Lustrum V UPBM Unpad
Another Story of Malin Kundang
Satu
tahun lebih kami menjalani kepanitiaan Lustrum V UPBM Unpad. Banyak pengorbanan
demi kelancaran acara yang telah dinanti ratusan pasang mata baik itu dalam dan
luar Kota Bandung. Tangis
bahagia menjadi akhir dari sebuah cerita mahasiswa yang mencintai budaya
Minangkabau di tanah Sunda.
Lustrum
V memiliki empat rangkaian acara. Pertama, lomba essay tingkat internasional
yang dimulai pada bulan Oktober
2011.
Kedua, Seminar nasional budaya dan launching buku berjudul “Ekspresikan Budayamu
Budaya Kita” yang dilaksanakan pada 3 Mei
2012. Keempat, Puncak acara Lustrum V, menyajikan pagelaran seni yang di laksanakan
di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) pada 20 Mei 2012.
Pada rangkaian pertama, seluruh tulisan yang
diterima dari berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri dikumpulkan.
Beberapa hari setelahnya, langsung diseleksi oleh juri yang telah di tetapkan
panitia. Hadiah jutaan rupiah menanti pemenang lomba yang di umumkan ketika
acara puncak pagelaran Lustrum V.
Pada rangkaian kedua, seluruh persiapan
acara tidak hanya melibatkan panitia saja, beberapa penampil juga ikut
berpatisipasi dalam hal teknis, seperti menyediakan konsumsi, pengadaan
logistic sampai menjadi backup time keeper. Seminar yang dihadiri lebih dari
seratus peserta ditutup dengan rangkaian ketiga yaitu, Launching buku.
Pada
puncak acara, Pagelaran Seni. Acara yang mengangkat cerita tentang sosok lain
dari malin kundang berjudul “Another
Story of Malin Kundang”. Sebelum
cerita ini fix
,banyak judul-judul drama yang akan ditampilkan.
Namun, tema sering berubah-ubah karena ada pro kontra dari uda uni mengenai cerita yang masih belum jelas alur dan teknis pelaksanaannya.
Beberapa minggu berselang, kepastian cerita yang akan ditampilkan muncul.
Pelatih, penampil serta koordinator segera membentuk kontrak latihan yang
dibicarakan secara demokrasi.
Ada
empat tim yang mengikuti latihan, musik,
tari, randai, dan drama.
Tari
yang ditampilakam ada enam macam, diantaranya, tari pasambahan, tari limpapeh, tari
panen, silek galauik harimau, tari rantak dan tari pameman. Seluruh tari yang ditampilkan memakai
formasi yang berbeda dari yang biasanya.
Randai
memainkan enam legaran.
Uniknya
randai, gerakan apapun bisa dilakukan. Sehingga, penonton bisa tertawa saat
melihat gerakan tangan yang melambai, tegas, dan membentuk sebuah benda. Selain
membuat penonton terpingkal-pingkal, randai juga bisa membuat suasana menjadi
lebih hidup dan menegangkan.
Drama sebagai alur cerita juga sebagai
penentu kapan tari yang akan dimainkan dan kapan randai akan membuka langkah
untuk melanjutkan legaran.
Beberapa hal unik terjadi selama drama berlangsung, mulai dari lighting on/off yang tidak sesuai sehingga saat blackman masuk menggantikan properti bisa terlihat dipanggung.
Banyaknya text yang terlupa, membuat
para pemain drama mengarang sendiri apa yang yang disampaikan.
Kemudian musik
sebagai
pengiring seluruh alur rangkaian acara di lustrum V. Saat tari dimainkan musik standby. Saat randai memulai legaran demi
legaran, musik
juga standby. Seluruh alat-alat di
sekre digunakan, termasuk gendang yang dipinjam di salah satu unit Minangkabau
di Bandung.
Selain
alat tradisional, alat musik modern seperti gitar bass dan keyboard juga dimanfaatkan untuk menambah efek drama. Saat di panggung, tim musik harus menjaga
serta menahan tawa saat drama berlangsung kocak. Penampil musik harus
berhati-hati terhadap mixer yang sensitif. Suara dari tribun belakang bisa
terdengar. Bahkan, suara berbisik bisa mempengaruhi pendengar yang
menyaksikan kelangsungan drama.
