Melihat penampilan drama yang di mainkan secara total sampai sampai saat Black Man masuk kedalam panggung guna mempersiapkan drama penonton juga bisa ketawa.
Penonton terbawa dengan lagu yang dinyanyikan yang sangat menyentuh perasaan, penampilan gemilang tidak hanya dimainkan oleh drama dan randai, tari panen yang berjumlah sepuluh penampil yang menjadi lima pasangan menunjukkan keserasiaan para penampil yang membuat penonton terkagum. Kemudian silek galuik harimau yang juga menggetarkan panggung yang penampil galuik harimau yang terdiri dari enam orang cowok maco yang mengagumkan.
Dalam drama juga memainkan adegan berkelahi, perkelahian yang membuat penonton tertawa terbahak-bahak, boleh di bilang lebay tapi itulah yang membuat penonton berpikiran, perkelahian tidak hanya membuat sakit bagi yang merasakan dan menakutkan bagi yang melihatnya, namun perkelahian juga bisa membuat orang kehilangan badmood karena perkelahian bisa membuat anda yang menyaksikannya menjadi ketawa. Saat ending cerita yang berujung pada terjadinya tsunami yang membuat Malin dengan ibunya terpisah, masuk tari rantak yang menggemparkan panggung dengan hentakan kaki yang keras, tari rantak terdiri dari sembilan penari yang gerakanya tidak memakai hitungan dan keras.
Kemudian tari penutup adalah pameman yang merupakan tari yang memakai enam piring sekaligus tapi itu hanya tiga orang penari yang memakai enam piring, kemudian dilanjutkan lima orang penari menjadikan tari pamenan berjumlah delapan orang. Decak kagum penonton tidak berhenti bersorak melihat tari pamenan yang akhir tariaannya masing-masing penari memecahkan piring yang mereka pegang, stand applause mengiringi ending tari pamenan yang di lanjutkan dengan ensambel musik yang membuat penonton tidak hentinya terkagum dengan penampilan Pagelaran Seni Lustrum V UPBM ini, diawali dengan lagu Titanic para penonton mulai merasakan kembali aura Lustrum V ini, semua mata tertuju pada musik yang memainkan ending dari rangkaian acara Lustrum V ini, dilanjutkan dengan lagu penutupan yang menandakan Lustrum V telah selesai. Tangis bahagia tidak hentinya dialami oleh para penampil terlebih panitia dan uda uni yang akhirnya bersyukur sekali Lustrum V terjadi dimana mereka berdiri di saat itu di Sasana Budaya Ganesha  Minggu, 20 Mei 2012 Bandung.
Penampil Pagelaran Ulang Tahun Perak

0 comments:

Post a Comment

Namanya juga, Bosssss