Banyak jadwal pagelaran yang seharusnya
terlaksana tepat waktu, kemudian diundur beberapa minggu, bahkan sampai satu
atau dua bulan.
Pertama, lustrum V akan diadakan pada 18 Oktober
2011, kemudiaan diundur menjadi tanggal 8 November
2011.
Alasannya, panitia belum siap dari segi keuangan. Kemudian lustrum diundur lagi menjadi tanggal 3 Desember
2011
dikarenakan belum siapnya semua penampil.
Akhirnya lustrum V diundur lebih jauh lagi menjadi tanggal 20 Mei 2012 sesuai dengan kesepakatan dari
seluruh panitia.
Saat pengunduran acara menjadi tanggal
20 Mei 2012, kebanyakan penampil tidak serius lagi latihan. Uda uni alumni atau angkatan yang lebih
tua terus memberikan motivasi dan semangat pada panitia serta penampil agar lustrum
V bisa terlaksana.
Saat
rapat, ada saja hal yang membuat keberlangsungan rapat tidak terlaksana dengan
baik.
Disiplin sangat menetukan lustrum bisa
terlaksana seseuai dengan jadwal yang diinginkan atau tidak. Terkadang, panitia sendiri yang masih tidak
serius dan seolah merasa tidak bersalah bahwa dia yang sebenarnya ditunggu saat rapat.
Ada
momen ketika ketua menangis setelah mendengar jawaban dari salah satu koordinator, beliau masih bersikeras mempertahankan idealisme
yang dimiliki tanpa memperhatikan ucapan ketua. Beberapa perombakan panitia
terjadi, yang tidak berubah hanya ketua panitia dan koodinator konsumsi. Perubahan terjadi karena ada pergantian kepengurusan UPBM.
Latihan
sedikit terganggu disebabkan
liburan semester ganjil yang memakan waktu lebih dari satu bulan. Liburan
selesai, masih ada waktu kurang lebih tiga bulan untuk latihan menuju pagelaran. Selain karena
liburan, semua penampil termasuk panitia angkatan 2010 disibukkan dengan
kepanitiaan KEPO “Kepemimpinan Edukasi dalam Pelatihan Organisasi” dengan
angkatan 2011 sebagai pesertanya. Acara selesai dengan terbentuknya struktur
angkatan 2011, mulai dari ketua, buyuang, dan upiaknya.
Awal Maret, latihan kembali dilanjutkan dengan
jadwal yang ditambah. Divisi
randai, tari, serta musik
sudah mulai mencari dan melanjutkan irama latihan sesuai dengan instruksi
penanggung jawab lapangan. Drama masih memerlukan sedikit perubahan serta
penyempurnaan dari segi alur serta skenario.
Lapangan ex kopma UKM Barat Universitas Padjajaran sudah ramai
kembali di tempati oleh penampil UPBM yang berlatih. Sementara itu, demi kelangsungan pagelaran,
panitia masih bersemangat mencari sponsor agar dana untuk lustrum terus
bertambah.
Dalam lustrum V, kebanyakan dari anggota memiliki
peran ganda. Ada yang sebagai penampil dan sebagai panitia karena keterbatasan SDM.
Selain itu, sekretaris umum UPBM juga menunjuk salah seorang penampil menjadi
penanggung jawab pagelaran. Tugas dari PJ pagelaran yaitu, membentuk rangkaian
kegiatan mulai dari awal latihan mandiri untuk masing-masing divisi, latihan
gabungan untuk singkronisasi tari, randai, dan drama dengan musik yang merupakan pengiring dari
semua divisi.
Saat H-20 sampai H-3 masih banyak terjadi
perubahan formasi dan jumlah penampil yang akan tampil di hari H pagelaran. Divisi tari menambah
beberapa penampil, divisi randai juga melakukan perubahan gerakan, divisi drama
juga banyak masih ada perubahan pada script,
dan tim musik
masih mencari nada yang pas untuk pembukaan sampai pagelaran.
Musik
harus bekerja secara cepat untuk mencari lagu yang diberi oleh masing-masing
divisi.
Waktu semakin dekat untuk pagelaran
membuat semua divisi menambah porsi latihannya, ada beberapa kali latihan
dilakukan sampai pagi, penampil pergi kuliah dan sorenya kembali latihan seperti
biasa.
Semua dilakukan karena banyak perubahan
yang terjadi dan semangat yang tinggi dari setiap penampil serta dorongan penuh
dari panitia.
Pj
pagelaran memberikan target UP 1, UP 2 dan UP 3 dengan persentase 40%, 70% dan
99%.
Walau
sudah dibuat tiga kali UP. Ternyata, masih banyak penampil yang belum mencapai
hasil maksimal di setiap UP. Kemudian, PJ pagelaran membuat UP setiap hari sampai
sebelum H-2 pagelaran.
Saat Pj pagelaran memberi waktu istirahat 1
hari untuk tidak latihan, seluruh divisi mengulangi latihan sesuai dengan strategi
yang telah disusun masing-masing divisi. Divisi randai menambah gerakan
penutup yang baru, divisi drama juga memaksimalkan penampilan, divisi tari
terus memaksimalkan gerakan, dan musik
diminta
untuk membuat lagu “selamat ulang tahun” oleh panitia. Padahal, saat itu divisi
musik sedang menyempurnakan musik ensambel yang diperkirakan akan memakan waktu
8 – 10 menit untuk penutup pagelaran. Tapi, tidak ada yang menolak pemintaan
lagu tersebut, lagu “selamat ulang tahun” selesai di cari dalam waktu 10 menit
saja untuk semua alat musik.
Minggu,
hari yang dinantipun tiba. Pagelaran lustrum V UPBM Unpad di Sasana Budaya
Ganesha, Bandung dimulai. Sebelumnya
team advance yang lebih dahulu datang
membawa barang-barang yang diperlukan. Panitia sudah menjadwalkan keberangkatan
mulai jam 6 pagi.
Namun, disiplin dari penampil juga belum berubaha, malah ada yang sampai
dijemput ke kosannya untuk berangkat ke Sabuga. Akhirnya semua penampil berangkat
jam 7 yang diakhiri dengan breafing di
sekre UPBM.
Keberangkatan
penampil dibawa oleh tujuh angkot.
Saat yang sama panitia tetap dengan
kesiapan mereka untuk mendisain
panggung seperti lighting dan soundsystem begitu juga yang lain,
setalah sampai di Sabuga para penampil mulai berbenah diri mempersiapkan
penampilannya.
Kekeluargaan
UPBM semakin terlihat dengan banyaknya uda uni UPBM beserta alumni yang juga
datang menyaksikan kesiapan para penampil, disana uda uni yang sudah
berpengalaman dalam Lustrum
IV juga membantu dalam penataan panggung beserta mencek semua peralatan soundsystem yang akan dipakai saat
malamnya.
Kebanyakan uda uda alumni banyak membantu
dalam soundsystem karena soundsystem sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan acara.
Panitia terus bekerja keras dalam mempersiapkan
dan mengatur acara,
ada salah satu uda yang sampai mengeluarkan air matanya
merasa tidak percaya bahwa Lustrum
V akan terjadi dan akan mereka saksikan disaat malamnya. Panitia mulai meminta penampil standby di tempat karena GR akan di
mulai.
Sore pun GR di mulai namun karena
keterbatasan waktu akhirnya GR tidak sempurna di lakukan, kebanyakan GR dari
penari, randai, drama dan musik
dipotong dan hanya diambil sebagiannya saja. Lima menit sebelum acara, para penampil mulai demam panggung,
dimulai dari musik
yang mulai masuk panggung tempat dimana
alat-alat musik di letakkan. Sorak sorai penonton mulai berdatangan
dengan tribun yang belum sampai setengah
penuh, disaat musik
lagi berdiri menunggu instruksi untuk memberi salam.
Para penontonpun mulai memenuhi SABUGA. Dalam hitungan menit tiket sudah
habis terjual,
tribun penonton sudah mulai penuh, diawali dengan tari pasambahan terlebih
dahulu yang merupakan awal di mulainya semua acara dalam rangkaian Lustrum V ini, Tepuk tangan penonton mulai membuat para
penampil grogi setelah menyaksikan tari
pasambahan. Setelah tari pasambahan, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-quran yang kemudian di lanjutkan dengan
selebrasi selamat
ulang tahun untuk UPBM yang ke 25 tahun.
Dengan lagu yang baru di dapatkan di saat
H-1, musik
bisa melakukannya dengan sempurna.
Setelah selebrasi selesai ada pemutaran
trailer untuk memperkenalkan rangkaian acara yang akan di mainkan serta
memperlihatkan persiapan penampil sebelum pagelaran di mulai, setelah itu
pengenalan drama yang langsung dimainkan oleh pemain dramanya, setelah trailer
selesai langsung dibuka dengan randai legaran pertama yang membuat suasana
mulai hidup dan meriah yang kemudian yang lanjutkan dengan drama diawal
kemudian dilanjutkan
dengan tari limpapeh yang merupakan tari yang di mainkan oleh tujuh orang cewek.
Setelah tari selesai dilanjutkan dengan
drama yang di mulai dengan mande(ibu) yang menggendong bayinya yang bernama
malin.
Suasana menyentuh di rasakan penonton di
kala musik menyanyikan lagu yang
berjudul Mande. Malin
mulai dewasa dan ingin pergi merantau yang kemudian dilanjutkan dengan randai
yang kembali menggoyangkan panggung yang membuat suasana semakin hidup. Dalam drama ini semua tari disesuaikan
dengan alur drama yang dimainkan,
penontonpun tidak berhenti tertawa melihat penampilan drama yang dimainkan. Melihat penampilan drama yang di mainkan
secara total sampai sampai saat Black Man
masuk kedalam panggung guna mempersiapkan drama penonton juga bisa ketawa.
Penonton
terbawa dengan lagu yang dinyanyikan
yang sangat menyentuh perasaan, penampilan gemilang tidak hanya dimainkan oleh
drama dan randai, tari panen yang berjumlah sepuluh penampil yang menjadi lima pasangan
menunjukkan keserasiaan para penampil yang membuat penonton terkagum. Kemudian
silek galuik harimau yang juga menggetarkan panggung yang penampil galuik
harimau yang terdiri dari enam orang cowok maco yang mengagumkan.
Dalam drama juga memainkan adegan berkelahi, perkelahian
yang membuat penonton tertawa terbahak-bahak, boleh di bilang lebay tapi itulah
yang membuat penonton berpikiran, perkelahian tidak hanya membuat sakit bagi
yang merasakan dan menakutkan bagi yang melihatnya, namun perkelahian juga bisa
membuat orang kehilangan badmood
karena perkelahian bisa membuat anda yang menyaksikannya menjadi ketawa. Saat
ending
cerita yang berujung pada terjadinya tsunami yang membuat Malin dengan ibunya terpisah, masuk tari rantak yang menggemparkan
panggung dengan hentakan kaki yang keras, tari rantak terdiri
dari sembilan penari yang
gerakanya tidak memakai hitungan dan keras.
Kemudian tari penutup adalah pameman yang
merupakan tari yang memakai enam piring sekaligus tapi itu hanya tiga orang
penari yang memakai
enam piring,
kemudian
dilanjutkan lima orang penari menjadikan tari pamenan berjumlah delapan orang. Decak kagum penonton tidak berhenti
bersorak melihat tari pamenan yang akhir tariaannya masing-masing penari memecahkan
piring yang mereka pegang, stand applause
mengiringi ending tari pamenan yang di lanjutkan dengan ensambel musik yang membuat penonton tidak
hentinya terkagum dengan penampilan Pagelaran
Seni Lustrum V UPBM ini, diawali dengan
lagu Titanic para penonton mulai
merasakan kembali aura Lustrum V ini, semua mata tertuju pada musik yang memainkan ending dari rangkaian acara Lustrum V ini, dilanjutkan dengan lagu
penutupan yang menandakan Lustrum
V telah selesai.
Tangis bahagia tidak hentinya dialami oleh
para penampil terlebih panitia dan uda uni yang akhirnya bersyukur sekali Lustrum V terjadi dimana mereka berdiri
di saat itu di Sasana Budaya Ganesha Minggu, 20 Mei 2012 Bandung.
0 comments:
Post a Comment